3 Cara Agar Berbisnis Bersama Teman Jadi Menyenangkan

bisnis bersama teman - CekAja.com

Membangun kongsi bisnis bersama teman atau sahabat bisa menjadi hal yang menyenangkan sekaligus miliki banyak tantangan. Beberapa terbukti berhasil, namun tidak sedikit juga yang gagal. Sampai-sampai, hubungan persahabatan dan pertemanan bisa jadi taruhan.

Faktanya beberapa kongsi bisnis antar sahabat yang terbukti berhasil bahkan bisa menciptakan perusahaan kelas dunia. Sebut saja Steves Wozniak bersama Jobs yang mendirikan Apple, Bill Gates bersama Paul Allen yang mendirikan Microsoft, Larry Page bersama Sergey Brin yang mendirikan Google, Bill Hewlett bersama Dave Packard yang mendirikan Hewlett-Packard, dan lainnya.

Melihat deretan nama besar yang disebutkan itu bisa menjadi motivasi tersendiri bagi kita yang sedang atau baru ingin membangun bisnis bersama teman. Walau begitu, banyak dari pakar bisnis yang mengamini, jika urusan bisnis sudah tentu beda dengan urusan pertemanan.

Seperti halnya John D. Rockefeller, miliarder dan pebisnis ulung dari negeri paman Sam pada abad ke-19, yang pernah mengeluarkan pernyataan dan akhirnya mejadi kutipan terkenal ketika bicara tentang membangun bisnis bersama teman. Menurut Rockefeller, “pertemanan yang dibentuk berdasarkan bisnis jauh lebih baik dibanding bisnis yang terbentuk di atas pertemanan.”

Kutipan tersebut bisa menjadi gambaran, membangun bisnis bersama teman memerlukan rambu-rambu yang mesti disepakati bersama. Mulai dari modal usaha, hingga aturan untuk menetapkan keputusan yang sulit. Berikut adalah 3 hal yang bisa menjadi acuan, apa saja?

Ingat, modal dan risiko ditanggung bersama

Jika membangun bisnis sendiri kita mungkin dapat seenaknya mengelola modal yang dikeluarkan tanpa adanya keputusan bersama. Risiko juga ditanggung secara pribadi. Tapi ketika kongsi bisnis bersama teman, semua modal dan risiko yang bakal ada tentu ditanggung bersama.

Tetapkan persentase pembagian modal yang dibutuhkan. Kemudian komunikasikan; apakah para pendiri yang menyumbang modal ingin melakukan peran aktif atau tidak? Hal ini dilakukan demi mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi saat bisnis mulai berjalan. Walau tidak ada aturan pasti, dua hal ini mesti disepakati karena akan berkaitan dengan status kepemilikan modal dan pembagian keuntungan.

Siapa berperan apa dan dapat bagian berapa?

Pertemanan muncul karena kedekatan. Karena itu kolaborasi kerja sama yang dilakukan bisa berjalan secara alamiah. Sayangnya, terkadang pertemanan bisa mengaburkan profesionalitas. Apalagi jika menjawab pertanyaan di poin pertama, semua orang yang terlibat ingin berperan aktif.

Bicarakan pembagian tugas ini di awal sebelum bisnis berjalan. Dengan begitu kita dapat menentukan, apakah semua orang yang menjadi pendiri akan terlibat secara aktif, atau hanya menunjuk satu orang saja untuk melakukan kendali usaha. Jadi akan jelas, siapa berperan apa dan akan mendapat bagian berapa?

Biasanya, rasa sungkan antar-teman untuk saling menegur, dan tidak adanya kontrol yang jelas, menjadi penyebab jalannya kongsi 10 Hal yang Harus Dilakukan Kalau Tidak Ingin Bisnis Rugi Mendadak  dan berantakan.  Karena itu akan lebih baik jika semua orang yang terlibat memiliki peran yang berbeda.

Lebih baik lagi jika masing-masing orang dapat menempatkan tanggung jawabnya sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Cara tersebut dapat memudahkan kita untuk mengetahui dan memahami kekuatan dan kelemahan keseluruhan tim, termasuk diri kita sendiri dan teman yang berkongsi.

Mulailah dengan keputusan sulit

Bukan artinya ingin membuat kesulitan di awal. Tapi pada akhirnya ada kemungkinan di satu waktu perjalanan bisnis akan menghadapi sebuah keputusan sulit. Karena itu kita dan teman yang berkongsi mesti menetapkan aturan yang detail untuk hal ini. Pasalnya, walau memiliki hasrat akan bisnis namun bukan artinya setiap orang juga memiliki perspektif yang sama tentang setiap keputusan yang dibuat.

Ingat, beda kepala beda kemauan! Tantangan ini sering dihadapi seseorang saat membangun bisnis bersama teman. Alasannya setiap orang merasa memiliki perusahaan dan miliki hak untuk menentukan.

Namun, ketika kita telah memiliki aturan detail untuk peran masing-masing, khususnya saat mengambil keputusan sulit, setidaknya ada solusi untuk mengatasi perdebatan panjang di saat bisnis berjalan nantinya.