Punya Bisnis Online? Hati-hati dan kenali Ciri Pembeli Penipu Berikut Ini

tips jualan online - CekAja.com

Dalam dunia jual beli online, bukan hanya pembeli saja yang bisa kena tipu tetapi penjual pun juga bisa.

Alih-alih ingin mencari rezeki dengan baik tanpa merugikan orang lain, kalau tidak berhati-hati justru bisa kena tipu oleh pembeli dan jadi merugi.  Karenanya, bagi kamu yang punya bisnis online perlu mengenali ciri-ciri pembeli yang dapat menipu dan merugikanmu. Berikut beberapa ciri pembeli yang suka tipu-tipu di dunia maya:

Struk palsu

Biasanya dalam melakukan jual beli online tanpa menggunakan layanan rekening bersama, dilakukan proses pembayaran lewat transfer. Pastinya sebagai penjual hanya ingin mengirimkan barang apabila pembeli sudah mentransfer uangnya.

Nah, sayangnya masih banyak pembeli nakal yang menipu para penjual dengan cara mengirimkan bukti transfer palsu kepada penjual. Jadi, kamu perlu hati-hati dan kembali memeriksa apakah struk yang dikirimkan si pembeli lewat whatsapp/line/email adalah asli?

Biasanya struk palsu tampak seperti editan, foto kertas struk penuh dan tidak ada tangan yang memegang. Warna tulisan juga tampak berbeda antara satu sama lain.

Selain itu, ketika pembeli mengatakan sudah mentransfer sejumlah uang yang disepakati, ada baiknya untukmu agar mengecek rekening terlebih dahulu apakah benar uangnya telah dikirimkan atau belum.

Saat COD bilangnya sudah transfer, padahal…

Transaksi secara Cash on Delivery (CO atau ketemuan sekalipun masih memiliki riisko untuk penjual. Biasanya pembeli yang tidak bertanggung jawab akan berpura-pura untuk mengeluarkan smartphone dan token lalu berpura-pura melakukan transaksi.

Agar tidak tertipu, kamu perlu mengecek kembali di rekening milikmu apakah benar uangnya telah di transfer. Karena biasanya mereka hanya berpura-pura saja dan tidak memperlihatkan kepadamu secara mendetil saat melakukan transfer lewat smartphone dan token.

Bayar sebagian, sisanya entah ke mana

Ada juga tipe pembeli yang berjanji akan melunasi pembayaran setelah membayar uang sebagian dan barang telah sampai. Biasanya kasus penipuan seperti ini sering menimpa para pebisnis online pemula. Ingat, jangan pernah mau untuk mengirimkan barang kalau pembeli belum mentransfer secara penuh.

Nawar gila-gilaan saat COD

Beberapa diantara kamu pasti pernah ketemu pembeli yang nawar gila-gilaan saat COD. Padahal sebelumnya sudah melakukan negosiasi dan sepakat dengan harga tertentu. Tetapi pada saat ketemuan pembeli malah menawar dengan cukup sadis, padahal kondisi barang sesuai yang telah kamu jelaskan sebelumnya.

Tentu ini sangat merugikan, apalagi kalau kamu harus mengorbankan waktu dan menempuh perjalanan jauh ke lokasi COD.

Coba dulu, bawa kabur deh!

Siapa bilang jual beli secara COD bahkan untuk transaksi jual beli mobil dengan ketemuan aman-aman saja? Pasalnya tidak sedikit kasus pencurian mobil berawal dari transaksi secara  cash on delivery   tersebut.

Bagaimana modus yang dilakukan oleh mereka? Pertama penipu yang berpura-pura ingin membeli kendaraan akan datang sesuai dengan lokasi yang disepakati, lalu dirinya meminta untuk melakukan test drive dan dengan meyakinkan rela meninggalkan barang-barang penting seperti identitas dan sebagainya padahal mobilmu dibawa kabur olehnya dan identitas yang ditinggalkan merupakan identitas palsu.

Jadi, kalau kamu ingin jual mobil secara COD dan calon pembeli ingin test drive sebaiknya kamu ikut saja.

Order jumlah besar, tapi gak dibayar

Biasanya kalau yang satu ini dilakukan pada toko-toko online terkenal. Pembeli nakal akan mengorder item yang kamu jual dalam jumlah banyak sampai jumlah yang kamu sediakan habis, sehingga tidak ada pembeli lain yang bisa membeli produk milikmu.

Lalu, pembeli nakal tersebut sengaja tidak mentransfer uang yang diharuskan sampai tenggat waktu habis. Ternyata, pembeli nakal tersebut merupakan pesaing yang juga menjual produk yang sama denganmu. Pesaing yang nakal tersebut berpura-pura menjadi pembeli dan menghabiskan stok milikmu, agar orang membeli produk yang sama kepada dirinya bukan dengan kamu