Dana Pinjaman Untuk Bisnis Baju Muslim, Laris Saat Lebaran
6 menit membacaKebutuhan masyarakat atas busana Islami kian meningkat seiring tumbuhnya kesadaran masyarakat atas kewajiban mengenakan busana sesuai ajaran agama.
Terlebih lagi, pada suasana Ramadan saat ini membuat kian banyak masyarakat yang mencari busana muslim. Yang nantinya dikenakan pada bulan suci dan juga pada saat hari raya Idul Fitri nanti.
Kondisi ini tentu memberikan peluang bisnis bagi kamu yang memang memiliki jiwa bisnis. Ataupun yang ingin memulai untuk bisnis. Bisnis busana muslim memiliki pangsa pasar yang cukup menjanjikan di Indonesia.
Berdasarkan data dari Thomson Reuters, pangsa pasar ekonomi Islam diperkirakan terus tumbuh hingga USD3.007 miliar pada tahun 2023 yang didukung oleh jumlah penduduk muslim dunia yang mencapai 1,8 miliar atau 24 persen dari populasi global dan pesatnya populasi generasi muslim milenial.
Indonesia merupakan konsumen busana muslim terbesar ketiga di dunia yang menghabiskan sebesar USD20 miliar atau sekitar Rp300 triliun.
Produk fashion muslim Indonesia potensial sebagai komoditas untuk mengintegrasikan kerja sama internasional dan menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal global.
Berdasarkan data tersebut, maka tidak ada salahnya untuk kamu mencoba bisnis busana muslim. Namun, apabila kamu terganjal masalah permodalan untuk memulai bisnis ini, kamu bisa memperoleh modal dari beberapa sumber pembiayaan, antara lain:
Kredit Tanpa Agunan
Kredit Tanpa Agunan bisa menjadi sumber pembiayaan yang potensial untuk memulai bisnis busana muslim. Walaupun pada dasarnya KTA diperuntukkan untuk pinjaman konsumtif. Namun tidak ada salahnya dipakai untuk keperluan bisnis.
Proses pengajuan kredit ini relatif mudah. Karena setiap bank bersaing untuk memberikan kredit melalui produk KTA. Sehingga sudah banyak bank yang memiliki layanan pengajuan KTA secara online, tanpa perlu datang ke kantor cabang bank terdekat.
Kelebihan dari KTA adalah tidak perlu ada aset yang diagunkan untuk bisa mendapatkan dana pinjaman dari bank. Secara umum, persyaratan yang perlu dipersiapkan untuk pengajuan KTA tidak jauh berbeda antara satu bank dengan bank lainnya, yakni:
- Berkewarganegaraan Indonesia
- Usia minimal 21 tahun dan maksimal 55 tahun
- Berpenghasilan tetap minimal Rp2,5 juta per bulan
- Fotokopi KTP, KK, dan surat nikah bila sudah berkeluarga
- Fotokopi NPWP pribadi ataupun SPT PPh 21
- Cetak rekening tabungan 3 bulan terakhir
- Surat Keterangan Kerja asli dan slip gaji
- Tagihan kartu kredit terakhir bila ada
- Salinan SIUP, TDP, NPWP perusahaan untuk wiraswasta
- Salinan izin praktik profesional untuk profesi tertentu
- Salinan laporan keuangan untuk wiraswasta
- Materai
Bunga yang ditawarkan kredit tanpa agunan juga relatif kompetitif, dengan rata-rata bunga per bulannya sebesar 1,5 persen. Faktor yang memengaruhi besaran bunga adalah jumlah pinjaman dan tenor masa kredit yang diambil.
Melalui KTA, kamu bisa mendapatkan limit pinjaman yang relatif besar. Bisa sampai Rp350 juta dengan tenor kredit mulai dari 12 bulan hingga 60 bulan.
Sebelum mengajukan KTA, ada baiknya kamu melakukan perbandingan dahulu antara layanan KTA pada satu bank dengan bank lainnya. Untuk mencari proses pengajuan yang paling mudah, serta biaya dan suku bunga yang lebih ringan. Sehingga bisa menguntungkan kamu pada saat proses pembayaran cicilan per bulannya.
Kamu bisa memulai bisnis busana muslim menggunakan dana pinjaman dari bank melalui produk Kredit Tanpa Agunan. Yang sebagian dari keuntungannya bisa digunakan untuk membayar cicilan bulanan dari kredit tersebut.
Pembiayaan Ultra Mikro (UMi)
Sumber pembiayaan untuk modal usaha bisnis busana muslim lainnya bisa berasal dari Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) yang merupakan program tahap lanjutan dari program bantuan sosial menjadi kemandirian usaha yang menyasar usaha mikro yang berada di lapisan terbawah, yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
UMi merupakan program dari pemerintah yang memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). UMi adalah program pembiayaan dari pemerintah untuk memberdayakan masyarakat, khususnya ibu rumah tangga. Sehingga sangat cocok untuk ibu rumah tangga yang ingin berbisnis busana muslim.
Pemerintah menunjuk Badan Layanan Umum Pusat Investasi Pemerintah (BLU PIP) sebagai coordinated fund pembiayaan UMi.
Lembaga yang saat ini menyalurkan pembiayaan UMi antara lain: PT Pegadaian (Persero), PT Bahana Artha Ventura, serta PT Permodalan Nasional Madani (Persero).
Sumber pendanaan program ini berasal dari APBN, kontribusi pemerintah daerah, dan lembaga-lembaga keuangan, baik domestik maupun global.
BLU PIP memberikan pinjaman ke LKBB dengan bunga 2-4 persen per tahun. Sementara bunga yang dikenakan LKBB untuk debitur bervariasi, mulai dari 8-12 persen per tahun. Besaran bunga ini jauh lebih ringan daripada pinjaman dari perbankan seperti Kredit Tanpa Agunan.
Namun, berbeda dengan kredit tanpa agunan, pinjaman dari program UMi ini menawarkan pinjaman jangka pendek, dengan tenor hingga 48 bulan dan plafon pinjaman hingga Rp10 juta. Dengan catatan usaha yang dibiayai program ini masih masuk dalam kategori usaha mikro. Usaha baju muslim bisa masuk ke dalam kategori usaha mikro ini.
Sebagai catatan, untuk bisa mendapatkan pinjaman tanpa agunan dari pembiayaan UMi ini, proses pengajuan harus dilakukan secara kelompok. Sehingga LKBB terkait dapat memberikan pendampingan dan pelatihan secara intensif. Sehingga pengelolaan dana pinjaman dan pelaksanaan usaha jadi lebih efektif.
Setelah usaha yang dijalani berkembang dan debitur memiliki aset yang dapat dijaminkan, barulah debitur bisa lepas dari kelompok dan dapat mengambil pinjaman dengan skema individu.
Agar bisa mengajukan pembiayaan dari UMi, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon debitur, antara lain:
A. Tidak sedang dibiayai oleh lembaga keuangan/koperasi
B. Warga Negara Indonesia (WNI) dan memiliki KTP
C. Memiliki izin usaha/keterangan usaha dari instansi pemerintah dan/atau surat keterangan usaha dari penyalur
Kredit Usaha Rakyat
Sumber pembiayaan untuk bisnis baju muslim lainnya adalah melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang juga merupakan program pemerintah untuk memberikan pembiayaan kepada masyarakat yang ingin menjalankan usaha atau yang sudah memiliki usaha baik skala mikro ataupun ritel.
Dana KUR bisa disalurkan untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah, calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja di luar negeri, calon pekerja magang di luar negeri, serta anggota keluarga dari karyawan/karyawati yang berpenghasilan tetap atau bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia.
Selain itu, KUR juga bisa disalurkan untuk TKI yang pernah bekerja di luar negeri, pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja, pelaku UMKM di wilayah perbatasan dengan negara lain, ataupun kelompok usaha seperti kelompok usaha bersama (KUBE), Gabungan Kelompok Tani dan Nelayan (Gapoktan), dan kelompok usaha lainnya.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menjelaskan bahwa kriteria usaha yang bisa mendapatkan pendanaan KUR antara lain:
- Terdiri atas seluruh anggota yang memiliki usaha produktif dan layak. Dan/atau diperbolehkan beberapa anggota merupakan pelaku usaha pemula;
- Dalam hal anggota Kelompok Usaha terdapat pelaku usaha pemula maka harus memiliki surat rekomendasi pengajuan kredit/pembiayaan dari Ketua Kelompok Usaha;
- Kegiatan Usaha dapat dilakukan secara mandiri dan/atau bekerja sama dengan mitra usaha;
- Kegiatan Kelompok usaha dilaksanakan untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggotanya;
- Kelompok Usaha telah memiliki surat keterangan Kelompok Usaha yang diterbitkan oleh dinas/ instansi terkait dan/atau surat keterangan lainnya;
- Pengajuan permohonan kredit/pembiayaan dilakukan oleh Kelompok Usaha melalui ketua Kelompok Usaha dengan jumlah pengajuan berdasarkan plafon kredit/pembiayaan yang diajukan oleh masing-masing anggota Kelompok Usaha;
- Perjanjian kredit/pembiayaan untuk Kelompok Usaha dilakukan oleh masing-masing individu anggota Kelompok Usaha dengan Penyalur KUR;
- Dalam hal hasil penilaian Penyalur atas pengajuan kredit/pembiayaan yang dilakukan oleh Kelompok Usaha membutuhkan agunan tambahan maka Kelompok Usaha dapat memberikan agunan tambahan kolektif yang bersumber dari aset Kelompok Usaha itu sendiri atau aset dari sebagian anggota Kelompok Usaha yang dapat dipertanggungjawabkan melalui mekanisme tanggung renteng;
- Dalam hal terdapat kegagalan pembayaran angsuran kredit/pembiayaan maka ketua Kelompok Usaha mengkoordinir pelaksanaan mekanisme tanggung renteng antar anggota Kelompok Usaha.
Terkait tenor pinjaman, pembiayaan melalui KUR memiliki tenor pinjaman yang berbeda-beda, tergantung dengan peruntukan usaha dari pinjaman tersebut.
(Baca Juga: Cari Penyedia Pinjaman Plafon 30 Juta? Cek Disini)
Tenor pinjaman pada produk KUR Mikro paling lama 3 tahun untuk kredit ataupun pembiayaan modal kerja, atau paling lama 5 tahun untuk kredit ataupun pembiayaan investasi.
Namun, apabila diperlukan, tenor pinjaman tersebut bisa diperpanjang menjadi maksimal 4 tahun untuk pembiayaan modal kerja di 7 tahun untuk pembiayaan investasi yang terhitung sejak waktu tanggal perjanjian kredit atau pembiayaan awal.
Selanjutnya, jangka waktu pinjaman untuk KUR Ritel juga sama dengan KUR Mikro. Begitupun dengan skema perpanjangan waktunya.
Sementara untuk jangka waktu pinjaman KUR penempatan TKI paling lama sama dengan masa kontrak kerja dan tidak melebihi jangka waktu paling lama 3 tahun.
Suku bunga kredit yang berlaku untuk seluruh jenis KUR sangat terjangkau. Bahkan jauh lebih rendah dari suku bunga pada kredit tanpa agunan, yakni hanya 7% per tahun. Karena mendapatkan subsidi bunga dari pemerintah.
Total plafon pembiayaan dari KUR ini sebesar Rp25 juta hingga Rp500 juta tergantung pada jenis usaha yang diajukan.
Ketiga jenis sumber pembiayaan tersebut bisa menjadi alternatif untuk mendapatkan pembiayaan sebagai modal untuk memulai usaha bisnis baju dan busana muslim. Sehingga bisa membantumu untuk memiliki usaha dan berkembang menjadi pengusaha yang lebih besar suatu waktu nanti.