Gak Mau Masa Depan Ambyar? Hindari 5 Kebiasaan Buruk Ini!

Perencanaan keuangan adalah salah satu faktor kunci keberhasilan di masa depan. Sebanyak apapun penghasilanmu, kalau kamu tidak bisa mengelolanya, semua akan habis begitu saja. Sebaliknya meski penghasilanmu tidak terlalu besar namun baik dalam pengelolaan, finansial kamu menjadi lebih terjamin.

perencana keuangan

Berdasarkan survei, generasi milenial diprediksi sulit memiliki rumah. Selain kenaikan harga rumah yang semakin tinggi, hal itu juga disebabkan oleh gaya hidup anak muda yang cenderung hidup untuk hari ini atau dengan kata lain, boros.

Ya, bukan berarti kita tidak boleh menikmati hidup. Tentu saja kita harus menikmati hidup karena kita tidak akan terus berusia muda selamanya.

Pengelolaan keuangan yang baik akan membantu kita tetap bisa bersenang-senang di masa muda, tapi tetap memiliki jaminan kesejahteraan di masa tua.

Mumpung jalan masih panjang, yuk mulai dari sekarang! Berikut ini kebiasaan buruk yang harus kamu hindari kalau kamu mau memiliki masa depan yang sejahtera.

1. Boros

Boros

Dengan masifnya iklan juga peran influencer di media sosial, rasanya sangat sulit mengendalikan diri untuk tidak membeli semua barang yang dijajakan.

Kecenderungannya adalah mengikuti tren sesaat, seperti membeli tas atau sepatu merek tertentu hanya supaya dianggap sebagai bagian dari kaum hypebeast. Padahal, kondisi keuangan belum tentu mampu untuk selalu membeli barang-barang tersebut.

(Baca juga:  Mengintip Uang Jajan Anak Selebriti dan Tips Mencegah Anak Jadi Boros)

2. Terlalu banyak cicilan

 

Terlalu banyak cicilan

 

Salah satu hal buruk yang kerap kita lakukan adalah mudah menerima tawaran kredit barang. Sekarang misalnya, belanja di marketplace dengan nominal tertentu sudah bisa menggunakan kredit dengan bunga 0%. Prosesnya juga sangat mudah dan sederhana.

Kemudahan-kemudahan ini membuat banyak orang secara impulsif menumpuk barang yang tidak mereka butuhkan dan sebenarnya tidak mampu mereka beli. Baru pusing ketika sadar harus bayar tagihan.

3. Gak ganti gadget gak asik

Gak ganti gadget gak asik

Lagi-lagi penyebabnya sama. Malu atau gengsi kalau gadgetnya bukan keluaran terbaru. Merasa bangga kalau bisa terus up to date. Padahal sebenarnya, gadget yang sebelumnya masih baik-baik saja.

Masih sangat bisa digunakan dengan fungsi yang persis sama. Ini adalah contoh pengeluaran yang sia-sia. Apalagi dengan perkembangan gadget yang sangat cepat. Yakin mau terus ngejar?

4. Merasa puas dan nyaman

 

Merasa puas dan nyaman

 

Banyak anak muda yang merasa sudah cukup puas dengan penghasilannya sekarang. Pekerjaan bagus, gaji tetap yang cukup untuk membiayai gaya hidup khas kelas menengah rasanya cukup nyaman.

Kemudian lupa menyisihkan sebagian penghasilan untuk investasi. Kalau kamu termasuk golongan ini, mungkin ada baiknya kamu tinjau ulang pengeluaranmu. Pangkas yang tidak terlalu perlu dan investasikan untuk masa depan.

5. Nongkrong tak kenal waktu

Nongkrong tak kenal waktu

Ini penulis akui sendiri memang termasuk salah satu hal yang sangat sulit untuk dihindari. Kebutuhan meet up dengan teman maupun klien di luar jam kerja, menghabiskan banyak sekali anggaran.

Menjamurnya tempat nongkrong yang cozy  di hampir setiap sudut kota, membuat kamu merasa sah saja menghabiskan waktu di sana. Padahal harga makan dan minuman yang ada terbilang cukup tinggi.

Untuk ini, kita bisa mencoba dengan misalnya, mengurangi frekuensinya. Maka dari itu, nongkronglah seperlunya.

Tips merencanakan keuangan untuk milenial

Itu tadi adalah kebiasaan buruk yang harus dihindari dalam hal keuangan. Lalu apa saja hal yang harus dilakukan agar keuangan tetap sehat? Berikut ini beberapa tips perencanaan keuangan yang bisa kamu coba.

1. Disiplin menyisihkan sebagian penghasilan bulanan

 

Disiplin menyisihkan sebagian penghasilan bulanan

Berapapun penghasilanmu, banyak atau sedikit, kamu harus disiplin menyisihkan sebagiannya untuk ditabung. Jangan menunggu penghasilanmu banyak.

Mulai sekarang juga berapapun jumlahnya. Besarnya tergantung pada kebijakanmu sendiri disesuaikan dengan kondisi finansialmu sekarang. Terpenting adalah tetap ada bagian yang harus disisihkan.

2. Disiplin mencatat pengeluaran

 

Disiplin mencatat pengeluaran

 

Catatan keuangan ini sangat berguna untuk mengontrol diri kita dalam membelanjakan uang. Dengan adanya pengeluaran yang jelas dan rinci, kita bisa melihat kembali dan dengan demikian menjadi tahu pos mana saja yang berlebihan dan tidak perlu sehingga kita bisa menguranginya.

Catatan ini juga membantu kita memantau kondisi keuangan bulanan, sehingga kita tidak membelanjakan uang melebihi kemampuan, juga menjaga dari masalah klise bokek di akhir bulan.

3. Siapkan dana pensiun

 

Siapkan dana pensiun

Kalau kamu bukan pegawai dengan jaminan uang pensiunan, maka uang pensiun ini menjadi tanggung jawabmu sendiri. Mau tidak mau, kamu harus menabung. Sekarang sudah banyak pilihan investasi yang bisa kamu coba.

Biasanya, bank atau perusahaan asuransi menyediakan program tabungan berjangka hingga rentang usia yang kita pilih. Mau pensiun di usia berapa? 45, 50, atau 55?

Kita bisa memilih sendiri disesuaikan dengan kemampuan menabung tiap bulan. Program semacam ini biasanya dilakukan dengan pendebitan otomatis dari rekening sehingga kita tidak akan lupa.

(Baca juga:  4 Tips Kelola Duit Secara Pintar di Masa Pensiun)

4. Ikut asuransi kesehatan dan asuransi jiwa sejak dini

 

Ikut asuransi kesehatan dan asuransi jiwa sejak dini

 

Banyak orang meremehkan asuransi kesehatan dan jiwa. Padahal asuransi penting untuk melindungi diri kita sendiri. Kita boleh merasa muda dan kuat, namun siapa yang tahu? Hal-hal yang tidak diinginkan bisa terjadi kapan saja.

Kalau urusannya adalah kesehatan, biasanya biayanya tidak sedikit. Itulah mengapa memiliki asuransi adalah hal wajib.

Setidaknya, ikutilah program BPJS kesehatan dari pemerintah. Jadi jika tiba-tiba sakit, kamu tidak perlu makin menderita karena memikirkan biayanya.

5. Batasi penggunaan kartu kredit

 

Batasi penggunaan kartu kredit

 

Sebenarnya, di usia kita yang masih muda, belum tentu perlu untuk mengantongi kartu kredit. Baiklah, kalau memang sangat perlu, tapi, kalau kartu kreditmu hanya digunakan untuk membeli barang-barang konsumsi tidak penting, sebaiknya hindari penggunaan kartu kredit.

Dengan adanya kartu kredit, kita akan merasa lebih dimudahkan, sehingga kontrol diri pun jadi makin sulit. Hal ini hanya akan menambah beban keuangan karena tagihan-tagihan yang tak terkendali.

Oleh karena itu, sebaiknya hindari penggunaan kartu kredit kecuali memang perlu dan kita sudah bisa mengendalikan diri dalam hal penggunaannya.

Nah itulah kebiasaan buruk yang harus kamu hindari sekaligus tips untuk mengatur keuangan yang bisa kamu coba.