Jangan Salah Paham, AIDS Ternyata Tidak Menular Melalui 5 Hal Ini
2 menit membacaHIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ganas satu ini akan menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga kemampuan daya tahan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit menurun.
Sementara, AIDS merupakan stadium akhir dari infeksi virus HIV dimana dalam tahap ini penderita tidak lagi memiliki kemampuan tubuh sama sekali untuk melawan infeksi.
Berdasarkan data dari UNAIDS, pada tahun 2015 ada sekitar 690 ribu orang mengidap infeksi HIV di Indonesia. Tentu angka tersebut bukanlah kabar baik, apalagi dengan angka kematian karena AIDS mencapai 35 ribu orang.
Tumbuhnya HIV/AIDS yang begitu masif membuat berbagai mitos tersebar di masyarakat. Sayangnya, banyak mitos seputar HIV/AIDS yang salah besar dan tidak sesuai dengan fakta. Mumpung kita sedang memperingati hari AIDS sedunia pada hari ini, 1 Desember 2017, berikut 5 mitos HIV/AIDS yang ternyata salah besar:
Bisa tertular kalau bergaul dengan ODHA
Mitos satu ini sangat sering ditemukan pada masyarakat awam. Pasalnya kamu tidak akan tertular hanya karena bergaul ODHA atau Orang Dengan HIV/AIDS. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa HIV/AIDS tidak menular lewat sentuhan, keringat, air mata, bahkan pertukaran saliva.
Jadi kamu tidak akan tertular AIDS kalau hanya berada di ruangan yang sama dengan ODHA, bersentuhan, bahkan makan dan minum dari gelas yang sama.
(Baca juga: Menjelang Natal dan Tahun Baru, Yuk Tambah Pundi Rupiah dengan Menjalankan Ide Bisnis Berikut Ini)
HIV ditularkan oleh nyamuk
HIV memang ditularkan melalui darah, namun tidak ada bukti medis satu pun yang menyatakan bahwa nyamuk bisa menjadi perantara dari penyebaran virus HIV/AIDS. Karena faktanya, nyamuk tidak akan menginjeksikan darah orang yang dihisap sebelumnya kepada mangsa selanjutnya. Belum lagi, umur virus HIV pada nyamuk tidak akan bertahan lama.
Ibu hamil penderita HIV pasti menularkan kepada janinnya
Memang betul bahwa penularan infeksi ibu ke anak merupakan salah satu cara penyebaran virus HIV. Namun bukan berarti ibu hamil penderita HIV akan selalu menularkan kepada anaknya. Pasalnya, ibu hamil penderita HIV yang tidak melakukan rawat jalan memiliki risiko penularan 1:4 kepada janin yang dikandung.
Sementara kalau dilakukan perawatan secara intensif dan penggunaan obat yang tepat guna, peluang risiko infeksi pada bayi bisa menurun hingga 2%.
Pasangan ODHA tidak perlu melakukan safety sex
Bagi pasangan suami istri pengidap HIV/AIDS ternyata masih memiliki risiko rentan penularan jenis virus HIV yang kebal dengan obat. Hal ini bisa diakibatkan oleh seks tanpa pengaman, sehingga virus mengifeksi satu sama lain dan menjadi lebih ganas serta kebal terhadap obat.
Untuk itu, sebaiknya pasangan ODHA melakukan hubungan seksual secara aman untuk mencegah hal tersebut terjadi.
(Baca juga: Berencana jadi Driver Taksi Online? Baca Artikel Ini Dulu Sebelum Memutuskan)
HIV/AIDS sudah ada obat penyembuhnya
Obat HIV/AIDS memang sudah ada, tetapi obat tersebut bukan bersifat menyembuhkan melainkan menahan perkembangan HIV/AIDS secara masif. Obat retroviral harus diminum secara rutin sepanjang hidup agar penderita HIV/AIDS dapat bertahan.
Apabila terlalu banyak mengonsumsi obat ini melebihi dosis yang seharusnya, maka bisa saja menimbulkan efek yang sangat berbahaya seperti kebalnya virus terhadap obat tersebut dan sebagainya.
Butuh asuransi kesehatan yang memberikan pertanggungan biaya kesehatan penyakit berbahaya? Daftar sekarang juga di CekAja!