Sepele, Tapi Bisa Bikin Keuangan Lebih Sehat dan Hemat?
2 menit membacaSaat mendengar kata berhemat, seringkali yang terlintas dalam pikiran adalah cara membuat hidup menjadi lebih sengsara dengan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama yang cukup “menyenangkan”.
Mungkin itu dulu! Karena nyatanya saat ini semua bisa dilakukan dengan beberapa kegiatan yang mudah, bahkan sepele. Bahkan tidak membuat penderitaan berkepanjangan karena sesuatu yang dipaksakan. Ditambah lagi kita pun bisa lebih sehat.
Jangan berpikir cara klise seperti menghemat pengeluaran belanja atau batasi tagihan kartu kredit. Karena kita juga bisa sehat berbekal hal sepele.
Dimulai dari makan siang
Membawa bekal makan siang ke kampus atau kantor adalah salah satu cara sepele tapi paling efektif untuk membuat kita menjadi lebih hemat.
Bukan hanya membuat mengelola keuangan lebih irit, kegiatan ini juga bisa membuat kita lebih sehat. Kalau di kantor tidak mendapatkan jatah makan siang, pastinya akan sering pergi ke tempat makan entah itu hanya sekedar warung makan ataupun restoran.
Kalau setiap harinya bisa mengeluarkan uang kurang lebih Rp20 ribu untuk makan siang, maka dengan bekal makan siang kita bisa menekan bujet tersebut. Bayangkan saja, jika Rp20 ribu dikalikan 20 hari kerja, maka sudah irit sebesar Rp400 ribu setiap bulannya.
Coba matikan lampu
Sebaiknya ketika pergi keluar rumah, atau pada saat malam hari cobalah untuk mematikan lampu rumah. Karena tanpa disadari hal sepele ini bisa membuat tagihan listrik menjadi lebih ringan.
Bukan cuma meringankan biaya tagihan listrik, mematikan lampu rumah ketika sedang tidak diperlukan juga sama saja menghemat energi. Jadi, sekali dayung dua pulau terlampaui bukan?
Gunakan transportasi umum
Bagi beberapa orang menggunakan layanan transportasi umum belum menjadi pilihan utama. Padahal kalau diketahui, dengan menggunakan layanan transportasi umum dapat menekan biaya konsumsi harian.
Apabila selama ini selalu menggunakan mobil pribadi ketika ingin bepergian, coba perhitungkan konsumsi bensin hariannya. Asumsinya, jarak rumah ke tempat tujuan adalah 15 kilometer. Sementara konsumsi bensin mobil adalah 1:10, dan bensin yang digunakan adalah pertamax.
Mengingat harga pertamax kurang lebih Rp8500, maka untuk satu kali perjalanan bolak balik dari kampus atau kantor ke rumah membutuhkan 3 liter bensin. Itu berarti uang untuk bensin yang dikeluarkan sebesar Rp25.500 setiap harinya.
Bandingkan kalau dengan menggunakan bus Transjakarta yang hanya seharga Rp 3.500, maka pulang pergi cukup hanya menghabiskan Rp7.000. Kalau dihitung total penghematan yang dilakukan untuk satu hari adalah Rp18.500, dan selama satu bulan setidaknya adalah Rp370 ribu.
Bila ingin miliki hitungan sendiri, coba saja kalkulasi pengeluaran untuk keperluan transportasi sehari-hari.
(Baca juga: Transportasi Umum Malah Lebih Untung?)
Isi baterai ponsel, cabut charger jika sudah tak terpakai
Kalau kamu sering sekali lupa untuk mencabut charger setelah selesai dipakai, sebaiknya tinggalkan kebiasaan lama tersebut. Tanpa disadari, kebiasaan buruk yang satu ini dapat memberatkan secara keuangan. Karena pastinya ketika charger tidak dicabut ada arus listrik yang tetap mengalir dan menjadi catatan konsumsi listrik.
Matikan dispenser
Rata-rata daya listrik yang diperlukan untuk sebuah dispenser adalah 500 watt untuk pemanas dan 112 watt untuk pendingan. Nah, kalau dirata-ratakan lagi pemakain per hari setiap rumah untuk satu dispenser adalah 1,5 KwH dimana harga per KwH sebesar seribu rupiah. Jadi, selama satu bulan konsumsi listrik untuk dispenser kurang lebih sebesar Rp45 ribu, dan selama setahun sebesar Rp540 ribu.
Perhitungan tersebut merupakan perhitungan dengan asumsi masih melakukan kebiasaan membiarkan dispenser terus bekerja selama 24 jam tanpa dimatikan. Kalau sering-sering dimatikan ketika tidak memerlukannya, penghematan yang bisa didapatkan hingga 80 persen loh.