Cerita Kopi Kenangan dan Fore Coffee yang Raih Suntikan Dana Milyaran

Startup kopi lokal semakin merajai pasar. Bahkan sejumlah coffee shop seperti Kopi Kenangan dan Fore, diketahui menerima suntikan dana milyaran rupiah!

Bisnis Minuman Es Kopi Susu

Indonesia adalah pengekspor kopi terbesar keempat di dunia. Namun, konsumsi per kapita minuman tersebut sempat mengalami kemerosotan. Hal ini dikarenakan minimnya rantai usaha kopi yang besar dan terjangkau dengan cita rasa lokal.

Kehadiran startup kopi lokal tentu membawa angin segar bagi penikmat kopi. Selain murah, rasanya pun tak kalah dengan peritel kopi yang sudah mendunia seperti Starbucks. Ditambah konsep yang ‘niat’, membuat Kopi Kenangan dan Fore memiliki nilai lebih, baik di mata konsumen ataupun investor.

Kopi Kenangan Tatap Asia Tenggara

Belum genap dua tahun, Kopi Kenangan ramai jadi perbincangan. Dari nama ‘berbau’ mantan, lini kopi milik Edward Tirtanata ini bak magnet yang menarik rasa penasaran konsumen untuk menikmatinya. Selain karena branding unik tersebut, Kopi Kenangan juga menyuguhkan rasa kopi yang khas; campuran espresso, susu, dan gula aren. Ditambah varian kopi lain yang kaya rasa, orisinil, dan inovatif. Hingga kini, Kopi Kenangan memiliki 80 gerai di delapan kota dan melayani hampir satu juta cangkir pesanan kopi setiap bulannya

Edward dan rekan-rekan pendiri Kopi Kenangan, memang diketahui sangat visioner dalam mengembangkan usahanya ini. Mereka tak ingin kopi tersebut berhenti di level UKM saja. Pucuk dicinta ulam pun tiba, Kopi Kenangan berhasil memperoleh suntikan dana sebesar USD20 juta atau sekitar Rp288 milliar (kurs Rp14.400 per dollar AS) dari Sequoia India. Sebelumnya pada Oktober 2018, Kopi Kenangan juga telah mendapat pendanaan institusional pertamanya sebesar USD8 juta dari Alpha JWC Ventures.

Pendanaan itu bermula dari perbincangan para pendiri dengan Sequoia India pada bulan April. Sequoia mengaku terkesan dengan konsep yang diusung Kopi Kenangan, yang sangat  menomorsatukan cita rasa dan pengalaman konsumen. Misalnya penggunaan dompet digital sebagai alat transaksi di gerai offline mereka. Selain untuk promosi, kerja sama dengan e-wallet seperti Dana, OVO, atau LinkAja secara tidak langsung menggiring pembeli dari agar lebih melek teknologi. Jadi, bukan sekedar ikut-ikutan tren menjual kopi susu saja.

Lewat pendanaan baru tersebut, rencananya Kopi Kenangan bakal ekspansi besar-besaran dengan membuka 150 gerai baru sebelum akhir tahun. Serta menargetkan hingga 1.000 gerai di seluruh Indonesia pada 2021. Tidak hanya itu, Edward juga mengagendakan toko kopinya untuk melebarkan sayap ke area yang lebih luas, yakni Asia Tenggara dalam waktu dekat.

(Baca juga: Gatel Pengen Buka Warung Kopi? Begini Cara Urus Izinnya)

Fore Coffee Ikut Cuan

Startup kopi yang mengusung konsep zero waste, Fore Coffee pun bernasib sama dalam hal suntikan dana. Januari 2019 lalu, Fore mengumumkan telah meraih suntikan pendanaan sebesar US$8,5 juta atau setara dengan Rp127 miliar. Pendanaan ini diperoleh dari East Ventures, SMDV, Pavilion Capital, Agaeti Venture Capital, Insignia Ventures Partners, dan beberapa angel investor lain.

Melalui dana segar tersebut, Fore berencana akan menginvestasikannya pada mesin teknologi tinggi untuk menghasilkan kopi dengan kualitas terbaik dan meluncurkan produk-produk baru. Serta mempercepat inovasi dalam memberikan online-to-offline customer experience. Tujuannya agar dapat menghadirkan kopi enak, mudah ditemukan, layanan cepat, dan harga bersahabat.

Berbicara mengenai strategi, Fore Coffee menggunakan online-to-offline (O2O). O2O berarti mengintegrasikan aplikasi mobile dengan kehadiran toko retail, demi mempermudah konsumen dalam memperoleh produk dan layanan sesuai keinginan. Aplikasi Fore inilah yang membuatnya sedikit berbeda dari toko kopi lain. Meski bekerja sama juga dengan ojek online seperti GoFood atau GrabFood. Setidaknya, konsumen jadi punya banyak pilihan.

Dari sisi outlet, Fore Coffee mendesain beberapa gerai mereka khusus untuk melayani pemesanan secara online saja. Sedangkan di mal, outlet yang dibangun umumnya mengusung konsep cafe. Uniknya lagi, Fore di wilayah Sudirman bahkan bisa melayani order selama 24 jam, dan menjadi outlet kopi lokal pertama yang mempunyai fasilitas drive-through.

Fore didirikan oleh Robin Boe, Jhoni Kusno, dan Elisa Suteja. Elisa adalah mantan Associate East Ventures. Adapun fokus bisnisnya menghadirkan specialty coffee guna mendorong permintaan terhadap kopi Arabica.

Dalam waktu lima bulan, toko kopi yang konsisten menjual semua produknya tanpa single use plastic inipun diketahui telah mempunyai enam belas outlet di mal-mal besar Jakarta. Adapun jumlah penjualannya sudah mengantarkan lebih dari 100.000 cangkir kopi per bulan.

Geliat bisnis di dunia perkopian memang sangat menjanjikan. Pasalnya, hampir semua orang menyukai kopi. Akan tetapi, agar sesukses Kopi Kenangan dan Fore, tentu juga harus memikirkan konsep yang berbeda namun diterima masyarakat.

Tertarik berbisnis? Manfatkan fasilitas KTA (Kredit Tanpa Agunan) sebagai modalmu dari CekAja.com.

(Baca juga: Sebelum Ada Kopi Kekinian, Kedai-kedai Ini Sudah Eksis Duluan)