6 Tips Berhemat Jelang Resesi yang Ampuh Menyelamatkan Keuangan
8 menit membacaBeberapa tips berhemat jelang resesi, sepertinya sudah harus diterapkan sejak hari ini. Mengingat, Badan Pusat Statistik pada Agustus 2020 mengumumkan, bahwa dampak pandemi virus Covid-19 pada pertumbuhan ekonomi semakin memburuk.
Melansir dari vice.com, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang triwulan II tahun 2020 minus 5,3 persen.
Ini sebenarnya belum masuk kategori resesi, karena sepanjang triwulan I, Indonesia masih memiliki pertumbuhan ekonomi yang positif.
Namun, jika melihat kondisi pandemi saat ini yang masih terus berlangsung, dan belum bisa dipastikan kapan berakhir, tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia mengalami resesi. Terlebih, belakangan ini marak terdengar Indonesia akan terkena resesi.
Nah, untuk mengatasi hal tersebut, sebagian besar orang mungkin masih bingung bagaimana cara menghadapinya.
Apalagi anak muda yang baru saja terjun ke dunia kerja, mahasiswa yang finansialnya masih bergantung dengan orang tua, maupun fresh graduate yang pertama kali merasakan hal ini, tentu akan bingung bagaimana mengatasi hal ini.
Maka dari itu, pada kesempatan kali ini CekAja.com akan mengulas beberapa informasi terkait resesi dan berbagi tips berhemat jelang resesi. Penasaran apa saja tipsnya? Yuk simak bersama-sama ulasan berikut ini!
Apa itu Resesi?
Hal pertama yang perlu kamu lakukan, sebelum mengetahui tips berhemat jelang resesi adalah mencari tahu definisi dari resesi itu sendiri.
Sebab, dari seluruh masyarakat Indonesia, beberapa di antaranya pasti ada yang belum tahu, atau baru mendengar istilah ini.
Ya, sejatinya resesi merupakan penurunan kegiatan ekonomi secara signifikan, yang berlangsung dalam jangka waktu panjang, baik itu berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Selama resesi terjadi, perekonomian tentu sedang berjuang untuk segera bangkit dari keterpurukan.
Namun sayangnya, selama resesi justru banyak terjadi hal-hal buruk yang tidak diinginkan, di antaranya yaitu pemutusan hubungan kerja, perusahaan membuat lebih sedikit penjualan, hingga output ekonomi menurun secara keseluruhan.
Tidak hanya itu, resesi juga mempengaruhi berbagai macam sektor usaha, seperti misalnya investasi, lapangan pekerjaan, hingga keuntungan perusahaan yang tentunya semakin menurun.
Apabila hal itu terus terjadi, bahkan semakin buruk, maka bisa saja resesi ekonomi berubah menjadi depresi ekonomi. Akibatnya, perekonomian negara menjadi berantakan dan fatal.
Hal itu dikarenakan, suatu negara yang sudah terkena depresi ekonomi, bisa dikatakan kolaps atau bangkrut.
Jika sudah begini, upaya untuk mengembalikan kondisi perekonomian negara kembali stabil seperti semula, akan jauh lebih sulit untuk dilakukan.
(Baca Juga: Resesi Ekonomi dan Tips Keuangannya)
Ciri-ciri Resesi
Untuk bisa melakukan tips berhemat jelang resesi, kamu tentu harus tahu lebih dulu ciri-ciri resesi. Dan beberapa ciri-ciri suatu negara terkena resesi, di antaranya yaitu:
- Melambatnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama dua kuartal, atau selama enam bulan berturut-turut
- Tingkat pengangguran yang semakin tinggi
- Tidak adanya keseimbangan antara jumlah produksi dan konsumsi
- Terjadinya inflasi dan deflasi yang sangat tinggi
- Nilai impor yang lebih banyak dari nilai ekspor
Dampak Resesi
Selain mengetahui ciri-ciri resesi, kamu juga perlu mengetahui dampak dari resesi, untuk bisa melakukan tips berhemat jelang resesi dengan benar. Jika dilihat secara sekilas dari definisi, dampak yang diberikan dari resesi akan sangat buruk.
Seperti yang sudah disinggung di pembahasan sebelumnya, kalau adanya resesi membuat banyak orang kehilangan pekerjaan, akibat dari pemutusan hubungan kerja, yang dilakukan banyak perusahaan.
Tidak hanya itu, penurunan pendapatan pegawai pun, menjadi salah satu cara yang dilakukan perusahaan, untuk tetap menjaga kestabilan produktivitas dan ekonomi perusahaan.
Penurunan pendapatan juga menjadi cara alternatif yang dilakukan perusahaan, untuk menjaga karyawannya tetap bisa memiliki pekerjaan.
Dampak lainnya yang diberikan resesi terhadap masyarakat, khususnya anak muda yang menjadi fresh graduate atau baru lulus di akhir 2019 dan awal 2020, yaitu sulitnya mendapatkan pekerjaan dan nantinya harus bersaing dengan angkatan kerja lainnya, yang memiliki lebih banyak pengalaman.
Untuk pebisnis sendiri, dampak yang dirasakan adalah daya beli konsumen yang semakin rendah. Sehingga, pemasukan jadi menurun dan nantinya para pebisnis tidak bisa memenuhi biaya hidup seperti biasa.
Bahkan di kondisi terburuknya, mereka tidak bisa membayar biaya pendidikan dirinya maupun anak-anaknya.
Bagaimana, sudah sangat terbayang bukan, buruknya dampak yang diberikan resesi ini? Maka dari itu, sebelum resesi benar-benar terjadi di Indonesia, kamu sebaiknya mulai mempersiapkan diri dengan mengetahui tips berhemat jelang resesi.
Tips Berhemat Jelang Resesi
Setelah di pembahasan sebelumnya kamu sudah mengetahui beberapa hal tentang resesi, mulai dari definisi, ciri-ciri hingga dampak resesi. Maka, di pembahasan kali ini kamu akan mengetahui tips berhemat jelang resesi yang perlu dilakukan.
Karena seperti yang diketahui, resesi merupakan sebuah “mimpi buruk”, apabila suatu negara terkena dann mengalaminya.
Pasalnya, akan terjadi banyak kekacauan dalam sektor ekonomi. Namun sayangnya, sudah terdengar desas desus kalau Indonesia sendiri akan terkena resesi.
Nah, untuk mengatasi hal tersebut, kamu perlu mempersiapkan diri dengan cara mengetahui dan melakukan beberapa tips berhemat jelang resesi, seperti:
1. Minimalisir aktivitas belanja
Tips berhemat jelang resesi yang pertama adalah dengan meminimalisir aktivitas belanja. Ya, ini menjadi hal utama yang harus dilakukan, untuk menjaga kondisi keuangan agar selalu stabil.
Sebab, saat resesi ekonomi terjadi, goncangan kondisi ekonomi akan lebih besar, kuat dan lama.
Sehingga, kamu perlu mempersiapkan anggaran dana lebih sejak dini, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga, seperti tabung gas, bumbu dapur, peralatan mandi, sayur dan buah, mie instan dan kebutuhan lainnya yang menjadi prioritas.
Oleh karena itu, untuk memastikan nantinya kamu tetap bisa memenuhi kebutuhan prioritas, kamu perlu meminimalisir aktivitas belanja. Sebaiknya kurangi membeli barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan.
Selain itu, kamu juga bisa mulai mengurangi porsi makan atau mengganti lauk pauk, dengan bahan makanan yang lebih ekonomis.
Seperti contoh, jika biasanya kamu makan daging ayam tiga kali dalam seminggu, maka kini kamu bisa mulai menguranginya dengan mengonsumsi daging ayam sebanyak satu kali dalam seminggu.
Tidak hanya itu, aktivitas berselancar di dunia maya pun rasanya juga harus dikurangi, untuk meminimalisir pembelian kuota internet, yang harganya juga cukup mahal.
Karena, akan lebih baik jika kamu mengalokasikan dana tersebut untuk dana darurat. Dengan begitu, kamu akan memiliki dana darurat atau simpanan yang lebih besar.
Jadi, ketika resesi benar-benar menyerang Indonesia, kamu sudah tidak kaget dan tidak perlu lagi merasa khawatir dengan kondisi perekonomian, karena sudah terbiasa berhemat sejak dini.
2. Melakukan budidaya sayur, buah dan ikan untuk penuhi kebutuhan pangan
Berikutnya, kamu juga bisa melakukan budidaya sayur, buah dan ikan untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Tips berhemat jelang resesi yang satu ini masih berkaitan dengan poin pertama, karena ini dapat menekan pengeluaran untuk belanja kebutuhan pangan.
Kamu bisa melakukan budidaya sayur, buah dan ikan dimana saja, tanpa harus memiliki lahan khusus yang besar untuk budidaya.
Kamu bisa melakukan budidaya di balkon, teras atau halaman yang kecil sekalipun dengan cara hidroponik dan budikdamber (budidaya ikan dalam ember).
Meski tidak membutuhkan lahan yang besar, lalu bagaimana dengan biayanya? Eits, jangan khawatir ini akan memakan biaya yang besar!
Sebab, untuk melakukan budidaya sayur, buah dan ikan ini, kamu bisa memanfaatkan barang bekas yang ada, seperti pipa paralon, styrofoam, hingga sekam padi sebagai media untuk menanam hidroponik.
3. Mencari penghasilan tambahan
Mencari penghasilan tambahan juga menjadi tips berhemat jelang resesi yang perlu dilakukan. Hal tersebut dikarenakan, pada saat resesi penghasilan bisa saja berkurang secara tiba-tiba, akibat dari pengurangan upah pegawai.
Jika hal itu terjadi, kamu tentu pusing mencari cara untuk bisa memenuhi kebutuhan, dari upah yang dipotong tersebut. Nah, sebelum itu terjadi, ada baiknya kamu mulai mencari penghasilan tambahan sejak saat ini.
Kamu bisa mulai bisnis kecil-kecilan, menjadi freelancer, atau melakukan hal lainnya yang bisa dilakukan untuk menambah pemasukan, agar bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Selain itu, penghasilan tambahan ini juga bisa kamu gunakan untuk menambah jumlah dana darurat yang telah dimiliki, untuk memastikan kondisi keuangan yang lebih siap, ketika resesi benar terjadi.
4. Meningkatkan jumlah dana darurat
Meningkatkan jumlah dana darurat, sudah menjadi hal utama yang wajib dilakukan, untuk mempersiapkan diri dari resesi ekonomi.
Tips berhemat jelang resesi ini bisa kamu lakukan secara perlahan, dengan cara meningkatkan jumlah uang yang ditabung.
Jika tabungan yang kamu miliki saat ini, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup satu bulan, maka kamu bisa meningkatkannya menjadi dua, tiga, empat hingga 12 atau 24 bulan.
Dengan begitu, maka dana darurat yang kamu miliki akan semakin banyak, dan tidak perlu merasa khawatir berlebihan pada saat terjadi resesi ekonomi.
5. Utamakan belanja dengan orang terdekat atau UMKM
Tips berhemat jelang resesi yang kelima adalah mengutamakan belanja dengan orang terdekat atau UMKM.
Sebab, dengan melakukan hal ini, kamu tidak hanya membantu meningkatkan penghasilan UMKM dan usaha orang terdekat, tetapi juga turut membangun hubungan baik dengan orang-orang sekitar, seperti tetangga, rekan kerja bahkan saudara jauh sendiri.
Seperti yang diketahui, membangun hubungan baik dengan banyak orang, merupakan investasi terbaik yang mudah dilakukan.
Dengan berhubungan baik juga, nantinya kamu akan saling terbantu dan membantu selama masa resesi.
6. Usahakan tidak menumpuk utang dan melunasi semua utang
Hal terakhir yang bisa kamu lakukan untuk berhemat jelang resesi adalah dengan tidak menumpuk utang, dan melunasi semua utang yang ada.
Sebab, jika kamu masih membiasakan diri menumpuk hutang tanpa tahu kapan bisa melunasinya, hal itu hanya akan membuatmu keuanganmu semakin sulit.
Terlebih, ketika masa resesi datang tiba-tiba, kamu tentu akan merasa panik dengan keadaan ekonomi yang tiba-tiba terguncang, sementara kamu juga memiliki banyak utang untuk dilunasi.
Jika sudah begitu, akhirnya beban ekonomi akan terasa jauh lebih berat, karena kamu harus memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan uang seadanya, sekaligus melunasi semua utang.
Oleh karena itu, sebelum resesi ekonomi menyerang, sebaiknya kamu sudah mulai melunasi semua utang yang ada, baik utang ke bank, pinjaman online maupun ke saudara, tetangga bahkan kerabat.
(Baca Juga: 5 Tips Hemat Pengeluaran di Masa Krisis)
Beberapa informasi terkait resesi, mulai dari definisi, ciri-ciri, dampak hingga tips berhemat jelang resesi sudah kamu ketahui di pembahasan sebelumnya.
Khusus untuk tips berhemat jelang resesi, itu semua penting dilakukan untuk menjaga kestabilan ekonomi, ketika masa resesi datang.
Satu hal yang bisa kamu lakukan saat ini adalah dengan mencari penghasilan tambahan. Yang mana, kamu bisa mendapatkannya dari berbagai jenis pekerjaan, salah satunya yaitu berbisnis.
Meski terlihat rumit, namun jika dilakukan dengan tekun, akan mendatangkan keuntungan yang berlimpah.
Modal yang dibutuhkan pun tidak harus selalu besar, yang penting menyesuaikan dengan kebutuhan. Kamu bisa menggunakan tabunganmu saat ini sebagai modal, atau bisa juga melakukan pinjaman dana tunai.
Sebab, dengan melakukan pinjaman dana tunai, kamu tidak perlu mengganggu kondisi keuangan yang telah ada.
Terlebih, jika ingin melakukan pinjaman dana tunai, kini kamu sudah bisa mengajukannya secara online, melalui CekAja.com.
Di sana, kamu bisa mengajukan pinjaman dana sesuai kebutuhan dan kemampuan finansial. Sehingga, nantinya kamu juga tidak akan terbebani, dengan pelunasan pinjaman yang dilakukan.
Selain itu, pengajuan pinjaman dana tunai di CekAja.com sangat mudah, cepat dan aman, karena CekAja.com suah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jadi, tunggu apalagi? Yuk, ajukan sekarang!