Coffee Morning with The CEO: Pemilu dan Lima Tahun Berikutnya..

Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 sudah di depan mata. Sebanyak 192 juta orang lebih akan mengikuti pemilihan presiden dan anggota legislatif secara serentak. Hal ini sangat membanggakan, lembaga kajian Australia, Lowy Institute menyebut Indonesia menjadi negara penyelenggara pemilihan langsung presiden dengan jumlah pemilih terbanyak di dunia.

Coffee Morning with The CEO: Pemilu dan Lima Tahun Berikutnya

Pemilu kali ini menjadi yang kedua bagi CekAja.com. Perusahaan bernama lengkap PT Puncak Finansial Utama baru saja menginjak usia yang ke-5 tepat di bulan pelaksanaan Pemilu tahun ini.

(Baca juga: Apa Jadinya Pemilu Indonesia Tanpa Suara Perempuan?)

Pagi ini kami ngobrol santai dengan Presiden Direktur CekAja, Agatha Simanjuntak, yang berbagi pandangannya soal Pemilu kali ini.

Apa harapan Anda atas pelaksanaan Pemilu 2019?

What’s meant to be, will be. Meskipun demikian, saya berharap pemimpin 5 tahun ke depan bisa melanjutkan kebijakan-kebijakan yang terus mendukung seluruh industri startup pada umumnya.

Bagi perusahaan financial technology (fintech), kami terutama memerlukan dukungan dari pemerintah, seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia (BI). Selama ini, pemerintah telah membuat kebijakan yang bagus untuk melindungi masyarakat dan pada saat yang sama membantu fintech untuk tumbuh menciptakan inklusi keuangan.

Saya juga berharap semoga pelaksanaan Pemilu tahun ini bisa berjalan secara fair and peaceful. Indonesia adalah negara yang sangat istimewa karena memiliki Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Kita harus selalu ingat itu dan pada akhirnya tetap menghormati perbedaan sesama dan mencintai keutuhan persaudaraan kita.

Dari sudut pandang investor, apa yang diharapkan dari Pemerintah hasil pilihan Pemilu kali ini?

Sebagai pebisnis, tentu yang mereka harapkan dari Pemerintah adalah kemampuan untuk menjaga iklim investasi dan bisnis yang kondusif di Indonesia. Dengan statusnya sebagai entitas ekonomi terbesar di Asia Pasifik, perusahaan-perusahaan startup di Indonesia tumbuh dengan pesat, sehingga kita tidak bisa menutup diri untuk mendapatkan investasi demi menjaga pertumbuhan tersebut. Dampaknya, startup bisa membantu ekonomi dengan membuka lapangan kerja dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

 

Selain dari sisi bisnis, hal apa yang penting dari Pemilu bagi Anda?

Saya pikir, wanita memegang peranan yang sangat penting di masyarakat. Dan hal ini juga berlaku untuk Pemilu. Suara wanita dalam Pemilu itu penting dan krusial bukan hanya di Indonesia tetapi juga di semua negara berkembang maupun maju.

Apa yang menarik dari Pemilu kita tahun ini, ada 96,55 juta pemilih wanita yang terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan 96,27 juta pemilih pria. Bayangkan, besarnya pengaruh suara wanita dalam Pemilu karena rasionya 50:50 dengan pria.

Mengapa suara wanita itu penting?

Maybe I’m a bit biased. Tapi saya percaya wanita punya intuisi lebih kuat dan lebih sensitif atas hal-hal di sekitarnya. Wanita biasanya memilih bukan untuk kepentingannya sendiri, tetapi juga untuk kesejahteraan keluarga, pendidikan, keadilan, kesetaraan untuk semua gender, upaya perbaikan kondisi lingkungan dan pemanasan global, sampai hak-hak kelompok minoritas.

Sejauh ini saya melihat, masih banyak ruang untuk improvement, misalnya dalam hal-hal perlindungan wanita yang masih dianggap tabu atau membuka akses pendidikan yang lebih merata bagi setiap anak di Indonesia.

(Baca juga: Baru Pertama Kali Ikut Pemilu? Ini Tahapan Nyoblos yang Benar)

Saya berharap kaum wanita tahu betapa pentingnya suara kita dan memberikan suaranya untuk pemimpin yang benar-benar bekerja demi hal-hal yang penting walaupun bukan issue mainstream, seperti ekonomi.

Demikian perbincangan kami dengan Presiden Direktur CekAja, Agatha Simanjuntak terkait topik Pemilu 2019. Tentunya kita semua berharap Pemilu kali ini bisa menghasilkan Pemimpin yang terbaik bagi seluruh masyarakat Indonesia.