Pengertian Break Even Point, Meminimalisir Kerugian dalam Bisnis

Apakah kamu sudah mengetahui tentang pengertian Break Even Point (BEP)? Jika kamu pernah mempelajari ilmu ekonomi atau saat ini sedang menjalankan bisnis, istilah satu ini mungkin sudah tidak terlalu asing lagi. 

Pengertian Break Even Point, Meminimalisir Kerugian dalam Bisnis

Sebab, Break Even Point itu sendiri merupakan salah satu perhitungan yang sangat penting dilakukan oleh sebuah bisnis agar bisa mencapai target. 

Tak hanya itu, BEP bisa dikatakan juga merupakan indikator bagi para investor yang belum pernah menanam modal ke sebuah perusahaan. 

Nah, karena keberadaan dari BEP ini sangatlah krusial, maka mengetahui pengertian Break Even Point sangatlah penting. 

Di dalam kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang pengertian Break Even Point beserta hal-hal lainnya yang perlu diketahui. Yuk kita simak bersama!

Pengertian Break Even Point

Dilansir dari gramedia.com, Break Even Point atau bisa disingkat sebagai BEP merupakan suatu titik impas dimana laba yang didapatkan memiliki nilai setara yang diperlukan di dalam sebuah bisnis. 

Dengan kata lain, bisnis tersebut tidak memiliki kerugian tetapi juga tidak mendapatkan keuntungan, yang bisa disebut banyak orang sebagai balik modal.

Perlu diketahui bahwa kondisi BEP ini bisa muncul jika perusahaan kamu menggunakan biaya tetap di dalam operasionalnya tetapi di sisi lain volume penjualan hanya cukup untuk menutupi biaya tetap (fixed cost) beserta biaya-biaya lainnya (variable cost) yang turut dikeluarkan dengan tujuan operasional. 

Apabila dana yang perusahaan kamu dapatkan justru melebihi biaya operasional secara keseluruhan, barulah perusahaan kamu bisa dinyatakan untung. 

Akan tetapi, jika dana yang didapat dari perusahaan kamu hanya bisa menutup sebagian biaya operasional keseluruhan, disitulah perusahaan dinyatakan mengalami kerugian. 

Tadi merupakan pengertian Break Even Point bagi para pelaku bisnis. Lantas, bagaimana jika kita berbicara tentang investor?

Para investor bisa menggunakan metode perhitungan BEP di dalam kegiatan jual beli saham.

Dengan begitu mereka bisa mengetahui kapan waktu yang tepat untuk membeli (call) dan kapan harus menjualnya (put). 

(Baca Juga: Tips Memulai Bisnis di 2023)

Manfaat dari Break Even Point

Setelah mengetahui tentang pengertian Break Even Point, sekarang saatnya kita mempelajari tentang manfaat dari Break Even Point itu sendiri. Ada beberapa manfaat dari Break Even Point, yaitu adalah:

1. Membantu Perusahaan/Pebisnis dalam Mengambil Langkah yang Lebih Efisien

Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, pengertian Break Even Point adalah sebagai salah satu cara untuk menghitung apakah suatu produk yang dijual bisa mendapatkan keuntungan atau tidak. 

Karenanya, dengan BEP perusahaan bisa lebih mudah dalam menentukan langkah seperti apa yang sebaiknya diambil untuk mengembangkan dan memajukan bisnis yang sedang dijalankan. 

2. Lebih Mudah Membuat Estimasi Waktu Balik Modal

Dengan menghitung BEP, kamu bisa lebih mudah dalam menentukan estimasi waktu untuk bisnis bisa balik modal. 

Melalui BEP kamu bisa menghitung perputaran penjualan dari suatu produk, sehingga bisa mempermudah kamu untuk mengetahui estimasi waktu untuk balik modal, baik itu dalam hitungan bulan atau tahun pula. 

Selain dapat mengetahui estimasi balik modal, kamu bahkan juga bisa memperhitungkan kapan sekiranya waktu yang tepat bagi bisnis untuk membutuhkan investor. 

3. Meningkatkan Profitabilitas

Manfaat Break Even Point yang terakhir adalah meningkatkan profitabilitas dalam suatu bisnis. 

Hal ini bisa terjadi karena perhitungan BEP bisa memberikan kemudahan perusahaan dalam melakukan analisa keuntungan. Dengan begitu, perusahaan pun juga dapat meminimalisir risiko terjadinya kerugian.

Dasar-dasar Break Even Point

Setiap pelaku bisnis tak hanya perlu mengetahui tentang pengertian Break Even Point, melainkan juga harus mengetahui tentang dasar-dasar yang terdapat di dalam Break Even Point itu sendiri.

  • Elemen utama yang terdapat di perhitungan BEP adalah Biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost)
  • Apabila terjadi perubahan aktivitas produksi, nilai biaya tetap akan tetap konstan
  • Perubahan volume kapasitas produksi bisa berpengaruh pada nilai biaya variabel secara keseluruhan
  • Harga jual per unit akan tetap selama periode analisis berlangsung, sehingga tidak ada perubahan harga jual dari perusahaan. 
  • Berdasarkan perhitungan BEP, jumlah produk yang dihasilkan akan selalu dianggap telah habis terjual. 
  • Perhitungan BEP hanya bisa berlaku untuk satu produk saja. Apabila perusahaan memproduksi lebih dari 1 produk, maka diperlukan persamaan hasil penjualan pada setiap produknya. 

Elemen-elemen di dalam Break Even Point

Setelah mengetahui tentang pengertian Break Even Point, manfaat, hingga dasar-dasarnya, terakhir kita akan membahas tentang elemen-elemen yang terdapat di dalam BEP. 

Dilansir dari majoo.id, berikut elemen-elemen penyusun Break Even Point, yaitu adalah:

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Elemen yang pertama perlu kamu ketahui adalah biaya tetap atau fixed cost. Biaya tetap merupakan biaya pokok yang akan selalu dikeluarkan oleh perusahaan, meskipun tidak memproduksi barang sekalipun, seperti biaya sewa gedung, biaya perawatan mesin, kendaraan, dan lain-lain. 

2. Biaya Variable (Variable Cost)

Berbeda dengan fixed cost, biaya variabel justru akan mengikuti jumlah produksi yang dihasilkan oleh perusahaan, sebagai contoh seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, peralatan sekali pakai, dan lain-lain. 

3. Biaya Campuran (Mixed Cost)

Sesuai dengan namanya, biaya campuran merupakan biaya gabungan antara biaya tetap dan biaya variabel.

Mixed cost ini memiliki nilai default yang wajib dibayarkan meskipun sedang tidak ada aktivitas produksi. 

Akan tetapi ketika aktivitas produksi dilakukan, jumlah yang harus dibayarkan akan semakin meningkat, mengikuti output dari produksinya itu sendiri. Contohnya seperti tagihan listrik, tagihan air, biaya bensin kendaraan, dan lain-lain. 

4. Harga Pokok Penjualan (HPP)

Harga Pokok Penjualan (HPP) akan mulai terbentuk apabila seluruh biaya telah dijumlahkan. HPP ini merupakan harga murni yang nominalnya sama dengan BEP. Nilai laba di dalam HPP sama dengan nol. 

5. Margin Laba

Margin laba merupakan elemen yang wajib ditambahkan pada harga produk apabila perhitungan BEP sudah dilakukan.

Kamu dapat menentukan margin laba dengan nominal berapapun dan disesuaikan dengan harga jual produk yang kamu inginkan. 

(Baca Juga: 10 Ide Bisnis yang Ramah Lingkungan yang Menguntungkan)

Jadi, itulah pengertian Break Even Point beserta hal-hal lainnya yang sekiranya perlu kamu ketahui.

Apakah saat ini kamu sedang tertarik untuk mempelajari bisnis atau berencana ingin membangun bisnis?

Melalui CekAja.com, kamu bahkan bisa mendapatkan pinjaman untuk modal usaha lho. Karena, CekAja.com menyediakan berbagai produk pinjaman seperti Kredit Tanpa Agunan atau KTA, seperti berikut:

Tidak membutuhkan persyaratan yang muluk dan dengan pengajuan yang mudah dan cepat, kamu sudah bisa mendapatkan modal usaha dengan jumlah yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Yuk segera kunjungi CekAja.com dan wujudkan bisnis impianmu sekarang juga!