Hanya Karena Stres, Kamu Bisa Menderita 8 Masalah Kesehatan Ini

Seberapa keras pun usaha kamu untuk merasa bahagia, pasti ada ada situasi di mana stres sulit dihindari. Misalnya di saat kamu banyak tekanan di kantor, banyak tuntutan dari keluarga, atau punya masalah finansial seperti utang menumpuk.

Apapun kesulitan yang kamu hadapi, anjuran untuk berpikir positif sebaiknya tidak hanya masuk ke telinga kanan dan keluar di telinga kiri. Pasalnya, stres terbukti berakibat buruk pada  tubuhmu dan timbulkan berbagai risiko kesehatan.

Jadi jika bos marah-marah atau tekanan pekerjaan seperti tak ada habisnya, segera cari cara untuk meredakan stres sebelum kamu terkena penyakit berikut:

Serangan jantung

Orang dengan level stres tinggi berpotensi lebih besar menderita darah tinggi dan serangan jantung. Stres memicu peningkatan denyut jantung dan aliran darah, serta menyebabkan pelepasan kolesterol dan trigliserida ke dalam aliran darah.

Stres emosional yang berlarut-larut menjadi pemicu masalah jantung yang serius, termasuk serangan jantung. Orang yang memiliki masalah jantung kronis harus menghindari stres akut dan belajar bagaimana untuk mengelola stres. (Baca juga:  Sejumlah Tokoh Terkenal Ini Meninggal karena Serangan Jantung)

Asma

Stres juga dapat memperburuk asma. Bahkan stres kronik pada orangtua dapat memperburuk risiko asma pada anak. Lebih buruk lagi, stres yang diderita orangtua dapat mempengaruhi tingkat asma anak-anak yang juga terkena polusi udara atau yang ibunya merokok selama kehamilan. Intinya, anak-anak dengan orangtua stres memiliki risiko jauh lebih tinggi terkena asma.

Diabetes

Stres dapat memperburuk diabetes dalam dua cara. Pertama, meningkatkan kemungkinan perilaku buruk, seperti makan yang tidak sehat. Saat sedang stres, orang cenderung ingin makan yang manis-manis untuk menghibur hati dan memperbaiki mood yang buruk. Kedua, stres meningkatkan kadar glukosa bagi penderita diabetes tipe dua. (Baca juga:  Cegah 7 Penyakit Ini Sekarang Sebelum Usiamu Setengah Abad)

Sakit kepala

Stres juga dianggap memicu sakit kepala tegang yang terjadi secara kronis, tapi juga migran. Sakit kepala tegang ditandai dengan gejala rasa nyeri yang menekan pada dua sisi kepala.

Sedangkan migran dikenali dengan gejala sakit kepala pada satu atau dua sisi kepala. Sensasi berdenyut dan terkadang juga diiringi dengan mual, muntah, dan sensitif terhadap suara serta cahaya.

Depresi dan kecemasan

Bukan hal yang mengherankan kalau stres kronis berhubungan dengan depresi dan kecemasan. Sebuah studi menemukan bahwa orang stres akibat tuntutan pekerjaan memiliki risiko 80% lebih tinggi terkena depresi menahun dibandingkan orang dengan level stres rendah. (Baca juga:  Ini Buktinya Kalau Miskin Itu Bikin Menderita)

Masalah pencernaan

Stres juga merupakan faktor umum masalah pencernaan seperti mulas kronis (atau penyakit gastroesophageal reflux) dan sindrom iritasi usus. Saat grogi, mungkin kamu merasa perutmu mulas atau jadi tidak nafsu makan. Tapi level stres yang tinggi bisa menyebabkan masalah yang lebih parah dari perih lambung.

Penuaan dini

Stres mempengaruhi penampilan. Sebuah studi membandingkan DNA seorang ibu yang menderita stres tinggi dan seorang ibu yang tidak stres. Para peneliti kemudian menemukan area kromosom pada ibu penderita stres yang memperlihatkan penuaan lebih cepat. Stres bahkan membuat seseorang tampak lebih tua 9-17 tahun dari usia sebenarnya.

Tak heran jika kulit orang yang stres jadi kering, kusam, bersisik, atau mudah berjerawat. Rambut juga cepat rontok dan beruban. Stres jelas harus dihindari bagi mereka yang ingin tampak lebih muda.  (Baca juga: Boleh Ditiru, Inilah Cara Miliarder untuk Mengusir Stres

Kematian tiba-tiba

Stres menyebabkan kematian tiba-tiba ini bahkan punya istilah di Jepang. Di negara sakura, orang yang stres karena bekerja tanpa henti disebut karoshi. Korbannya pun bukan hanya mereka yang berusia setengah abad, tapi juga mereka yang berusia di awal 20-an.

Pemerintah setelah bahkan mengeluarkan imbauan agar masyarakat tidak bekerja berlebihan tanpa istirahat. (Baca juga: Ingin Karier Sukses Boleh Saja, Asal Jangan Tiru Budaya Kantor di Jepang Seperti Ini

Sebenarnya kematian tiba-tiba ini disebabkan karena serangan jantung mendadak, stroke, dan kelaparan karena tidak ada waktu untuk makan. Ditambah stres karena tekanan untuk mencapai target dari atasan.