Fenomena Déjà vu, Berbahaya atau Tidak? Cek Penjelasannya di Sini!

Pernahkah kamu mengalami fenomena déjà vu? Sebagian besar orang di dunia bahkan orang terdekat sekalipun pasti pernah mengalami fenomena tersebut. Lalu, apa sebenarnya déjà vu itu?

Fenomena Déjà vu, Berbahaya atau Tidak? Cek Penjelasannya di Sini!

Fenomena déjà vu sangat lekat dengan kehidupan kita. Fenomena ini membuat kamu serasa mengalami kondisi yang tidak asing, padahal mungkin itu adalah kali pertama kamu mengalaminya.

Kondisi seperti déjà vu ini juga tak perlu diambil pusing. Apalagi jika kamu dalam keadaan normal dan tidak mengalami gejala sakit apapun.

Karena, bisa dikatakan bahwa hampir setiap orang di seluruh penjuru dunia pernah mengalami déjà vu, bahkan berkali-kali.

Nah, untuk kamu yang sempat merasakan fenomena déjà vu dan penasaran akan hal tersebut, yuk langsung baca ulasan lengkap mengenai fenomena déjà vu, berikut ini.

Apa Itu Déjà vu?

Seperti yang tadi dijelaskan, déjà vu merupakan kondisi di mana rasanya kita pernah mengalami hal tersebut.

Istilah déjà vu muncul pertama kali pada tahun 1876, yang mana saat itu salah seorang filosofis dan ilmuwan ternama asal Perancis, Emile Boirac mengartikan istilah déjà vu sebagai ‘sudah pernah melihat’.

Meski banyak ilmuwan dan filosofis yang mencoba menjelaskan tentang alasan déjà vu terjadi, namun hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab fenomena tersebut.

Mengutip dari laman Hello Sehat, berdasarkan penuturan Sigmund Freud dan Carl Jung, déjà vu sendiri berhubungan dengan keinginan yang terpendam serta erat kaitannya dengan alam bawah sadar manusia.

Beberapa Teori Mengenai Alasan Seseorang Mengalami Déjà vu

Apa Itu Dejavu dan Beberapa Teori Mengenai Alasan Seseorang Mengalami Déjà vu

Penjelasan mengenai fenoman déjà vu dalam kehidupan memang tidak dijabarkan secara mendetil.

Namun, seperti yang tadi dibahas, menurut para ilmuwan yakni Sigmund Freud dan Carl Jung, déjà vu sebetulnya masih berkaitan dengan alam bawah sadar manusia serta hasrat yang terpendam.

Selain itu, berdasarkan informasi yang CekAja dapat dari laman Halodoc, berikut beberapa teori atau alasan terjadinya fenoma déjà vu pada manusia:

  • Teori Split Perception

Dalam teori split perception, dijelaskan bahwa déjà vu terjadi ketika seseorang melihat suatu hal yang sama dalam kurun waktu yang berbeda.

Sehingga, secara otomatis, otak akan membentuk ingatan yang dilihat, meski informasi yang didapat masih sangat minim.

  • Mengalami gangguan pada otak

Teori lainnya mengenai fenomena déjà vu adalah karena gangguan pada otak. Hal ini dijelaskan ketika kita berada dalam situasi tertentu, di mana otak menyerap informasi yang disimpan dalam memori jangka pendek, namun dialihkan ke memori jangka panjang.

Apabila déjà vu yang dialami terlalu sering dan dinilai cukup mengganggu, kemungkinan kondisi tersebut justru merupakan indikasi adanya gangguan kesehatan yang cukup serius.

  • Teori memory recall

Beberapa ilmuwan percaya bahwa déjà vu erat kaitannya dengan bagaimana cara manusia memproses dan mengingat sebuah kejadian.

Hal itu, juga dibuktikan lewat penelitian yang dilakukan oleh profesor psikologi di Universitas Coloradi, Anne Clearly.

Dalam penelitiannya, ia menemukan teori bahwa déjà vu ini seperti respon terhadap peristiwa yang menyerupai kejadian yang pernah kamu lalui di masa lampau, hanya saja kamu tidak mengingatnya.

(Baca Juga: Apa Itu Lucid Dream? Kenali Pengertian dan Tekniknya)

4 Jenis Fenomena Déjà vu

Hal ini sangat jarang diketahui oleh masyarakat luas. Sebetulnya, fenoma déjà vu itu tak hanya satu, namun beragam jenisnya. Dan berikut 4 jenis déjà vu yang mungkin belum atau pernah kamu alami.

1. Deja Visite

Jenis fenomena yang pertama adalah deja visite. Seperti namanya, fenoma ini berhungan dengan kondisi, di mana kita merasa bahwa sangat mengenali suatu tempat, yang mungkin sebetulnya tidak pernah dikunjungi sebelumnya.

2. Deja Senti

Selain deja visite, fenomena otak seperti deja senti pun pasti pernah kamu alami lho.

Deja senti ini seperti saat kamu merasa sudah melakukan atau mengatakan suatu hal, padahal sebenarnya belum kamu katakan atau lakukan.

3. Deja Vecu

Fenoman selanjutnya yang hampir serupa dengan déjà vu pada umumnya adalah deja vecu.

Hanya saja deja vecu sendiri lebih pada peristiwa di mana seseorang seperti merasakan suatu kondisi yang tak asing dan bisa mengetahuinya secara lebih mendetil.

4. L’esprit de l’Escalier

Sedangkan, fenomena otak yang satu ini, yaitu L’esprit de l’Escalier lebih pada rasa penyesalan yang muncul setelah kamu merasa bahwa dapat melakukan yang jauh lebih baik pada suatu peristiwa tertentu di masa lampau.

Apakah Déjà vu Berbahaya?

Fenomena déjà vu dianggap bukanlah sesuatu yang harus dikhawatirkan. Namun, kondisi ini bisa saja dialami sebelum dan selama epilepsi kambuh.

Mengutip dari laman Merdeka, epilepsi atau kejang fokal umumnya dimulai hanya pada satu bagian otak saja, walaupun kemungkinan untuk menyebar tetap ada.

Kondisi tersebut dapat berlangsung selama beberapa detik maupun menit. Jika mengalami epilepsi, kamu mungkin tidak bisa merespon atau bahkan orang lain menganggapnya kamu sedang melamun.

Déjà vu yang dialami sebelum kejang fokal, biasanya ditandai dengan beberapa gejala, seperti:

  • Berhalusinasi
  • Merasa kedutan dan kehilangan kendali atas otot
  • Mengalami gerakan tak sadar yang berulang
  • Emosi meluap dan tidak bisa dijelaskan

Selain epilepsy, déjà vu juga dianggap sebagai salah satu dari gejala demensia. Mereka yang menderita demensia biasanya selalu membuat ingatan yang salah atas respon terhadap fenomena déjà vu yang berulang.

(Baca Juga: 7 Arti Mimpi Bertemu Orang yang Sudah Meninggal)

Konsultasikan ke Dokter jika Mengalami Hal-hal Berikut

Nah, itu dia penjelasan mengenai fenomena déjà vu. Secara umum sih, kondisi tersebut tidak berbahaya.

Namun, jika kamu mengalaminya secara berulang dan merasa terganggu, baiknya langsung konsultasikan ke dokter spesialis saraf atau psikater, agar mendapat penanganan yang tepat.

Urusan biayanya, kamu bisa kok menggunakan kartu kredit yang memang secara khusus bisa digunakan untuk membayar dengan skema cicilan biaya medis.

Kartu kredit yang dimaksud itu adalah kartu kredit dari Standard Chartered Visa Black Platinum. Kartu ini bisa kamu gunakan untuk menyicil biaya pengobatan di rumah sakit lho.

Kamu bisa mendapatkan kartu kredit tersebut dengan mengajukannya terlebih dulu lewat layanan CekAja.com.

Di sini, selain mengajukan, kamu juga dapat membandingkan seluruh produk kartu kredit ataupun asuransi kesehatan yang diinginkan, sesuai dengan kebutuhan dan bujetmu.

Untuk informasi lebih lanjut, langsung klik tabel di bawah ini saja ya.