7 Kesalahan Mengelola Keuangan yang Bisa Hancurkan Pernikahan

masalah finansial rumah tangga _ kartu kredit - CekAja.com

Perceraian pasti bukan hal yang diinginkan pasangan menikah. Tapi kalau kamu khawatir apakah kamu dan pasangan bisa langgeng sampai akhir hayat, bukan masalah anak atau mertua yang harus dikhawatirkan.

Berdasarkan studi yang dilakukan Kansas State University pada tahun 2013, pertengkaran soal uang merupakan penyebab utama berakhirnya pernikahan. Meskipun masalah yang dialami setiap pasangan pasti berbeda, ada baiknya memperkecil kemungkinan uang merusak pernikahanmu. Caranya, simak tujuh kesalahan mengelola keuangan dalam pernikahan berikut.

1. Berpikir utang pasangan bukan urusanmu

Berdasarkan data sensus Amerika, rata-rata usia menikah pada tahun 2013 adalah 29 untuk pria dan 26,6 untuk wanita. Pada usia tersebut, banyak orang berpeluang untuk berutang seperti utang kartu kredit, cicilan kendaraan, dan lain-lain.

Secara hukum, kamu memang tidak bertanggung jawab untuk membayar utang kartu kredit. Tapi jika kamu sama sekali tidak acuh, utang pasangan bisa membahayakan finansial rumah tangga. Berikut fakta-fakta berdasarkan studi University of Arkansas:

  • Utang berkorelasi dengan kepuasan pernikahan.
  • Pasangan yang menghabiskan waktu dan energi mengkhawatirkan mengenai utang akan jadi kurang fokus pada hubungan dengan pasangan dan keluarga.
  • Mereka yang tidak punya utang besar lebih bahagia menjalani pernikahan.
  • Pinjaman mobil dan utang kartu kredit berefek negatif terhadap kelangsungan pernikahan dibandingkan pinjaman untuk uang sekolah.

Idealnya, kamu sebaiknya mendiskusikan persoalan finansial sebelum menikah. Dan jika kamu menemukan pasangan terjebak utang, menanggungnya bersama adalah jalan keluar jika ingin pernikahan tetap bertahan.

(Baca juga : Tips Menghemat Uang Belanja Bulanan)

2. Tidak mau menggabungkan uang

Menikah namun mengelola uang secara masing-masing bukanlah hal bijak. Contohnya suami membayar cicilan rumah, istri membayar cicilan mobil. Suami membiayai kebutuhan sehari-hari, sedangkan istri membayar air listrik. Lebih terdengar seperti teman kontrakan daripada pasangan suami istri bukan?

Bahkan meskipun kamu ingin punya akun tabungan sendiri-sendiri, kalian berdua harus punya satu akun tempat kedua penghasilan digabungkan. Setelah manikah, uang menjadi milik bersama dan tagihan yang menyangkut kelangsungan hidu berdua sebaiknya ditanggung berdua. Ini kalau kamu ingin pernikahan berlangsung lama.

Praktik ini didukung oleh studi Harvard Business School yang mengungkap pasangan yang menggabungkan penghasilan menjalani pernikahan yang lebih bahagia.

3. Tidak punya aturan dasar dalam mengelola uang

Keuntungan lain dari menggabungkan penghasilan adalah kamu dan pasangan bisa memutuskan cara mengelola uang. Sebelum memutuskan aturan apa yang akan dipakai, jawab pertanyaan berikut bersama pasangan:

  • Berapa banyak uang yang dapat dihabiskan tanpa berunding dengan pasangan?
  • Apa diskusi perlu dilakukan sebelum salah satu pasangan membuat kartu kredit baru atau mengambil pinjaman?
  • Bagaimana sistem membagikan uang saku pada anak-anak? Apakah harian, mingguan, atau bulanan? Dan berapa jumlah ideal yang disisihkan setiap bulan untuk keperluan mereka?
  • Bagaimana mengelola bonus atau rezeki tak terduga?

Aturan ini berguna untuk menghindari stres yang timbul akibat uang. Agar kamu dan pasangan tidak lupa, jangan lupa menuliskannya.

4. Menyimpan rahasia & menyembunyikan uang dari pasangan

Percayakah kamu jika lebih dari setengah wanita menyimpan rahasia yang berkaitan dengan uang dari suami? Berdasarkan studi tahun 2012 yang dilakukan Self.com dan Today.com, 56 persen wanita dan 37 persen pria telah berbohong satu sama lain soal uang. Ini termasuk membuka rekening lain tanpa sepengetahuan pasangan dan menyembunyikan pembelian.

Jika kamu termasuk salah satunya, saatnya jujur dengan pasangan. Karena menyembunyikan uang merupakan sinyal masalah, seperti kecanduan dan boros. Studi yang sama bahkan mengungkap berbohong soal uang sama seriusnya dengan perselingkuhan. Sebanyak 13 persen pasangan bercerai karena salah satunya menyimpan rahasia soal uang.

5. Menugaskan pasangan untuk membayar semua tagihan

Semakin kamu terlibat dalam setiap keputusan finansial rumah tangga, semakin kecil kemungkinan untuk  berbohong. Dan jika budgeting dibuat berdasarkan keputusan bersama, tagihan pun harus dibayar bersama.

Masing-masing harus tahu ke mana saja uang lari setiap bulannya. Cara ini mencegah salah satu menyalahgunakan uang rumah tangga.

6. Tidak membuat perencanaan jangka panjang

Kesalahan lain yang bisa mengacaukan pernikahanmu adalah tidak memasukkan masa depan dalam rencana, misalnya biaya kuliah anak dan dana pensiun. Selain itu terlambat memiliki asuransi juga bisa membuat rugi.

Kesalahan tersebut memang tidak langsung membuat pernikahan berakhir, tapi bisa menjadi masalah serius di kemudian hari. Tanpa persiapan matang, kamu mungkin akan mengalami masa tuamu ternyata tidak seindah yang dibayangkan.

7. Membiarkan emosi menguasai saat mengambil keputusan finansial

Uang bisa menjadi topik yang sangat sensitif, dan kesalahan terburuk yang mungkin kamu lakukan adalah menggunakan uang sebagai senjata untuk melawan pasangan.

Suami memang sudah membuang-buang uang dengan membeli Video Games terbaru. Tapi jika kamu melakukan pembalasan dengan menghabiskan uang belanja untuk belanja baju di mal, tindakan ini jelas merusak hubungan kamu. Tidak hanya berisiko, langkah ini terbilang bodoh.

Perilaku tersebut menimbulkan kebencian satu sama lain, kemudian kebencian tersebut berkembang biak menjadi ketidakpercayaan. Dalam dunia nyata, kita mungkin tidak mampu membahas finansial tanpa ngotot atau cekcok. Tapi ini lebih baik daripada menghindarinya sama sekali.

Jika masing-masing telah sepakat menggunakan kepala dingin sebelum melakukan pembahasan, niscaya finansial kalian berdua akan sehat sampai kakek nenek!