Evolusi Industri Radio: Beradaptasi dengan Digitalisasi
3 menit membacaPenyiaran memberi peran yang begitu penting dalam suatu negara. Dengan adanya media seperti radio dan televisi, masyarakat dapat memperoleh informasi secara cepat dan aktual. Itulah mengapa, Hari Penyiaran Nasional digagaskan sejak 2010 lalu.
Setelah lama menanti, Presiden Joko Widodo pun resmi menetapkan 1 April sebagai Hari Penyiaran Nasional dengan ditandatanganinya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 9 Tahun 2019. Tanggal itu dipilih lantaran pada 1933, berdiri radio milik Indonesia pertama yang bernama Solosche Radio Vereeniging (SRV). SRV menjadi radio ketimuran pertama yang didirikan oleh anak bangsa lewat KGPAA Mangkunegoro Vll di Solo Jawa Tengah.
Jika selama ini orang mengenal hari tersebut sebagai April Mop, insan penyiaran memiliki aspirasi yang berbeda. Lewat Hari Penyiaran Nasional, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara pun berharap penyiaran Indonesia dapat mempersatukan bangsa dengan memberi lebih banyak konten-konten positif.
Lantas, sejauh mana kamu mengenal penyiaran di Indonesia? Khususnya radio, yuk kenali transformasi industrinya di sini!
Perjalanan radio dari masa ke masa
Radio adalah media penyiaran elektronik tertua, sekaligus menjadi bagian penting dari sejarah Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda, muncul radio pertama yang bernama Bataviase Radio Vereniging. Akan tetapi, radio tersebut berada di bawah pengawasan asing. Bahkan sekalipun bermunculan radio lain, mereka hanya menyiarkan berbagai program siaran yang berisi berbagai jenis-jenis berita terkait dengan kepentingan para meneer. Mulai dari untuk mempertajam kuku penguasaan hingga perdagangan.
Kenyataan inilah yang mendorong kaum pribumi kemudian mendirikan stasiun radio siaran milik sendiri. Lima tahun setelah peristiwa Sumpah Pemuda, tepatnya tanggal 1 April 1933, Solosche Radio Vereniging (SRV) pun didirikan.
(Baca juga: Jangan Dibuang, Begini Cara Jadikan Barang Bekas Jadi Uang)
Pada era Orde Baru, siaran radio sepenuhnya diselenggarakan melalui Radio Republik Indonesia atau RRI. Seiring dengan pemerintahan yang berganti, di masa reformasi peran radio mulai beragam. Tak hanya sebagai media penyampai informasi, namun juga sarana hiburan untuk memutar lagu-lagu hits dari dalam dan luar negeri. Semua disajikan dan dikemas sesuai dengan kode etik wartawan yang berlaku di Indonesia.
Awal kemunculan Podcast
Modernisasi penyiaran mulai terlihat ketika Podcast muncul di tahun 2007. Sering disamakan dengan radio, Podcast adalah rekaman audio yang dapat didengarkan oleh khalayak ramai. Namun kedua hal tersebut sebenarnya juah berbeda, karena podcast kontennya rata-rata diisi oleh rekaman bukan siaran langsung.
Istilah Podcast berasal dari gabungan kata kata “iPod” dan “Broadcasting”. Sementara iPod merupakan salah satu produk dari Apple, brand raksasa teknologi Amerika Serikat yang pastinya tak asing lagi di telingamu. Berikut adalah beberapa kelebihan yang diberikan Podcast untuk setiap pendegarnya:
- Banyak pilihan, ada ratusan kategori podcast yang bisa kamu dengarkan. Mulai dari teknologi, musik, sampai bisnis.
- Tidak ada iklan yang menginterupsimu selayaknya di radio.
- Fleksibel, tidak perlu menunggu siaran di jam tertetu untuk mendengarkan podcast favorit. Bahkan bisa mengulangnya berkali-kali.
Sayangnya, perlu diakui minat untuk mendengarkan podcast kini sudah menurun drastis. Bergeser dengan konten vlog yang kian hits di platform berbagi video seperti Youtube.
Evolusi radio streaming
Saat media cetak mulai berguguran di era digital ini, lain cerita dengan radio. Keberadaanya tetap dinanti setiap pendengar. Hanya saja, perangkat untuk mendengarkan radio kini lebih beragam seiring dengan perkembangan internet.
Masyarakat tidak perlu lagi membeli perangkat radio sekadar untuk mendengarkan siarannya. Cukup dengan mengakses internet lewat berbagai media elektronik masa kini seperti smartphone, tablet, komputer, atau laptop.
Beberapa stasiun radio terkemuka juga mulai masuk dalam layanan ini. Sebutlah Prambors, 99ers Bandung, JakFM, Elshinta, HardRock FM, dan masih banyak lagi perusahaan radio lainnya.
Bila menilik dari sisi kepraktisan, bukan tidak mungkin radio streaming online akan menggantikan radio konvensional. Terlebih untuk menikmati layanannya, pengguna tidak perlu mebayar uang sepeser pun. Cukup mengunjungi website atau download aplikasinya, lalu dengarkan sepuas hati.
(Baca juga: Selain Bermusik, Ini Mesin Uang yang Dihasilkan Slank)
Hal ini jelas tidak akan menggeser industri radio itu sendiri, bahkan menambah jumlah pendengarnya dari berbagai generasi.
Itulah sekilas cerita mengenai perjalanan industri radio di Indonesia yang selalu bertransformasi, dari masa ke masa. Semoga peringatan Hari Penyiaran Nasional ini menjadi momentum bagi media elektronik untuk merawat kebhinekaan melalui penyiaran yang sehat, berkualitas, dan dapat terus menghibur pendengar setianya.
Seperti halnya CekAja yang tetap setia membantu kamu dalam memilih produk finansial terbaik sesuai kebutuhan. Mulai dari kartu kredit, asuransi, kredit tanpa agunan, kredit pemilikan rumah, dan masih banyak lagi.