Hindari Kesalahan Kesalahan Peminjam KTA Yang Perlu Kamu Tahu!

Kredit Tanpa Agunan (KTA) masih menjadi primadona bagi orang yang membutuhkan dana darurat. Meski sedikit lebih rumit nyatanya KTA tetap lebih mudah didapatkan. Apalagi mereka yang sudah memiliki catatan baik di perbankan.

Kesalahan Peminjam KTA

Pinjam uang dalam bentuk KTA misalnya tetap relatif lebih murah dan tidak memerlukan agunan atau jaminan apapun. Selain itu, bunga yang relatif lebih kecil, termasuk dibandingkan pinjaman online tentu menjadi daya tarik yang utama.

Ditambah lagi, soal periode tenor cicilan yang sangat jauh lebih panjang dibandingkan pinjaman online, yakni dari 12 hingga 60 bulan. Selain itu, ada asuransi yang tentu saja tidak dimiliki produk dari pinjaman online manapun dengan limit pinjaman hingga Rp300 juta.

Sayangnya, meski mudah tentu saja KTA pun masih memiliki kekurangan. Misalnya, catatan (track record) buruk di perbankan, waktu cair yang relatif lama, yaitu 14-21 hari kerja, sementara pinjaman online ada yang hanya beberapa menit saja.

Soal biaya provisi juga menjadi hal yang tidak disukai pengguna KTA, selain juga biaya pelunasan yang biasanya ditentukan dan berbeda oleh setiap bank yang digunakan.

Oleh karena itu, kalau kamu adalah salah satu pengguna KTA hindarilah beberapa kesalahan yang kerap dilakukan oleh peminjam KTA.

Tidak Jujur

Jujur dalam segala hal memang sangat diperlukan, tidak terkecuali dalam pinjam-meminjam uang, apalagi kalau menyangkut lembaga resmi. Bagi pihak perbankan, kejujuran menjadi hal yang wajib dipenuhi.

Nasabah diminta jujur dan mengungkapkan semua hal mengenai kondisi, yang kerap kali dipalsukan agar mendapatkan dana. Padahal, ketidakjujuran ini akan berakibat secara jangka panjang, termasuk juga pihak yang berwajib.

Apalagi jika sampai menggunakan cara licik dengan memalsukan data orang lain atau berperan sebagai orang kaya yang bisa melunasi utang dalam waktu cepat sehingga dapat memperoleh dana KTA yang tinggi.

Bila petugas bank bertanya mengenai semua kondisi keuangan secara nyata, maka sebaiknya ungkapkanlah dengan jujur agar tidak bermasalah di kemudian harinya.

Berbohong mengenai utang akan membuat kesusahan di kemudian harinya, boleh jadi bukan hanya terhadap diri kamu, namun juga orang-orang terdekat.

Selain itu, masalah tidak jujur ini juga sangat berkaitan dengan berbagai hal administrasi. Bank biasanya meminta calon nasabah KTA untuk menyiapkan berbagai dokumen.

Ketidakjujuran kamu tentu akan berpengaruh terhadap berbagai dokumen yang kamu siapkan. Tanpa harus berbohong saja, dokumen yang diperlukan kerap menjadi masalah, apalagi kalau kamu melakukan hal yang tidak jujur.

Meminjam untuk Hal Konsumtif

Seringnya orang meminjam KTA karena ada kebutuhan darurat, namun usahakan hal darurat tersebut bukan hal-hal yang konsumtif apalagi membeli sesuatu untuk mendukung gaya hidup. Hal tersebut tentu akan membuat kesusahan berlipat ganda, misalnya karena tidak mampu membayar cicilannya.

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan peminjam KTA adalah untuk memenuhi gaya hidup seperti membeli produk gadget terbaru, biaya untuk liburan dan hal lainnya yang bersifat konsumtif.

Kebiasaan gaya hidup berlebihan dan bersifat konsumtif tidak jarang dijadikan sebagai alasan untuk meminjam dana ke bank. Padahal tentunya hal tersebut tidak begitu penting untuk dilakukan, yang pada akhirnya malah akan menjerumuskan pada tunggakan utang yang lebih besar.

Untuk itu sebelum memutuskan untuk meminjam dana KTA, sebaiknya pastikan terlebih dahulu mengenai tujuan dan manfaat dana yang akan digunakan, serta meminjam hanya untuk sesuatu yang penting saja. Beberapa hal yang produktif dengan dana KTA misalnya untuk memperbesar usaha atau membangun rumah di atas tanah yang sudah dibeli.

Mengabaikan Fine Print

Hal ini memang sangat spesifik untuk menjadi teliti karena berhubungan dengan dokumen yang harus ditandatangani.

Nasabah biasanya akan diminta untuk mengisi formulir pengajuan pinjaman, dan kesalahan peminjam KTA yaitu seringkali melupakan tulisan fine print yang biasanya berupa tulisan kecil yang ada bagian belakang formulir, biasanya tulisan tersebut berisi mengenai ketetapan suku bunga dan juga perubahan persyaratan pengajuan pinjaman.

Padahal, informasi tersebut biasanya sangat penting, sehingga jangan pernah mengabaikan tulisan fine print tersebut.

Impulsif Melakukan Pinjaman

Kamu tentu sering mendengar agar melakukan segala hal saat kepala dingin alias tidak impulsif. Meminjam uang, apalagi KTA dalam jumlah besar apalagi sangat tidak disarankan bila dilakukan secara impulsif. Pasalnya, KTA memiliki bunga dan tenor tertentu yang harus segera dilunasi dan akan membebani cash flow kami.

Melakukan pinjaman tanpa berpikir panjang terlebih dahulu sama saja bunuh diri dan membawa pada beban permasalahan yang baru. Banyak orang terlilit utang KTA karena masalah perencanaan dan perhitungan yang kurang matang dan dalam jangka waktu yang pendek.

Untuk itu sebelum melakukan pengajuan pinjaman sebaiknya pikirkan mengenai cicilan utang tiap bulannya, dan mengenai kesanggupan melunasi utang sampai dengan masa waktu yang telah ditentukan.

(Baca Juga: Mengatur Uang Pinjaman Dengan Baik Agar Tidak Jadi Beban)

Orang biasanya menjadi impulsive karena terlalu marah atau dalam kesulitan tertentu. Meski kamu dalam masalah keuangan, pastikan kamu sudah memikirkan berbagai risiko agar tidak mendapatkan masalah baru karena pilihan yang dilakukan secara tergesa-gesa dan dalam pikiran yang tengah marah atau sedih.

Berbagai hal tersebut bisa sangat merugikan dan rentan ditolak, apalagi bank juga tentu mempertimbangkan berbagai hal. Misalnya, kemampuan nasabah dengan besaran pinjaman, catatan di perbankan, karena tentu saja bank tidak ingin makin banyak kredit macet di bank-nya.

Apalagi kalau sampai ada data yang janggal, tentu saja perbankan, bukan hanya berpikir sekali-dua kali, namun ribuan kali sebelum mencairkan dana yang diajukan. Oleh karena itu, sangat penting untuk berpikir secara matang dan memiliki perencanaan mengenai dana yang didapatkan dari KTA.

Dokumen Pengajuan Pinjaman KTA

Dokumen kerap menjadi masalah dalam mengajukan KTA. Beberapa bank biasanya memiliki aturan sendiri, meski begitu beberapa hal yang kerap diminta dalam mengajukan KTA antara lain:

Dokumen untuk Karyawan

  • Formulir KTA yang sudah diisi lengkap
  • Fotocopy KTP/Paspor/KITAS
  • Fotocopy NPWP (untuk pinjaman Rp 5 juta atau lebih)
  • Surat keterangan gaji/slip gaji 1 bulan terakhir
  • Fotocopy rekening koran 3 bulan terakhir
  • Fotocopy halaman depan kartu kredit (jika punya)

Dokumen untuk Wirausaha

  • Formulir KTA yang sudah diisi lengkap
  • Fotocopy KTP/Paspor/KITAS
  • Fotocopy NPWP (untuk pinjaman Rp 5 juta atau lebih)
  • Fotocopy rekening koran 3 bulan terakhir
  • Fotocopy halaman depan kartu kredit (jika punya)

Dokumen untuk Profesional

  • Formulir KTA yang sudah diisi lengkap
  • Fotocopy KTP/Paspor/KITAS
  • Fotocopy NPWP (untuk pinjaman Rp 5 juta atau lebih)
  • Fotocopy rekening koran 3 bulan terakhir
  • Fotocopy slip/surat izin praktek
  • Fotocopy halaman depan kartu kredit (jika punya)

Masalah Verifikasi

Saat dokumen lengkap dan segala hal sudah siap, perbankan akan menghubungi calon nasabah untuk melakukan verifikasi dan memastikan bahwa pihak tersebut memang mengajukan kredit.

Dalam banyak kasus, bank menemukan pengajuan kredit fiktif, yaitu pengajuan bukan dilakukan oleh pihak terdapat dalam dokumen. Oleh sebab itu, bank akan menolak calon debitur yang tidak bisa dihubungi.

Ditambah lagi, bank juga ingin menghindari pengajuan kredit fiktif. Oleh karena itu, sedari awal nasabah harus bisa dihubungi untuk verifikasi. Bank akan sangat melihat hal ini dan kalau sekarang saja bank sudah sulit menghubungi, bagaimana nanti jika muncul masalah.

Oleh karena itu, pastikan data yang diberikan tidak salah, dan siaplah pantau telepon, SMS, dan kalau perlu email atau bergantung bagaimana rencananya bank akan melakukan verifikasi. Masalah verifikasi ini juga akan berdampak negatif meski tampak sepele.

Pastikan Tidak Ada Cicilan Lain

Jangan buang waktu kamu dengan mengajukan KTA kalau masih ada cicilan yang belum terlunasi. Pasalnya, kemungkinan pencairan pinjaman kamu sangat kecil untuk disetujui.

Inilah salah satu kesalahan peminjam KTA. Ajukan pinjaman saat cicilan yang lain belum lunas sama berisikonya dengan ajukan pinjaman yang besarannya tanpa menimbang kemampuan bayar.

Bank juga tentu tidak ingin mengambil risiko untuk menyetujui aplikasi pengajuan KTA, apalagi kalau pinjaman kamu membengkak sementara penghasilan kamu tidak. Kalau mau ajukan pinjaman baru, lebih baik cicilan yang masih ada dilunasi lebih dulu.

Baru kemudian mengajukan pinjaman lagi. Selain agar cash flow kamu sehat, hal ini juga akan membuat kamu lebih ringan.

Nah sekarang sudah tahukan kesalahan peminjam KTA? Pastikan kamu tidak melakukan hal di atas dan selamat mencoba!