Ramah Lingkungan, 6 Gaya Hidup yang Lagi Tren Ini Bisa Kamu Tiru
4 menit membacaMenyelamatkan lingkungan dari kerusakan bisa dimulai dengan mengubah kebiasaan sehari-hari. Belakangan, gaya hidup ramah lingkungan mulai mengakrabi masyarakat.
Masih ingatkah kamu dengan peristiwa penemuan bangkai paus penuh sampah di Wakatobi, Sulawesi Tenggara tahun lalu? Pada tubuh paus sepanjang 9,6 meter tersebut ditemukan 5,9 kg sampah plastik. Peristiwa ini menyadarkan banyak orang bahwa sampah bukan hanya mencemari daratan, tetapi juga mengancam ekosistem laut.
Perkara sampah memang menjadi masalah di banyak negara. Apalagi untuk urusan sampah plastik, yang sulit terurai oleh mikroorganisme. Sampah plastik baru bisa terurai ratusan hingga ribuan tahun. Ngeri ya kalau sampah plastik di bumi makin menggunung?
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di Indonesia terdapat 65,8 juta ton total sampah di tahun 2017. Sementara pada tahun 2018, terdapat sebanyak 65,752 juta ton sampah. Banyak sekali ya?
Nah, kalau kamu tergerak untuk menyelamatkan lingkungan lewat gaya hidup, ada baiknya meniru 6 cara yang sedang tren berikut ini:
Ganti pembalut dengan menstrual cup
Kamu bisa mengganti pemakaian pembalut dengan menstrual cup. Menstrual cup ini bentuknya seperti corong dan dibuat dari silikon. Menstrual cup harus dimasukan ke dalam vagina agar dapat menampung darah haid. Meski begitu, benda ini aman kok buat kamu yang belum menikah.
Banyak sekali kelebihan produk ini dibandingkan pembalut biasa. Menstrual cup tentunya dapat digunakan lagi setelah dicuci, gak seperti pembalut yang sekali pakai buang. Menstrual cup juga tahan lama, dapat dipakai hingga bertahun-tahun.
Daya tampungnya mencapai sekitar 40 ml sehingga bisa dipakai selama 6-12 jam. Tentunya jika sudah penuh, darah haid harus dibuang terlebih dahulu. Setelah membuangnya, kamu bisa mencuci menstrual cup dan memakainya lagi. Sterilisasi menstrual cup dengan cara direbus air mendidih sebulan sekali atau setelah periode haid berakhir.
Keunggulan lainnya adalah meminimalisir risiko infeksi bakteri atau lecet. Kalau pakai pembalut biasa, kamu rentan mengalami kedua hal tersebut. Namun, produk ini punya kelemahan yaitu sulit dipakai bagi yang belum terbiasa. Jika sudah terbiasa, tentu kamu tak akan kesulitan memakainya karena bentuknya yang lentur.
(Baca juga: Ubah Sampah Jadi Berkah Yuk!)
Pakai sedotan stainless steel
Memakai sedotan stainless steel juga lagi tren lho! Jadi, kamu bisa bawa ke mana-mana sedotanmu sendiri agar bisa mengurangi penggunaan sedotan plastik. Tentunya, sedotan stainless steel punya keunggulan yaitu dapat dipakai berkali-kali.
Bahan untuk membuat sedotan stainless steel adalah besi yang tidak mudah berkarat meski sering dipakai. Ingat ya untuk selalu rajin membersihkan sedotan ini biar tetap aman dipakai.
Bawa tumbler ke mana-mana
Kamu pasti sering melihat teman-teman yang membawa tumbler alias botol minum ke mana-mana. Gak ada salahnya lho kalau mau meniru. Selain untuk menyimpan air putih untuk kebutuhan harianmu, kamu juga bisa gunakan tumbler saat jajan minuman di luar. Dengan begitu, kamu turut melakukan upaya untuk mengurangi sampah.
Eits, ada lho kedai kopi yang kerap ngasih diskon buat pembeli yang bawa tumbler sendiri. Jadi bisa sekalian menghemat kan?
Memakai barang preloved
Sadar gak sih kalau memakai kembali barang-barang bekas itu dapat mengurangi sampah? Nah, beberapa tahun terakhir jual beli barang preloved atau barang bekas layak pakai sedang tren di Indonesia.
Kalau dulu jual beli barang bekas yang ramai cuma seputar kendaraan bekas, kini orang-orang gak gengsi untuk menjual dan membeli barang-barang pribadi preloved seperti pakaian dan aksesori. Biasanya, barang preloved adalah barang-barang branded yang baru dipakai sesekali dan dijual dengan harga miring.
Kamu bisa berburu barang-barang preloved di aplikasi yang fokus pada jual beli barang preloved seperti Carousell.
Bawa kantong belanja sendiri
Agar ramah lingkungan, kamu bisa balik lagi ke kebiasaan emak-emak zaman dahulu yaitu bawa kantong belanja sendiri dari rumah. Kebiasaan yang satu ini juga mulai jadi tren di era sekarang. Tujuannya agar mengurangi penggunaan kantong plastik.
Kamu yang biasa belanja ke pasar pasti tau deh, banyak sekali kantong plastik yang kamu bawa pulang dalam sekali mengunjungi pasar, dari mulai yang berukuran kecil sampai yang besar. Sebagian pasti kamu buang karena sudah kotor.
Kalau kamu punya tekad mencintai bumi, bawalah sendiri kantong belanjamu. Siapkan tas khusus yang bisa kamu bawa setiap kali belanja.
(Baca juga: Mantap, Sampah di Singapura Bisa Jadi Listrik!)
Pakai clodi untuk bayi
Salah satu pengeluaran yang cukup menguras kantong bagi orangtua adalah membeli diaper atau popok sekali pakai. Bukan cuma boros, penggunaan diaper juga menghasilkan sampah segunung!
Solusinya yaitu bisa mengganti diaper dengan clodi. Penggunaan clodi atau cloth diaper juga mulai jadi tren di kalangan ibu-ibu masa kini. Bentuk clodi mirip seperti diaper. Clodi punya daya serap jauh lebih lama dibandingkan popok kain biasa. Bagian dalamnya tebal seperti handuk sementara bagian luarnya waterproof dan punya motif lucu.
Clodi dapat menampung 200 ml cairan selama 6 jam sehingga gak perlu langsung ganti saat bayi buang air kecil. Namun, tentunya kalau bayi buang air besar, tetap harus langsung diganti ya. Clodi bisa digunakan berkali-kali sehingga pengeluaran untuk membeli diaper bisa dipangkas.
Jadi, bukan cuma hemat pengeluaran, penggunaan clodi pastinya ramah lingkungan. Coba bayangkan saja berapa banyak sampah diaper yang akan dihasilkan selama bayi kamu masih menggunakannya?
Yuk gunakan kartu kredit untuk memudahkan transaksi belanja produk-produk ramah lingkungan! Cek pilihannya di CekAja.com!