Ketika Esemka Mengaspal di Tanah Air

Mimpi Indonesia untuk memiliki mobil buatan dalam negeri tidak lama lagi bakal segera terwujud. Informasi yang beredar, Presiden Joko Widodo pada hari ini (6/9) sudah meresmikan pengoperasian pabrik PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka), pemilik merek mobil Esemka yang digadang-dagang memiliki komponen lokal hingga 80 persen.

Berlokasi di wilayah Boyolali, Jawa Tengah, pabrik seluas 11,5 hektar itu nantinya akan mampu memproduksi mobil sebanyak 35 hingga 40 unit per hari.

Perjalanan Esemka hingga akhirnya bisa secara resmi diproduksi massal tidaklah mudah, banyak hal yang harus dilalui oleh Esemka hingga akhirnya bisa diproduksi secara massal di hari ini.

Mulai dari keraguan masyarakat atas kualitas dan juga kemampuan Esemka hingga perihal daya saing dan juga keekonomian harga yang bisa dicapai mobil dalam negeri itu.

Esemka memang lahir dari hasil kreasi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang awalnya magang di bengkel milik Sukiyat, pemilik bengkel mobil Kiat di Klaten, Jawa Tengah.

Meski begitu, kemampuan dan juga kualitas yang dihasilkan oleh para siswa SMK itu tidak dapat dipandang sebelah mata. Melalui tangan-tangan terampil anak bangsa, negeri ini mampu produksi mobil pikap pertamanya.

Kamu dulu tentu pernah mendengar tentang kiprah Timor di dunia otomotif. Mobil yang dulu sempat dijadikan mobil nasional saat era Presiden Soeharto ini sudah lenyap dari radar industri mobil.

Tetapi apakah Esemka sama dengan Timor? Jawabannya berbeda. Timor yang merupakan akronim dari Teknologi Industri Mobil Rakyat itu merupakan mobil asal Korea yang kemudian di impor dan dilabeli logo T untuk Timor.

Sedangkan Esemka merupakan asli produk lokal dimana ban hingga mesin sudah diberi cap made in Indonesia. Nama Esemka sendiri mulai naik daun ketika Joko Widodo yang masih menjabat sebagai Walikota Solo menggunakannya sebagai mobil dinas di tahun 2012.

(Baca juga:  Cari Mobil Bekas? Ikuti Langkahnya Disini!)

Bukan Mobil Nasional

Hari ini merupakan hari yang bersejarah bagi industri mobil nasional. Jika selama ini pandangan mata kita hanya disesaki oleh mobil-mobil asal Jepang, korea dan juga Eropa yang mengaspal di jalan, tidak lama lagi Esemka juga akan ikut menapaki jalan tersebut, jalan yang sama yang selama ini hanya dipenuhi oleh mobil impor.

Sedikit sentimental memang, tetapi itulah kenyatannya. Selama ini masyarakat dipaksa menghirup asap mobil yang keuntungannya justru banyak dinikmati oleh negara lain, negara yang melakukan impor mobil ke tanah air.

Meskipun Esemka memiliki kandungan lokal yang sangat banyak, Esemka menolak untuk disebut sebagai mobil nasional. Pasalnya pemerintah sama sekali tidak ikut andil mulai dari proses penemuan ide hingga pembuatannya.

Jadi Esemka adalah murni produk dalam negeri yang dimiliki oleh perusahaan swasta. Atau bisa dibilang Esemka adalah satu-sataunya Agen Tunggal Pemilik Merek (ATPM) asal dalam negeri.

Dalam produksi awalnya di hari ini, Esemka sekaligus meluncurkan produknya yang diberinama Bima. Mobil pikap doublecabin ini dibandrol cukup murah jika dibandingkan dengan jenis sejenis dari merek ternama.
Off the road, Bima dilepas di harga Rp95 juta. Kapasitas silindernya pun cukup mantap, yakni di angka 1.200 cc.

Selain Bima, Esemka dikabarkan juga akan merilis 3 mobil berjenis sport utility vehicle (SUV). Salah satu merek yang sudah lama beredar informasinya adalah Garuda 1. Dua lainnya dikabarkan adalah Moose dan Rajawali.

Namun pihak Esemka sendiri mengatakan bahwa sampai hari ini perusahaan belum akan masuk ke pasar mobil penumpang. Apapun itu kabarnya, yang jelas saat ini Indonesia sudah memiliki mobil buatan dalam negeri yang kedepannya bakal mampu bersaing dengan mobil – mobil asal negara maju.  

Bermimpilah setinggi mungkin dan realisasikan dengan benar dan fokus. Perkuat modal dengan pinjaman di bank. Ajukan segera di CekAja.com!