Mengenal Social Enterprise, Konsep Bisnis dengan Fokus Profit dan Sosial

Siapa di antara kamu yang sudah mengenal social enterprise? Jika belum, yuk berkenalan dulu! Pasalnya, social enterprise adalah konsep bisnis yang berbeda dari konsep bisnis pada umumnya.

Mengenal Social Enterprise, Konsep Bisnis dengan Fokus Profit dan Sosial

Sebelum mengenal social enterprise, pemikiran kamu terhadap bisnis pasti tertuju pada profit. Yang mana, profit yang harus kamu dapatkan sebisa mungkin adalah profit maksimal.

Artinya, keuntungan adalah tujuan utama dari sebuah bisnis. Nah ini adalah konsep bisnis pada umumnya. Sementara, social enterprise memiliki pengertian yang berbeda, karena tujuan utamanya tidak hanya keuntungan, namun juga tindakan sosial.

Lantas, apa sebenarnya social enterprise itu? Kenapa memiliki konsep bisnis yang berbeda dari lainnya?

Untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut, yuk mengenal social enterprise terlebih dahulu, dari sejumlah pembahasan yang akan diberikan secara lengkap khusus untuk kamu berikut ini!

Mengenal Social Enterprise

Jika ingin mengenal social enterprise lebih jauh, langkah pertama yang perlu kamu lakukan, yaitu mengetahui definisi dan sejumlah informasi dasar terkait social enterprise.

Jadi, social enterprise adalah sebuah ide bisnis yang fokusnya tidak hanya tertuju pada keuntungan, namun juga social oriented.

Sehingga, keuntungan yang didapat dari bisnis ini, nantinya tidak hanya digunakan untuk kebutuhan pribadi dan perusahaan, namun akan dipakai kembali untuk kepentingan sosial dan sekitar.

Maka dari itu, social enterprise bisa dibilang solusi yang dapat membantu banyak orang dalam melawan berbagai isu sosial, sekaligus menjadi lapangan kerja baru untuk masyarakat.

(Baca Juga: Cara dan Syarat Buka Agen JNE)

Perbedaan Social Enterprise dengan NGO

Karena fokus social enterprise tidak hanya keuntungan, namun juga sosial, banyak orang yang kerap mengartikan social enterprise sama dengan NGO atau Non-Governmental Organization.

Padahal, baik social enterprise maupun NGO adalah dua hal yang berbeda. NGO lebih kepada organisasi non profit yang tidak terikat dengan pemerintah.

Biasanya, orang atau tenaga kerja di NGO adalah relawan, yang memiliki keinginan untuk membantu kepentingan masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu, mereka bekerja atas dasar keinginan dan tidak dibayar.

Sangat berbeda dengan social enterprise, yang mana fokusnya adalah untuk mengumpulkan keuntungan (profit), yang sebagian besarnya akan dipakai untuk kepentingan sosial.

Jika dilihat dari sumber dananya, social enterprise tentu berasal dari hasil penjualan produk bisnisnya. Sedangkan NGO, sumber dananya berasal dari relawan yang ingin berdonasi, atau sukarela.

Nah dari beberapa penjelasan di atas sudah terlihat bukan, kalau social enterprise dan NGO benar-benar berbeda. Meskipun, keduanya sama-sama memiliki tujuan membantu masyarakat atau komunitas yang kesulitan, dan melawan isu sosial yang ada.

Contoh Social Enterprise

Agar lebih mengenal social enterprise, sepertinya kamu butuh pandangan dari contoh nyata. Jadi, ada sebuah kewirausahaan sosial bernama Du’Anyam, yang mengusung peran aktif dalam isu kesehatan ibu dan anak yang terjadi di NTT.

Kewirausahaan ini awalnya dibangun oleh Hana Keraf dan teman-temannya, karena mereka menemukan banyak sekali masalah sosial di NTT, khususnya terkait kesehatan yang begitu memprihatinkan.

Apalagi, masalah kesehatan itu memberikan dampak yang cukup signifikan pada tingkat sosial ekonomi di daerah setempat, yang terbilang cukup rendah.

Namun dibalik itu, ternyata masyarakatnya yang sebagian besar wanita, memiliki kemampuan baik dalam menganyam.

Mereka seringkali membuat barang dari anyaman, seperti tikar, keranjang, tas dan lain sebagainya. Ini mungkin bukan hal yang menakjubkan, mengingat Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah provinsi yang sangat dikenal dengan budaya anyamnya.

Hanya saja, seiring berjalannya waktu, kerajinan anyam ini semakin ‘terlupakan’, sampai akhirnya jarang sekali orang yang melakukan pemesanan barang anyam langsung dari NTT.

Nah untuk mengatasi masalah sosial tersebut, Hana dan teman-temannya mendirikan Du’Anyam, yang diharapkan juga bisa meningkatkan kembali penjualan barang anyam di NTT, yang keuntungannya bisa digunakan untuk kepentingan masyarakat di sana.

Tips Memulai Bisnis Social Enterprise

Meski sudah mengetahui beberapa informasi dasar, namun kamu belum bisa dibilang mengenal social enterprise jika belum mengetahui tips memulainya.

Sebab, untuk bisa memulai bisnis social enterprise, ada beberapa hal yang harus kamu ketahui, perhatikan dan lakukan dengan baik.

Lantas, apa saja tips memulai bisnis social enterprise? Di bawah ini CekAja akan mengulasnya secara lengkap sebagai berikut.

Ketahui dan fokus dengan isu yang ingin diselesaikan

Tips pertama yang perlu kamu ketahui dan lakukan untuk memulai bisnis social enterprise, yaitu mengetahui isu sosial yang akan diangkat, kemudian fokus sampai proses penyelesaiannya.

Untuk jenis isunya sendiri, biasanya orang mengambil isu sosial yang terinspirasi dari masalah pribadi kehidupannya atau lingkungan sekitarnya.

Hal itu tak lain karena, mereka merasa ada kedekatan emosional yang mendorongnya untuk berpartisipasi ke dalamnya, dan ingin menyelesaikannya. Dengan begitu, semangat dan tekad dalam membangun social enterprise pun semakin kuat.

Melakukan riset

Selain mengetahui dan fokus dengan isu sosial yang diangkat, kamu juga perlu melakukan riset mendalam.

Di sini, kamu bisa memulainya dengan riset pasar. Kamu bisa menggunakan beberapa indikator, sebagai acuan dalam melakukan riset, yakni target pasar, jenis isu sosial yang ingin diangkat, serta apa saja hal yang sudah dilakukan kompetitor.

Dengan menggunakan indikator-indikator tersebut, kamu sudah pasti mendapat banyak informasi dan insight, untuk memulai bisnis social enterprise.

Memikirkan dan membuat cara pemberdayaan masyarakat

Selanjutnya, kamu juga perlu memikirkan dan membuat cara untuk memberdayakan masyarakat. Artinya begini, dalam menjalankan bisnis social enterprise kamu harus memiliki pakem, bagaimana caranya memberdayakan masyarakat setempat yang terdampak isu sosial.

Misalnya kamu mengangkat isu kekerasan yang terjadi pada wanita, maka kamu harus fokus ke sana, dan memberdayakan mereka dengan cara memberikan pelatihan serta pekerjaan untuk wanita yang pernah mengalami kekerasan, agar dapat mandiri secara finansial.

Menggunakan bisnis model yang tepat

Tips keempat, yaitu menggunakan bisnis model yang tepat. Hal ini perlu dipikirkan dengan matang, agar nantinya bisnis bisa bertahan lama.

Buat kamu yang masih bingung dengan sebutan bisnis model, itu adalah sebuah gambaran bagaimana suatu bisnis bisa mendapatkan keuntungan.

Di konsep bisnis social enterprise sendiri, keuntungan yang didapat bukan untuk keperluan pribadi dan perusahaan, melainkan sebagian besarnya digunakan untuk mengatasi isu sosial yang diangkat.

Menghargai kritik dan saran

Tips terakhir yang perlu kamu ketahui agar lebih mengenal social enterprise, yaitu menghargai kritik dan saran.

Ini adalah hal yang wajib dimiliki seorang entrepreneur, agar bisnis selalu berkembang dan bisa mengikuti kebutuhan masyarakat atau komunitas dengan isu sosial yang diangkat.

3 Perusahaan Social Enterprise di Indonesia

Tahukah kamu, kalau ternyata Indonesia memiliki beberapa perusahaan social enterprise, yang namanya sudah besar dan terkenal dimana-mana.

Jika kamu belum tau apa saja perusahaan tersebut, di bawah ini CekAja akan memberikan tiga daftar perusahaan social enterprise di Indonesia, yang di antaranya yaitu:

1. Kitabisa

Menempati posisi pertama sebagai perusahaan social enterprise di Indonesia versi CekAja, Kitabisa merupakan perusahaan yang memiliki fokus pada penggalangan dana atau donasi via online.

Penggalangan dana yang dilakukan pun sudah jelas, yaitu untuk membantu masyarakat maupun komunitas tertentu yang mengalami isu sosial dan masalah lainnya, yang membutuhkan bantuan dari ‘orang baik’.

Kitabisa sendiri awalnya merupakan perusahaan yang lahir dari gerakan sosial, kemudian berkembang dengan teknologi dan hadir dengan wajah baru dalam bentuk aplikasi donasi online.

Untuk programnya sendiri, Kitabisa memiliki beberapa jenis program yang di antaranya, yaitu program Donasi, Kitabisa Plus, Zakat, dan Donasi Rutin.

2. SASC

Tidak hanya Kitabisa, SASC atau Socially Aware Sexy Cosmetics juga merupakan perusahaan yang menerapkan konsep social enterprise.

Hal itu karena, perusahaan kosmetik yang didirikan Priscilla Pangemanan ini, membagikan setengah keuntungan dari penjualan kosmetiknya ke banyak kegiatan sosial, serta Yayasan amal yang ada di Indonesia.

3. Mendekor

Siapa di antara kamu yang tahu perusahaan Mendekor? Perusahaan yang bekerja sama dengan para pengrajin lokal ini, memiliki misi untuk memberdayakan para pengrajin lokal di seluruh Indonesia.

Misi tersebut tentunya dibuat, karena perusahaan ini ingin membantu para pengrajin lokal Indonesia, agar bisa hidup lebih sejahtera seperti masyarakat lainnya.

(Baca Juga: Bisnis Croffle dengan Pinjaman Julo)

Itulah sejumlah informasi yang sudah ketahui tentang social enterprise, di pembahasan sebelumnya. Bagaimana, sekarang kamu sudah cukup mengenal social enterprise, bukan?

Kalau kamu merasa belum cukup, dan ingin mengenal social enterprise lebih dalam lagi, maka kamu bisa terjun ke dalamnya dengan mendirikan bisnis berkonsep social enterprise.

Namun sebelum itu, kamu perlu mempersiapkan banyak hal, salah satunya modal. Yang mana, modal untuk mendirikan bisnis sangat besar.

Kamu bisa saja menggunakan dana yang ada di tabungan, namun kalau belum mencukupi bagaimana? Eits, jangan khawatir.

Saat ini kamu bisa mendapat tambahan dana untuk modal usaha, dengan mengajukan pinjaman dana melalui CekAja.com.

Di sana, proses pengajuannya dilakukan secara online dengan mudah, cepat dan aman, karena CekAja.com sendiri sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Jadi, tunggu apalagi? Yuk, ajukan pinjaman dana melalui CekAja.com sekarang juga!