Memilih Sekolah Pertama yang Menyenangkan untuk si Kecil

Bagi orang tua yang anaknya baru memasuki usia sekolah, tentu akan sangat selektif dalam memilih sekolah perdana untuk buah hatinya. Sebab menyenangkan atau tidaknya sekolah tersebut, akan menentukan persepsi anak tersebut atas institusi Pendidikan.

Di musim tahun ajaran baru seperti sekarang ini, kamu tentu sudah melakukan survei untuk menyeleksi beberapa alternatif sekolah terbaik buat anak bukan? Namun, apakah predikat ‘sekolah terbaik’ tersebut memang betul-betul diperlukan oleh si kecil yang baru mau mulai belajar di luar rumah?

Mengapa tidak mencari sekolah yang menyenangkan sehingga membuatnya betah dan tidak merasa ketakutan setiap hari harus berangkat ke sana? Simak tips mencari sekolah yang diidamkan oleh anak kamu berikut ini:

  1. Perhatikan jarak sekolah

Konon, sekolah-sekolah terbaik dengan sistem pendidikan dan staf pengajar yang bagus terletak di tengah kota. Bagaimana jika kamu tinggal di daerah penyangga? Apakah harus memaksakan anak untuk sekolah di pusat kota tersebut?

Jawabannya, TIDAK. Jangan paksakan diri si kecil untuk masuk ‘sekolah terbaik’ padahal jarak sekolah tersebut sangat jauh dari rumah. Sekolah yang terlalu jauh dari rumah akan sangat menyulitkan anak.

Kamu tentu sudah paham, bahwa lalu lintas di kota-kota besar sangat macet dan padat. Jika kamu memaksanya untuk bersekolah yang letaknya jauh dari rumah, maka akan banyak waktu terbuang. Hal itu tentu akan membuat si kecil kelahan dan malah tidak fokus saat belajar.

  1. Pilih sekolah dekat rumah

Pilihlah sekolah yang cocok dengan potensi si kecil di daerah kawasan tempat tinggalmu. Letak yang tidak jauh dari rumah juga akan lebih memudahkanmu untuk mengantar dan menjemput si kecil, tanpa harus menungguinya selama belajar di sekolah. Energi kamu dan anak tentu akan lebih hemat digunakan.

Apalagi kalau si kecil punya banyak teman dan kegiatan di lingkungan rumah. Tentu setelah bel tanda pulang sekolah berbunyi, ia bisa pulang dengan cepat, makan siang dan beristirahat sejenak di rumah sebelum bermain lagi dengan teman-temannya di sore hari.

  1. Usia minimal anak masuk sekolah

Selain letak sekolah, yang harus kamu perhatikan adalah jangan memaksa si kecil untuk bersekolah kalau usianya belum 7 tahun. Sebab sebelum mencapai usia tersebut, otak anak dianggap belum matang dan belum mampu belajar membaca, menulis, dan berhitung yang akan menjadi makanan sehari-hari saat memasuki Sekolah Dasar (SD). Jadi, tak perlu buru-buru memasukkan anak ke sekolah.

  1. Kenali potensi anak

Selain itu, perhatikan pula potensi anak. Bila ia memiliki bakat di bidang olah raga, usahakan masuk sekolah yang memiliki kegiatan olah raga favoritnya agar bakatnya bisa tersalurkan.

Tidak ada salahnya juga memasukkan anak ke sekolah Montessori yang sedang banyak digandrungi belakangan ini. Sekolah yang menggunakan metode Montessori lebih membebaskan anak untuk mengeksplorasi dirinya. Di mana, guru hanya berperan sebagai pembimbing.

Selain itu, pada sekolah yang menggunakan metode Montessori, ruang kelas tidak dibagi berdasarkan usia, melainkan semua usia dicampur menjadi satu kelas. Anak yang lebih muda dapat belajar dan berinteraksi dengan anak yang usia di atasnya, sedangkan anak yang lebih tua dapat mengembangkan kemampuannya untuk mengajarkan pengetahuannya kepada anak yang berada di bawahnya.

  1. Ketahui sistem pendidikannya

Pilihlah sekolah dengan sistem pendidikan seimbang. Usahakan sekolah tersebut membuat si kecil bukan hanya fokus pada belajar dan setiap pencapaiannya adalah perkara angka-angka.

Bagaimanapun perhatikan juga potensinya. Jangan sampai potensi yang dimiliki oleh si kecil jadi tidak dieksplorasi secara maksimal karena sistem pendidikan di sekolah tersebut hanya mengedepankan nilai akademis semata.

Selain sekolah umum, saat ini banyak pilihan sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah. Ada yang berbasis agama dan juga berbasis alam. Pastikan bahwa tidak salah pilih dan memang sesuai dengan kebutuhan si kecil serta potensi untuk masa depannya kelak.

  1. Kenali guru wali kelasnya

Selain itu, kamu sebagai orang tua juga wajib berkenalan dengan guru wali kelas sang anak. Sistem belajar dan guru menyenangkan, bisa membuat anak betah di sekolah. Tidak ada salahnya mengunjungi sekolah dan mengobrol dengan guru di sana untuk mengetahui metode mengajar dan sistem pengajaran mereka.

  1. Jam belajar

Saat ini banyak sekolah yang memiliki jam belajar sepanjang hari dari pagi hingga sore hari atau istilahnya full day school. Sebagai orang tua, hal ini tentu harus dipertimbangkan secara matang.

Bagaimanapun anak kecil memiliki hak untuk bermain dan beristirahat setiap hari. Belum tentu juga belajar sepanjang hari di sekolah adalah yang dibutuhkannya di usia dini. Ingat, bahwa jam belajar yang terlalu panjang bukan jaminan membuat anak menjadi pintar. Sebaliknya, anak bisa stress karena terlalu banyak belajar yang membuat prestasinya di kelas menurun.

Apalagi kalau si kecil memiliki hobi atau keinginan yang rutin dilakukan di waktu tertentu, tentu ia akan sangat tertekan karena harus terus belajar tanpa henti di sekolah.

Pastikan jam belajar dan waktu bermainnya seimbang serta si kecil masih punya waktu untuk dirinya sendiri atau juga waktu berkualitas dengan kedua orang tuanya setiap hari.

Libatkan anak dalam memilih sekolah

Itu tadi panduan lengkap untuk memilih sekolah yang menyenangkan bagi anak-anak. Dari pada kamu salah mendaftarkan anak pada sekolah yang tidak disukainya, usahakan kamu melibatkan si kecil dalam memilih sekolah.

Hal itu perlu dilakukan agar ia merasa dilibatkan dalam memilih masa depannya. Apalagi kalau sekolah yang akhirnya dipilih adalah pilihannya, ajari dia tanggung jawab atas apa yang dia pilih.

Pada akhirnya, kamu sebagai orang tua hanya bisa menunjukkan dukungan atas sekolah yang sudah dipilihnya untuk menimba ilmu. Semangat belajar nak!