Liburan Yuk Ke Negeri Laskar Pelangi!

Bangka Belitung atau Babel bukanlah nama yang asing bagi pencinta traveling saat ini. Ya, kepulauan yang diresmikan menjadi provinsi pada tahun 2000 itu memiliki banyak spot-spot indah yang bisa dijadikan destinasi wisata.

Tidak dapat dimungkiri, kehadiran film Laskar Pelangi pada tahun 2008 silam berhasil mengerek tingkat kunjungan wisatawan ke provinsi muda ini. Wisata bahari menjadi andalan Provinsi Bangka Belitung dalam hal pariwisata.

Hal tersebut berbanding lurus dengan Indonesia sebagai negara kepulauan. Kendati demikian, bukan berarti Babel tidak memiliki destinasi wisata non-bahari.

Lantas seperti apa pariwisata yang ditawarkan Babel? Berikut rekomendasi destinasi wisata Babel yang sayang jika tidak masuk dalam daftar liburan kamu.

Pantai Tanjung Tinggi

Menjadi salah satu lokasi syuting film Laskar Pelangi, Pantai Tanjung Tinggi juga dikenal dengan sebutan Pantai Laskar Pelangi. Menyuguhkan hamparan pasir putih, pantai ini menjadi andalan destinasi wisata di Pulau Belitung.

Secara geografis, Pantai Tanjung Tinggi terletak di Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung. Lokasi ini berjarak sekitar 31 km dari ibu kota kabupaten tersebut, Kota Tanjung Pandan.

Tidak hanya pasir putih, Pantai Tanjung Tinggi juga menyuguhkan panorama susunan batu-batu granit dengan beragam ukuran, dari yang kecil hingga lebih besar dari ukuran rumah. Kehadiran bebatuan ini menjadi pilihan menarik bagi wisatawan untuk berswa-foto guna mengabadikan momen keberadaan mereka di sana.

Selain itu, Pantai Tanjung Tinggi memiliki air yang jernih. Gelombang yang kecil berpadu dengan arus yang lambat membuat wisatawan betah berlama-lama berenang di kawasan pantai ini. Keindahan bagian permukaan pantai ini pun tak kalah indahnya dibandingkan dengan keindahan bawah lautnya.

(Baca juga:  Tips Menabung Biar Bisa Liburan Setiap Tahun Bareng Keluarga)

Museum Kata Andrea Hirata

Museum Kata Andrea Hirata bisa dibilang produk dari keberhasilan novel karangan Andrea Hirata, Lastar Pelangi. Diresmikan pada November 2012, museum ini mendapat predikat sebagai museum sastra pertama di Indonesia.

Berkunjung ke museum ini seolah melakukan napak tilas terhadap apa yang dijabarkan di dalam novel tersebut. Cuplikan-cuplikan dari novel dan film dengan judul yang sama dipajang di sini.

Terletak di Desa Genting, Belitung Timur, museum ini dapat dikunjungi dari pukul 10.00 WIB hingga 17.00 WIB. Sebagai mana semangat Laskar Pelangi, museum ini diharapkan mampu menginspirasi pengunjung, terutama masyarakat Belitung, untuk berani bermimpi dan menggapai mimpi tersebut.

Tidak hanya melulu soal karya Andrea Hirata, museum ini juga menyajikan lebih dari 200 literatur dari berbagai genre, seperti musik, film, seni, dan arsitektur, baik dari penulis luar maupun dari dalam negeri.

Lelah berkeliling di Museum Kata Andrea Hirata, wisatawan dapat menikmati kopi khas Belitung yang disajikan di bagian dapur museum ini. Kopi tersebut langsung diracik di tungku sesuai dengan pesanan.

Danau Kaolin

Bekas galian tambang yang satu ini ternyata mampu menjadi magnet bagi para wisatawan. Sesuai namanya, danau ini merupakan bekas galian tambang kaolin, yang terletak di Desa Nibung, Bangka Tengah.

Berjarak sekitar 70 km dari Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Danau Kaolin menyuguhkan danau dalam dua warna air yang berbeda, yaitu biru dan hijau. Warna tersebut akan semakin mencolok tatkala Danau Kaolin tertimpa sinar matahari yang terik.

Paduan warna air yang dikelilingi oleh tanah kaolin berwarna putih menjadi panorama yang luar biasa memanjakan mata. Namun, jangan coba-coba untuk berenang di danau ini.

Sebab, warna pada air Danau Kaolin diduga sebagai hasil dari paparan radiasi logam radioaktif hasil galian tambang. Hal tersebut diyakini mengandung racun yang bisa membahayakan kesehatan.

(Baca juga:  Ahok Bebas Ingin Ke Belitung? Ini 5 Keistimewaan Pulau Tersebut)

Batu Belimbing

Terletak di Kecamatan Toboali, Bangka Selatan, batu granit besar ini menjadi salah satu tujuan wisata yang ramai dikunjungi. Hanya diperlukan waktu sekitar 10 menit untuk mencapai lokasi ini dari pusat Kota Toboali.

Nama belimbing disematkan karena bebatuan besar tersebut memiliki motif garis-garis layaknya buah belimbing. Motif itu merupakan hasil dari pengikisan oleh air hujan yang terjadi terus-menerus sejak ratusan tahun yang lalu.

Biasanya, Batu Belimbing banyak dikunjungi pada waktu sore atau senja hari. Di sini, wisatawan beramai-ramai menikmati momen terbenamnya matahari. Meski berukuran besar, wisatawan tetap dapat naik ke atas beberapa batu untuk dapat menikmati pemandangan yang lebih.

Memasuki musim panas, tentu akan sangat menyenangkan mengunjungi wisata bahari bukan? Kalau kamu kesulitan mengumpulkan dana untuk liburan, akses CekAja.com dan temukan ragam produk keuangan yang cock untuk kamu!