Darurat Kabut Asap: Pahami Dampak dan Bagaimana Cara Melindungi Diri

Beberapa daerah antara lain di Sumatra dan Kalimantan belakangan ini tengah terkena bencana kabut asap akibat kebakaran hutan. Bencana kabut asap berdampak terhadap berbagai hal termasuk kesehatan. Bagi kamu yang tinggal di wilayah yang terkena bencana kabut asap tentu harus melindungi diri.

bencana kabut asap

Pada Buku Penanggulangan Krisis Kesehatan untuk Anak Sekolah (seri kabut asap) dari Kementerian Kesehatan dijelaskan, kebakaran hutan dapat terjadi secara alami karena lelehan lahar gunung api, petir, dan gesekan antar pepohonan. Sambaran petir serta gesekan pohon dapat berubah menjadi kebakaran apabila kondisi mendukung, seperti adanya kekeringan panjang.

Kebakaran hutan juga dapat disebabkan oleh kegiatan manusia yang disengaja atau tidak disengaja. Kebakaran secara sengaja misalnya pembakaran untuk pembukaan lahan dan eksploitasi sumber daya alam. Sementara kebakaran yang tidak disengaja karena api unggun, puntung rokok, hingga pembakaran sampah.

Di Indonesia, sebagian besar kebakaran hutan adalah akibat aktivitas manusia baik sengaja maupun tidak sengaja. Hanya sedikit diantara kejadian kebakaran hutan yang terjadi secara alamiah. Pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit dan Hutan Tanaman Industri diduga menjadi penyebab utama kebakaran hutan sejak tahun 1980-an.

Dampak Kesehatan Akibat Kabut Asap

Kabut asap memicu timbulnya berbagai masalah kesehatan. Buku Penanggulangan Krisis Kesehatan untuk Anak Sekolah (seri kabut asap) juga membahas berbagai masalah kesehatan yang muncul akibat kabut asap yaitu:

  • Infeksi Saluran Pernafasan Atas

Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) sebenarnya disebabkan oleh infeksi virus, bukan oleh kabut asap. Namun, gangguan pernafasan juga dapat dipicu oleh paparan polusi udara yang parah serta sistem kekebalan tubuh yang lemah. Dalam kondisi seperti itu, infeksi virus akan lebih mudah terjadi karena kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi berkurang.

  • Asma

Asma juga dapat disebabkan oleh kualitas udara yang buruk, selain faktor genetik. Kabut asap membawa partikel berukuran kecil yang masuk lewat saluran pernafasan dan menyebabkan gangguan layaknya asap rokok.

  • Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

Yayasan Paru-paru Kanada menyebutkan kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan bisa berakibat fatal pada penderita PPOK, karena akan mengurangi atau memperburuk kinerja paru-paru. Semakin lama pasien terpapar kabut asap, semakin besar juga risiko kematiannya.

  • Penyakit jantung

Kabut asap membawa partikel mini PM2.5 yang bisa masuk ke dalam tubuh lewat saluran pernafasan. Studi dari California Environmental Protection Agency tahun 2014 memperlihatkan pasien yang terpapar kabut asap dalam waktu lama lebih berisiko terkena serangan jantung atau stroke.

  • Iritasi

Dalam bentuk yang paling ringan, paparan kabut asap bisa menyebabkan iritasi pada mata, tenggorokan, hidung serta menyebabkan sakit kepala atau alergi. Masker wajah tidak melindungi tubuh dari partikel ekstra kecil yang dibawa kabut asap.

(Baca juga: Maluku Dilanda Gempa, Siapkan Asuransi Bencana Yuk!)

Lindungi Diri dari Bencana Asap

Kamu yang tinggal di wilayah yang terkena bencana kabut asap tentu harus memikirkan upaya untuk melindungi diri dan keluarga. Upaya melindungi diri dari bencana asap seperti yang termuat dalam  Buku Penanggulangan Krisis Kesehatan untuk Anak Sekolah (seri kabut asap) adalah sebagai berikut:

  • Hindari atau kurangi aktivitas di luar ruangan, khususnya bagi penderita penyakit jantung dan gangguan pernafasan.
  • Pakai masker jika terpaksa pergi keluar.
  • Bagi yang punya gangguan paru dan jantung sebelumnya, konsultasilah ke dokter untuk perlindungan tambahan sesuai kondisi.
  • Selalu lakukan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), seperti makan bergizi, jangan merokok, dan istirahat yang cukup.
  • Lindungi penampungan air minum dan makanan dengan baik.
  • Cuci sayuran dan buah-buahan sebelum dikonsumsi, begitu pula dengan bahan makanan dan minuman perlu dimasak dengan baik.
  • Lebih banyak dan lebih sering minum air putih.
  • Upayakan agar polusi di luar tidak masuk ke dalam rumah/sekolah/kantor dan ruang tertutup lainnya.

(Baca juga: Mengenal Dato Sri Tahir Si Tajir yang Selalu Hadir di Setiap Bantuan Bencana)

Lakukan Ini di Rumah Ketika Bencana Kabut Asap Melanda

Apa yang bisa kita lakukan di rumah ketika bencana kabut asap melanda? Buku Penanggulangan Krisis Kesehatan untuk Anak Sekolah (seri kabut asap) menganjurkan hal-hal antara lain:

  • Pastikan pintu dan jendela rumah selalu tertutup rapat. Jika di rumah memiliki exhaust fan, maka matikan dan tutup rapat celah yang ada pada exhaust fan.
  • Segel ruangan di sekitar jendela, dinding yang retak atau bukaan ke luar lainnya dengan dempul atau perekat atau kain basah.
  • Pastikan alat pendingin udara (AC) beroperasi sepanjang waktu. Jika tidak memiliki AC, letakan kain basah diseluruh jendela dan ventilasi. Cuci dan basahkan kembali kain sesuai kebutuhan.
  • Jangan melakukan aktivitas yang akan menambah jumlah asap seperti membakar sampah dan lain sebagainya.
  • Mempromosikan tentang PHBS kepada keluarga, tetangga atau perkumpulan remaja di lingkungan rumah.

Nah, selain itu, jangan lupa untuk selalu lindungi diri dan keluargamu dengan asuransi kesehatan terbaik ya! Cek pilihannya di CekAja.com!