Cegah Air jadi Barang Langka dengan 5 Cara Bijak Menggunakannya
3 menit membacaSebagian besar orang di Indonesia mungkin tidak pernah merasakan kesulitan mencari dan menggunakan air bersih.
Bahkan terkesan “take it for granted” atas sumber kehidupan tersebut. Pada kenyataannya, sebagian dari saudara kita merasakan nasib yang berbeda.
Kurang meratanya pasokan air bersih, terus menjadi isu yang belum selesai di Indonesia. Sebanyak 33,4 juta penduduk kekurangan air bersih dan 99,7 juta jiwa kekurangan akses menuju fasilitas sanitasi yang baik.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, capaian akses air bersih yang layak sebenarnya telah menduduki angka 72,55 persen.
Namun, angka itu masih di bawah target Sustainable Development Goals (SDGs) sebesar 100 persen.
Penyebab Krisis Air Bersih
Banyak alasan yang melatarbelakangi krisis air bersih. Seperti bertambahnya jumlah penduduk setiap tahun. Otomatis, berdampak pada kebutuhan air yang meningkat juga.
(Baca juga: Bayar Air Tepat Waktu, Cek Tagihan PDAM dengan Cara Ini)
Melonjaknya kebutuhan air ini akan membuat penggunaan air tanah yang berlebih, sampai ke tahap eksploitasi. Air dalam tanah pun lama-kelamaan habis dan hanya meninggalkan rongga.
Penyebab lainnya ialah daerah resapan yang semakin berkurang untuk menyimpan air.
Lihatlah betapa banyak lahan hijau yang sekarang justru dijadikan mal, apartemen, atau perkantoran.
Ditambah penebangan pohon secara liar dan pihak-pihak yang enggan melakukan reboisasi.
Adanya pemanasan global juga turut membuat air cepat menguap. Belum lagi, pencemaran yang praktis menurunkan kualitas air tersebut.
Hal ini sering dilakukan oknum tak bertanggung jawab dengan sengaja membuang sampah dan limbah ke sungai. Akibatnya? Ketersediaan air bersih hanyalah mimpi.
Waspada Defisit Air Bersih
Tidak ada satupun makhluk baik itu manusia, hewan, atau tumbuhan yang dapat bertahan hidup tanpa adanya air.
Air memainkan peran penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dari mulai mandi, memasak, mencuci, dan lain sebagainya.
Bayangkan orang-orang yang kesulitan air bersih di sejumlah pedalaman. Dengan keterbatasan materi, mereka bahkan terpaksa harus menggunakan air yang tercemar untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Masalah kekurangan air bersih sudah di ujung tanduk. Dampak buruknya amat jelas terlihat dari segi kesehatan.
Para korban defisit air bersih, lebih berisiko terkena berbagai penyakit seperti diare dan cacingan.
Itu semua karena air tercemar yang bercampur dengan bakteri. Sementara, air bersih secara fisik harus memiliki ciri tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, tidak keruh.
Parahnya lagi, krisis air bersih juga menyebabkan meningkatnya angka kematian bayi, terganggunya ekosistem, dan menurunnya kualitas hidup manusia.
Yuk, Lestarikan Air Bersih!
Tidak hanya kerusakan lingkungan yang menyebabkan krisis air bersih. Namun juga tindak pemborosan air.
Banyak orang yang kerap membuang-buang air, seperti dengan atau tanpa sadar membiarkan keran terus menyala.
Sampai kapan kita mau pasrah dengan kondisi defisit air? Selain tindakan nyata dari pemerintah, kesadaran individu untuk melestarikan air bersih pun amat diperlukan.
Berikut sejumlah upaya yang bisa kamu lakukan dalam menghargai air di hari Air Sedunia yang dirayakan setiap 22 Maret dalam kehidupan sehari-hari:
1. Matikan air saat tidak digunakan
Banyak aktivitas di kamar mandi yang sebenarnya tidak begitu membutuhkan air. Tapi kemungkinan kamu sering membiarkannya menyala.
Aktivitas yang dimaksud, seperti ketika menggosok gigi, cuci tangan, atau menyabuni tubuh. Sebelum membilas anggota tubuh hingga bersih, sebaiknya matikan air tersebut.
2. Siram tanaman dengan sisa air minum
Punya air minum yang masih bersisa? Jangan langsung dibuang, lebih baik disiram ke tanaman-tanaman.
Dengan begitu, air akan tersimpan kembali di dalam tanah. Selain menghindari keborosan, tindakan ini sekaligus bisa membantu kehidupan lingkungan alam sekitar menjadi lebih baik.
3. Jangan mandi terlalu lama
Lalu, cobalah untuk tidak mandi terlalu lama. Pangkas waktu mandimu semaksimalnya hingga 5 menit.
Dengan mandi selama 5 menit, kamu membutuhkan air bersih sekitar 30 liter saja.
Hindari juga pengunaan bathtub, karena air yang terpakai bisa mencapai 60 liter.
Sementara itu, bila menggunakan pancuran lebih irit lagi, yakni hanya 60 persen dari penggunaan bathtub atau bak mandi.
4. Membuat lubang bipori
Lubang bipori merupakan media penghijauan untuk membuang sampah organik. Cara membuatnya, cukup bentuk lubang berdiameter 10 cm di halaman rumahmu.
Saat hujan turun, lubang ini akan terisi air. Air tersebut otomatis meresap ke dalam tanah dan diikat sebagai sumber air tanah yang nantinya akan kita butuhkan sebagai suplai air bersih
5. Kurangi siraman pada kloset
Saat menggunakan toilet untuk buang air kecil atau besar, minimalisir juga siraman air pada kloset.
Tidak perlu berlebihan dalam menggunakannya. Selama bau dan kotoran sudah hilang, sebaiknya jangan menyiram kolset berulang-ulang lagi.
Gunakan kloset dengan penyiram ganda yang saat ini banyak tersedia di pasaran.
(Baca juga: Meski Sepele Tujuh Hal Ini Bikin Rumah Kamu Lebih Sehat)
Lewat upaya di atas, memang tidak akan berpengaruh jika dilakukan oleh beberapa individu saja.
Namun bila semua orang melakukan hal ini, tentu akan memberi dampak positif yang signifikan untuk “masa depan” air bersih.
Semoga dalam memperingati Hari Air Sedunia ini, kita semakin sadar dan dapat meningkatkan kebiasaan baik demi menjaga ketersediaan air bersih di lingkungan sekitar.
Perlakukan air layaknya uang yang manfaatnya akan lebih banyak kita rasakan, jika kita mampu menginvestasikannya di tempat yang tepat.
Pilih sendiri jenis investasi yang kamu butuhkan lewat CekAja.com.