Menilik Perjalanan Karir Ahmad Dhani, dari Musik hingga Politik
4 menit membacaAhmad Dhani tengah tersandung kasus, dan menjadi tersangka terkait ujaran kebencian. Namun, tak ada yang bisa membantah bahwa pemilik nama Ahmad Dhani Prasetyo ini merupakan salah satu musisi terbaik di Indonesia. Namanya mulai moncer ketika ia tergabung sekaligus sebagai pendiri band Dewa 19 pada 1990-an. Simak perjalanan karirnya!
Dewa 19 sempat menjadi band paling dielu-elukan dan banyak digemari masyarakat berkat lagu-lagunya yang membius khalayak. Kini, Ahmad Dhani nampaknya tidak dikenal sebagai musisi tanah air ternama lagi, melainkan sebagai salah seorang aktivis politik yang kerap mengkritik keras pemerintah.
Belakangan, ia terseret kasus pencemaran nama baik ketika hendak ikut dalam deklarasi salah satu pasangan calon presiden. Dhani ditetapkan sebagai tersangka pada 18 Oktober 2018. Simak sepak terjang Ahmad Dhani dulu dan kini.
Mati-matian dalam bermusik
Ahmad Dhani merupakan salah seorang musisi jenius. Ia lahir di Surabaya pada 26 Mei 1972. Karir bermusiknya sudah terasah sejak ia duduk di bangku SMP. Ia membentuk sebuah band bernama Down Beat bersama kawan-kawannya Erwin Prasetya, Andra Junaidi dan Wawan Juniarso. Para personel ini lah yang menjadi cikal bakal band Dewa 19.
Sama seperti remaja 90-an lainnya, kegemaran Dhani terhadap musik cukup antusias. Pada usia 20 tahun, ia berhasil menelurkan satu album bertajuk Dewa 19 di tahun 1992. Album inilah yang menjadi debut Dewa 19 sebagai salah satu band papan atas di Indonesia. Dewa 19 pun hijrah untuk mengadu nasib dari Surabaya ke Jakarta. Album ini juga tercatat sebagai yang terlaris pada 1993.
Dewa 19 pun semakin produktif menghasilkan lagu-lagu hits. Maka tak heran nama Dewa 19 semakin meroket seiring dengan keluarnya beberapa album macam Format Masa Depan (1994), Terbaik Terbaik (1995), Pandawa Lima (1997), The Best of Dewa (1999), Bintang Lima (2000), Cintailah Cinta (2002) dan beberapa album lainnya. Dalam pasang surut perjalanan musiknya, Dewa sempat beberapa kali terlibat pergantian vokalis dari Ari Lasso hingga Once.
Dhani juga sempat membentuk Ahmad Band sebagai proyek sampingan bersama mantan personel Slank, Pay dan Bongki serta mantan penggebuk drum Netral yakni Bimo.
Dari band ini, Dhani meluncurkan album Idelogi Sikap Otak (ISO) dengan lagu-lagu yang segar atau berbeda dengan Dewa 19. Beberapa lagu hits dalam album Ahmad Band antara lain Distorsi, Aku Cinta Kau dan Dia hingga Bidadari Kesunyian.
(Baca juga: Fakta-fakta Personel Black Pink yang Perlu Anda Tahu)
Bisnis industri musik
Dhani tahu betul bagaimana caranya mencari uang lewat musik. Jika hanya mengandalkan bikin album dan manggung sana-sini, mungkin besaran kocek yang didapat tidak terlalu signifikan.
Namun, otak bisnis Dhani ternyata sangat terasah. Ia pandai memanfaatkan peluang dan juga momentum untuk megembangkan bakat-bakat pada pendatang baru. Pada 2007 ia mendirikan Republika Cinta Manajemen (RCM).
Inilah era kebangkitan Ahmad Dhani yang saat itu disebut-sebut sebagai musisi paling tajir di Indonesia dan berhasil mengorbitkan banyak talenta-talenta berbakat di dunia hiburan.
Sebut saja misalnya Mulan Jameela, T.R.I.A.D, Mahadewa, Dewi Dewi, The Virgin, The Lucky Laki, The Law hingga pernah menggaet beberapa penyanyi di bawah naungan RCM macam Dewi Perssik, Alexa key hingga Once.
Perusahaan RCM di bawah naungannya saat itu bekerja sama dengan EMI Music Indonesia, EMI International Hong Kong, Pelangi Record dan beberapa stasiun TV nasional.
Tak puas sampai di situ, Dhani juga mengembangkan sekolah musik School of Rock dan sebuah kafe yang dinamakan The Rock yang beroperasi di Makassar, Bali, Malang hingga Kuala Lumpur.
(Baca juga: Ini 5 Fakta Pernikahan Si Crazy Rich Surabayan!)
Terjun ke dunia politik
Setelah karir bermusiknya mulai meredup, Ahmad Dhani tampak aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan politik. Yang paling fenomenal adalah ketika muncul kasak-kusuk bahwa ia ditunjuk oleh petinggi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk menjadi bakal calon gubernur DKI sebagai penantang Ahok di Pilkada DKI 2017. Namun akhirnya PKB sendiri malah mendukung Ahok yang maju bersama Djarot Saiful Hidayat.
Rupanya semangat Dhani dalam berpolitik masih menggebu-gebu. Ia kemudian ikut bertarung juga dalam bursa Pilkada Bekasi 2017. Saat itu Dhani yang diusung Paratai Gerindra berpasangan dengan politikus PKS yakni Sa’duddin.
Hanya saja pasangan ini dikalahkan oleh pasangan Neneng Hasanah – Eka Supria Atmaja dengan selisih suara 471.585 atau 39,82 persen untuk Neneng-Eka dan 309.410 atau 26,13 untuk Dhani-Sa’duddin.
Meski masih gagal, Dhani tetap penasaran mencari peruntungannya di dunia politik. Kali ini ia maju menjadi calon anggota legislatif DPR RI dari Gerindra untuk daerah pemilihan Jatim 1 meliputi Surabaya dan Sidoarjo.
Ia juga mendorong istrinya Mulan Jameela maju jadi caleg DPR RI untuk dapil Dapil XI Jawa Barat meliputi Kabbupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya.
(Baca juga: Mengungkap 5 Hal di Balik Layar ‘Bohemian Rhapsody’)
Kekayaannya merosot
Tak ada yang tahu persis berapa total kekayaan Ahmad Dhani saat ini. Namun tentunya kondisi keuangan Ahmad Dhani berbeda dengan saat ketika ia fokus di dunia musik.
Kekayaan Dhani yang saat itu disebut-sebut mencapai ratusan miliar saat ini banyak media yang memberitakan ia perlahan bangkrut karena sudah tidak produktif lagi.
Jika dibandingkan dengan dulu, pemasukan Dhani cukup banyak mulai dari sebagai penulis lagu, komposer, label, hingga iklan. Tak heran ia berhasil membangun sebuah rumah bak istana di bilangan Pondok Indah beserta beberapa mobil mewahnya. Namun saat ini, mobil mewahnya ia akui telah dijual mulai dari Chrysler 300 Station Wagon, Hummer H3, hingga Toyota Alphard.
Sosok kontroversi
Bukan Ahmad Dhani namanya jika tidak dikenal sebagai sosok kontroversial. Kasus yang sempat menghebohkan khalayak adalah ketika FPI protes keras terhadap Ahmad Dhani tepatnya Dewa karena logo album Laskar Cinta yang menampilkan yang dinilai sebuah kaligrafi pada 2005. Logo tersebut juga digunakan sebagai alas untuk sebuah pertunjukan Dewa. FI protes karena Dewa dinilai telah menginjak-injak kaligrafi tersebut.
Pada 2002 juga Dhani sempat terlibat perseteruan dengan Yudhistira Anm Massardi sang penulis novel Arjuna Mencari Cinta. Saat itu, Dewa diduga menjiplak judul novel tersebut untuk lagu yang diciptakan Dhani. Akhirnya pihak Dhani mengalah dan mengubah lagunya menjadi Arjuna saja.