15 Klenteng Tertua di Indonesia, Tertarik Berkunjung?

Imlek 2020 baru saja dilalui. Sejumlah klenteng tertua di Indonesia juga sudah didatangi oleh umat Buddha sejak Sabtu (25/1) untuk melakukan sembahyang pergantian tahun. Tempat ibadah masyarakat Tionghoa tersebut kental dengan nuansa arsitektur China.

klenteng tertua di indonesia

Selain menjadi tempat ibadah, klenteng juga kerap dijadikan tempat wisata bagi turis yang ingin mempelajari asal muasal berdirinya bangunan tersebut.

Sebagai salah satu negara yang menganut ajaran Buddha, Indonesia memiliki banyak klenteng bersejarah yang sudah dibangun hingga ratusan tahun lamanya.

Penasaran, apa sajakah klenteng tertua di Indonesia itu? Berikut CekAja sajikan informasi lengkapnya seperti yang dikutip dari berbagai sumber. Yuk, simak!

(Baca juga: 10 Kota Tertua di Dunia yang Masih Eksis!)

1. Klenteng Hian Thian Siang Tee Welahan

Di Jawa Tengah, tepatnya Kabupaten Jepara terdapat salah satu klenteng tertua di Indonesia yang bernama Klenteng Hian Thian Siang Tee Walahan.

Klenteng ini diyakini yang tertua di Indonesia karena menyimpan satu-satunya pusaka peninggalan Tiongkok berupa Sien Tijang (kertas bergambar Paduka Hian Thiam Siang Tee).

Kemudian Po Kiam (pedang Tiongkok), Tjioe Hwat (buku pengobatan/ramalan), dan Hio Lauw (tempat abu) yang pertama kali dibawa oleh Tan Siang Hoe.

Dia membangun klenteng tertua di Indonesia tersebut bersama dengan kakaknya Tan Siang Djie.

Menurut sebuah wawancara yang dikutip dari laman Detik News, keberadaan klenteng Hian Thian Siang Tee Welahan sendiri tak lepas dari kisah perjalanan hidup Tan Siang Hoe, saat menuju Asia Tenggara guna bertemu saudaranya itu.

Hingga saat ini, Klenteng Hian Thian Siang Tee Welahan masih sering digunakan untuk aktivitas keagamaan dan wisata religi yang tidak hanya dikunjungi warga Tionghoa saja, melainkan juga warga pribumi dari berbagai daerah di Indonesia.

2. Klenteng Kim Hin Kiong

Beralih ke kawasan Gresik, Jawa Timur, ada sebuah klenteng yang telah dibangun sejak 1153.

Klenteng itu bernama Kim Hin Kiong yang usianya diperkirakan mencapai 800 tahun.

Klenteng Kim Hin Kiong dibangun oleh orang-orang Tiongkok yang merantau ke Gresik untuk berdagang.

Klenteng ini berada di tengah kawasan pecinan yang kini telah berbaur dengan perkampungan Arab.

Bentuk bangunannya sendiri tidak begitu besar dengan dominasi warna merah dan kuning.

Pada bagian depan klenteng juga terdapat dua patung singa dan ornamen-ornamen khas bergaya Tiongkok.

Masuk bagian teras, salah satu klenteng tertua di Indonesia ini memiliki hiolo dengan ornamen kepala naga.

Terdapat altar pada bagian ruang utama untuk umat Buddha yang ingin menyembah patung Dewa Thian San Seng Boo.

Sementara pada bagian kanan klenteng, dilengkapi panggung wayang Po Te Hi untuk acara kebudayaan yang dilakukan pada waktu tertentu.

3. Klenteng Hong Tiek Hian

Berada di Jalan Dukuh, Surabaya Utara, Klenteng Hong Tiek Hian termasuk klenteng tertua di Indonesia sekaligus klenteng tertua di Surabaya yang telah ada sejak 1293 silam.

Konon, klenteng ini dibangun oleh pasukan Tartar pada zaman Khu Bilai Khan yakni sekitar abad ke-13 saat Kerajaan Majapahit berdiri.

Bersama rombongannya, Khu Bilai Khan melakukan perjalanan ke Indonesia dan membangun tempat beribadah yang ia rancang sendiri.

Klenteng Hong Tiek Hian atau Klenteng Dukuh terdiri dari dua bangunan utama. Keduanya dipisahkan dengan seruas gang bernama Gang Dukuh 2.

Gang tersebut memiliki gapura yang khas dengan nuansa China dan menjadi akses utama untuk menuju pemukiman penduduk.

Kedua bangunan Klenteng Hong Tiek Hian memiliki suasana yang begitu kental dengan gaya China.

Hal ini terlihat dari berbagai altar yang digunakan sebagai tempat pemujaan dengan hiasan ornamen dan bau hio yang khas.

Di lantai 1 bangunan klenteng, kamu bisa melihat altar Mak Co dan Kong Co.

Sedangkan pada lantai 2 klenteng tertua di Indonesia ini terdapat altar Dewi Kwam Im, Buddha, dan dewa-dewi lainnya.

4. Klenteng Hok Keng Tong

Bangunan Klenteng Hok Keng Tong yang saat ini berada di Jalan Pasar Kue, Desa Panembahan, Kabupaten Cirebon, sekilas tampak baru dan modern.

Hal tersebut bukan tanpa alasan, mengingat faktanya klenteng ini dulu dipindahkan dari lokasi mulanya yang agak ke belakang dari Jalan Pasar Kue karena tidak terurus dalam waktu lama.

Klenteng tertua di Indonesia ini diperkirakan telah berusia 631 tahun.

Sejarah berdirinya dimulai pada tahun 1389 oleh sekelompok orang Tiongkok yang melakukan perjalanan ke wilayah Pantai Utara Pulau Jawa.

Saat itu, kawasan Plered, Cirebon masih tampak rawa-rawa.

Sehingga rombongan Tiongkok menganggap tempat dan tanah di kawasan tersebut cocok untuk dibangun pemukiman warga dan rumah ibadah.

Sayangnya, setelah berlalu ratusan tahun dari awal pendirian, Klenteng Hok Keng Tong dipaksa vakum pada tahun 1825 hingga 1830, karena perang Diponegoro dan kebijakan pemerintah Hindia-Belanda terkait larangan mendirikan tempat ibadah.

5. Klenteng Cu Ang Kiong

Klenteng Cu Ang Kiong hingga saat ini masih tampak kokoh berdiri di Rembang, Jawa Tengah meski telah berusia 609 tahun.

Menurut sumber yang beredar, klenteng tertua di Indonesia ini dibangun oleh orang-orang China yang berlabuh di Lasem.

Mereka menggunakan kayu jati sebagai material utama dalam membangun klenteng.

Terdapat ruang depan dan bangunan lainnya di kanan dan kiri klenteng yang menjadi bangunan tambahan.

Lalu, memasuki ruang tengah klenteng, pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan benda bersejarah yang telah ada sejak awal berdirnya klenteng, berupa dua buah kayu jati sebagai penyangga bangunan utama klenteng.

Secara keseluruhan, tidak ada perubahan yang signifikan pada bangunan Klenteng Cu Ang Kiong.

Hanya saja, pada 1838, klenteng tersebut pernah direnovasi sekali guna meninggikan lantai klenteng akibat banjir yang sering melanda kawasan Lasem.

6. Klenteng Talang

Cirebon memiliki beberapa klenteng bersejarah yang usianya bisa mencapai ratusan tahun.

Sebut saja Klenteng Talang yang berada di Jalan Talang, Kampung Keprabon, Kecamatan Lemah Wungkuk.

Klenteng tersebut diperkirakan telah ada sejak 1450 silam dan dibangun di atas lahan seluas 400 m2.

Untuk pengunjung yang ingin berwisata ke Klenteng Talang, dapat melalui gerbang pintu kayu yang memiliki atap berbentuk kapal terbalik atau disebut pelana.

Masuk ke bagian depan klenteng, pengunjung bakal langsung melihat sebuah pendopo.

Lalu menuju ke ruang utama, terdapat patung singa bernama Genta dan Kilin yang terbuat dari batu pasir arkose.

Selain itu, ada pula hiasan kuda ukir dengan motif flora dan fauna yang didominasi warna hijau serta altar utama sebagai tempat sembahyang.

7. Klenteng Hok Teng Ceng Sin

Selanjutnya ada Klenteng Hok Teng Ceng Sin yang juga sudah berusia lebih dari empat abad.

Klenteng ini berada di Jepara dan dibangun pada tahun 1466 dengan bangunan utama menggunakan atap pelana tumpang yang sangat khas bergaya Tiongkok.

Bagian puncak atap dihiasi dengan patung sepasang naga berwarna hijau yang seolah terlihat memperebutkan mustika.

Selain naga, sepasang Singa Kilin atau disebut Ciok say juga tampak berada di bagian halaman depan klenteng tertua di Indonesia ini.

Ciok say tersebut terdiri dari 18 jenis binatang, dimana badannya menyerupai kuda sisik ular dan ikan, mata kepiting, taring berbentuk macan, jenggot dan mulut singa, buntut kura-kura, dan kaki menyerupai burung-kerbau-macan serta menjangan.

8. Vihara Avalokitesvara

Selain klenteng, ada pula vihara tertua di Indonesia yang dibangun pada tahun 1542 atau sekitar abad ke-16.

Vihara ini berada di Kota Serang, Banten dan konon sejarah pembangunannya tak lepas dari kisah Sunan Gunung Jati.

Vihara Avalokitesvara memiliki altar utama dengan hiasan patung Dewi Kwam Im yang telah berusia ratusan tahun lamanya.

Terdapat pula 16 patung dewa-dewa dan tiang batu besar berbentuk ukiran naga.

Meskipun vihara ini sempat terbakar di tahun 2009, uniknya bangunan tersebut masih tampak berdiri kokoh layaknya bangunan baru dengan isi yang masih terjaga hingga saat ini.

Di sekitar kawasan vihara juga masih terdapat peninggalan sejarah berupa ukiran yang menceritakan kejayaan Banten Lama.

Sekaligus cerita bagaimana Vihara Avalokitesvara menjadi tempat berlindung selama tsunami dan letusan dahsyat dari Gunung Krakatau di tahun 1883 terjadi.

9. Klenteng Caow Eng Bio

Bukti masuknya etnis Tionghoa di Bali dapat terlihat dari bangunan Klenteng Caow Eng Bio, yang merupakan salah satu klenteng tertua di ujung utara Tanjung Benoa.

Menurut cerita yang beredar, klenteng ini telah ada sejak zaman Kerajaan Badung, yakni sekitar tahun 1548.

Namun beberapa prasasti yang ditemukan di sekitar kawasan Klenteng Caow Eng Bio justru memuat tahun yang berbeda yaitu 1882 atau saat pemerintahan Kaisar Guangxu.

Konon, klenteng tertua di Indonesia sekaligus tertua di Bali ini didirikan oleh para saudagar Hainan yang melakukan perjalanan ke wilayah Nusantara.

Mereka mendedikasikan Klenteng Caow Eng Bio kepada Dewi Shui Wei.

10. Klenteng Dewi Welas Asih

Dari wilayah Cirebon, terdapat juga klenteng tertua di Indonesia yakni Klenteng Dewi Welas Asih yang sudah berdiri sejak 1595.

Klenteng ini memiliki gapura berbentuk bentar dengan ornamen sepasang naga pada bagian atap gapura.

Sementara di bagian halaman depan atau setelah melewati gapura, terdapat bangunan Pat Kwa Ceng yang digunakan sebagai tempat peristirahatan serta Cetya Dharma Rakhita atau tempat ibadah.

Masuk ke dalam bangunan utama, pengunjung akan disuguhkan dengan hiasan berupa gambar yang bercerita tentang bakti seorang anak kepada orang tua, penyiksaan terhadap pendosa, dan pengadilan.

Selain itu, Klenteng Dewi Asih juga dilengkapi dengan altar Dewi Tie Kong, tempat abu dan lilin, bedug, serta gantungan lonceng yang terdapat pada bagian ruang utama.

11. Klenteng Kim Tek Ie

Klenteng Kim Tek Ie menjadi salah satu klenteng tertua di Jakarta yang dibangun pada 1650.

Klenteng ini terletak di Jalan Kemenangan, Glodok, Jakarta Barat dan tidak pernah sepi dikunjungi oleh masyarakat Tionghoa saat perayaan Imlek.

Dikutip dari sumber yang ada, Klenteng Kim Tek Ie atau lebih dikenal sebagai Vihara Dharma Bhakti dibangun oleh Kwee Hoen selaku Letnan Tionghoa kala itu.

Nama Kim Tek Ie atau klenteng kebajikan emas sendiri dipilih untuk membuat manusia selalu melakukan kebaikan terlebih dulu kepada siapapun, ketimbang memikirkan kehidupan materialisme.

12. Klenteng Boen San Bio

Memiliki bentuk bangunan yang mewah membuat Klenteng Boen San Bio selalu ramai didatangi oleh penganut Kong Hu Cu, Buddha, dan Taoisme untuk beribadah.

Klenteng ini terletak di Kota Tangerang dan dijuluki sebagai klenteng tertua di Indonesia karena usianya yang telah mencapai 3 abad.

Ciri khas dari Klenteng Boen San Bio sendiri bisa dilihat dari adanya sepasang patung burung phoenix yang mengapit Mutiara jagat dan patung dewa bumi.

Kedua patung tersebut konon katanya dibawa langsung oleh Lim Tau Koen, seorang pedagang asal Tiongkok saat akan membangun klenteng tersebut.

13. Klenteng Boen Hay Bio

Masih dari wilayah Tangerang, ada juga Klenteng Boen Hay Bio yang dikenal sebagai klenteng tertua di Indonesia.

Klenteng ini sangat kental dengan nuansa Tionghoa yang didominasi warna merah terang.

Berbeda dari klenteng-klenteng lainnya, Klenteng Boen Hay Bio justru menggunakan hiasan patung kepiting raksasa pada bagian atap gapura.

Atap tersebut memiliki desain arsitektur yang menyerupai bangunan khas China yang dijuluki sebagai Negeri Tirai Bambu.

(Baca juga: Orangtuamu Beli Rumah Saat Usia 30, Kenapa Kamu Belum Sanggup Mengikutinya Hingga Kini?)

14. Klenteng Tjo Soe Kong

Terletak di bibir pantai pesisir utara Kabupaten Tangerang, Klenteng Tjo Soe Kong menjadi salah satu klenteng tertua di Indonesia.

Kelenteng ini masih digunakan sampai sekarang oleh penganut Kong Hu Cu untuk melakukan aktivitas keagamaan.

Bangunannya yang megah tersebut, nyatanya menyimpan berbagai kisah menarik yang membuat wisatawan penasaran.

Sebut saja musibah letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 silam, dimana klenteng tertua ini berhasil selamat dan menjadi tempat berlindung masyarakat sekitar kala tsunami menerjang.

Tidak hanya itu, Klenteng Tjo Soe Kong atau disebut Klenteng Tanjung Kait juga menjadi saksi hilangnya kota kecil bernama Tuasiah akibat gerusan abrasi sejak ratusan tahun yang lalu.

15. Klenteng Satya Budhi

Terakhir ada Klenteng Satya Budhi yang berada di kawasan pecinan Jalan Cibadak, Bandung.

Klenteng ini termasuk dalam klenteng tertua di Indonesia yang diresmikan pada 1855 dengan nama Hiap Thian Kong atau Istana Para Dewa.

Namun penggunaan nama tersebut sempat dilarang di Indonesia sehingga diubah menjadi Vihara Satya Budhi pada 1965.

Rumah ibadah bagi agama Buddha, Tao, dan Kong Hu Cu ini terdiri dari tiga buah bangunan yang berdiri dalam satu kompleks.

Bagian luarnya didominasi warna merah, hijau, dan kuning.

Sementara bagian tengah klenteng dihias dengan Patung Dewa Guan Gong yang dipercaya dapat melindungi pengunjung yang tengah beribadah di dalam klenteng.

Nah, itulah deretan klenteng tertua di Indonesia yang bisa kamu datangi saat musim liburan tiba.

Ingat saat bepergian jauh, kamu juga mesti melindungi diri dengan menggunakan produk asuransi perjalanan dari CekAja.com.

Yuk, apply sekarang dan dapatkan berbagai manfaatnya!