Kenapa Hemat Tidak Sama dengan Pelit? Ini Jawabannya
2 menit membacaApa yang terlintas di pikiranmu saat mendengar kata hemat? Apakah hidup serba kekurangan alias pas-pasan tanpa bisa bersenang-senang?
Kenyataannya tidak demikian karena hidup hemat tidak selalu identik dengan orang yang penghasilannya pas-pasan. Banyak orang kaya yang menjalani hidup hemat. Ya, kini hemat dianggap sebagai pilihan gaya hidup dibandingkan keharusan. Dengan berhemat, justru banyak keuntungan yang bisa kamu dapatkan. Hemat juga bukan berarti pelit lho. Berikut penjelasannya.
Berhemat tidak selalu memilih yang termurah
Anggapan kalau berhemat selalu serba kekurangan tidak sepenuhnya benar. Karena terkadang, pilihan hemat bukan selalu yang termurah. Misalnya ketika kamu hendak membeli tv. Kamu pasti berharap mendapatkan tv yang awet sampai bertahun-tahun, tahan di segala cuaca, dan bergaransi jangka panjang.
Dan semua keinginan ini ada di tv bermerk yang pastinya tidak murah. Dengan mempertimbangkan risiko kerusakan yang artinya pemborosan dalam membayar biaya servis jika membeli tv murah, kamu pun memilih untuk membeli tv yang kualitasnya bagus meski lebih mahal.
(Baca juga: Cek Perbedaan Reksadana Syariah dan Konvensional?)
Hemat berarti banyak pertimbangan
Pilihan hemat dilakukan dengan banyak pertimbangan di saat banyak orang impulsif saat berbelanja.
Pola pikir hemat membuatmu peduli dengan setiap sen pengeluaran dan kegunaan barang sebelum melakukan pembelian. Gaya hidup hemat berarti bijak dalam menghabiskan uang.
Hidup hemat menghasilkan kebebasan finansial
Berhemat memang terkesan seperti memaksamu membatasi pilihan. Dalam beberapa hal, ini memang benar. Misalnya karena berhemat, kamu jadi mengurangi kebiasaan nongkrong di kafe. Tapi jika dilakukan jangka panjang, berhemat bisa membuatmu meraih kebebasan finansial.
Orang yang memilih hidup hemat rela untuk mengurangi kebutuhan. Sedikit kebutuhan, semakin banyak uang yang bisa ditabung. Kamu tidak perlu merasa iri dengan tetangga yang punya mobil baru atau teman yang selalu memakai baju baru karena kamu tidak membutuhkannya. Semakin banyak tabungan, kamu pun bisa makin banyak berinvetasi, yang artinya penghasilan pasif juga semakin banyak.
Berhemat memaksamu menjadi kreatif
Keterdesakan merupakan akar inovasi karena orang yang terdesak pasti banyak akal. Ini juga berlaku dalam berhemat. Saat hendak menyelanggarakan pesta pernikahan misalnya, ketika hemat ada di dalam rencanamu, kamu akan berusaha untuk menciptakan pesta minimalis, berkesan, dan tentu saja murah.
Upaya murah ini misalnya dengan membatasi jumlah tamu, membuat souvenir pernikahan dari barang-barang daur ulang, menggunakan jasa teman sebagai fotografer, dan lain-lain.
(Baca juga: Bunga Pinjaman Pegadaian dan Bank, Mana Lebih Murah?)
Berhemat membuatmu semakin kaya sedangkan pelit membuatmu miskin
Orang yang pelit sangat takut kehilangan harta. Yang dipikirkan hanyalah bagaimana harta tidak berkurang meskipun itu artinya hidup kekurangan. Akibatnya kamu merasa miskin meski punya banyak uang. Padahal sebuah penelitian mengungkap, seseorang bisa lebih bahagaia jika waktunya tidak dihabiskan untuk memikirkan uang, tetap untuk keluarga atau kesehatan.
Sebaliknya gaya hidup hemat justru membuatmu makin kaya karena bisa mendapat banyak dengan mengeluarkan sedikit uang. Orang yang hemat juga pintar karena dia tahu bagaimana mengelola keuangan.