Ternyata Ini Alasan Milenial Pilih Sewa Ketimbang Beli Properti

Sejak tahun lalu banyak pihak yang menyudutkan generasi milenial, sebagai penduduk dengan usia produktif akibat tidak tertarik untuk membeli rumah. Konon, generasi milenial lebiih suka jalan-jalan dan membeli gawai teknologi terbaru dibandingkan memiliki papan, sebagai kebutuhan utama.

Tahun ini, isu tersebut kembali berhembus dan setidaknya ada tiga alasan yang membuat banyak milenial lebih memilih sewa daripada beli properti. Ini daftarnya!

1. Harga terlalu mahal

Harga adalah komponen pertama bagi banyak orang dalam memutuskan untuk membeli barang. Tidak terkecuali properti, yang biasanya digunakan untuk sepanjang hayat dan bahkan kemungkinan hanya bisa dibeli sekali seumur hidup.

Alasan milenial enggan membeli properti ternyata karena harga properti, terutama di kota besar semacam Jakarta terlalu mahal. Banderol yang tidak sebanding dengan penghasilan yang didapatkan.

Di sisi lain, meskipun banyak perbankan yang menawarkan fasilitas Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), tetapi bunganya dinilai masih cukup tinggi.

Ternyata hal ini pun tidak mengerek daya beli milenial apalagi untuk mencicil dalam jangka waktu yang panjang. Milenial merasa kalau ringan mencicil Kredit Pemilikan Rumah (KPR) hanya ringan di awal karena bunga yang masih flat. Sementara itu, saat bunganya sudah floating, besaran cicilannya dirasa sudah cukup berat.

Padahal, semakin ditunda membeli rumah, berarti membiarkan harga makin membumbung tinggi akibat inflasi. Properti adalah produk dengan komponen dasar tanah, sementara itu, jumlah tanah tidak akan bertambah sehingga tanah yang sedikit itulah yang akan terus meningkatkan harga properti.

(Baca juga: Jokowi Bangun 1,25 Juta Rumah Murah, Begini Cara Milenial Bisa Memilikinya)

2. Belum tertarik membeli

Faktor kedua adalah banyak anak muda yang belum tertarik untuk memiliki properti, mereka lebih senang menghabiskan uangnya untuk kebutuhan sekunder seperti membeli gawai baru, pakaian baru ataupun traveling ke berbagai daerah sampai luar negeri.

Ditambah lagi, banyak sekali promo tiket pesawat sehingga kegiatan jalan-jalan kaum ini makin menjadi-jadi.

Gawai atau gadget juga menjadi pilihan milenial untuk berinvestasi. Bandingkan dengan generasi sebelumnya yang lebih memilih emas sebagai instrumen meningkatkan nilai tambah harta yang dimilikinya. Generasi milenial menjadikan gadget sebagai bentuk bukti kesuksesannya. Ditambah lagi, perputaran gadget baru sangatlah cepat, sehingga boleh jadi sebagian besar dana yang mereka miliki masuk ke barang konsumtif ini.

Ditambah lagi soal gaya hidup, anak muda saat ini lebih memilih untuk menghabiskan uangnya untuk membeli kopi dan nongkrong dibandingkan menginvestasikannya untuk masa depan dengan membeli properti.

3. Malas repot

Faktor ini ternyata juga menjadi perhatian utama milenial. Bahkan milenial sudah malas direpotkan untuk mulai membeli properti sejak awal, dari mulai memilih produknya, hingga mencari bank yang bersedia mengucurkan pinjaman KPR nya.

Belum lagi edukasi soal perpajakan serta tata cara membeli rumah yang dianggap cukup repot dan makan waktu membuat kaum milenial makin malas untuk membeli rumah.

4. Gak mau merawat

Kalaupun sudah membeli, sebagian besar pemilik tidak ingin direpotkan dengan urusan perawatan. Membeli apartemen juga harus siap untuk memperbaikinya jika mengalami kerusakan, seperti memperbaiki kebocoran, retak, lapuk dan lain-lain.

Masalahnya sekarang tidak banyak anak muda yang mau dipusingkan dengan urusan tersebut karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja.

Di sisi lain, dengan menyewa, milenial tidak perlu repot perkara perawatan dan hal lainnya. Sementara bagi milenial pekerja juga akan memudahkan kalau menyewa atau nge-kost yang dekat dengan kantor.

(Baca juga: Sebelum Menggadaikan Sertifikat Rumah, Perhatikan 4 Hal Ini)

5. Gonta-ganti pekerjaan

Ditambah lagi, generasi ini juga dicap sebagai generasi experience oriented. Bukan hanya dalam urusan suka berganti pekerjaan, namun juga tempat kost-an. Sehingga makin lebarlah ketertarikan para milenial untuk memiliki rumah.

Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) setidaknya ada 7,6 juta orang yang tidak memiliki rumah pada 2019. Nah, agar tidak makin bertambah jumlahnya, kamu kapan dong beli rumah?