Ini Caranya Agar Kamu Bisa Mengumpulkan Rp 1 miliar Saat Pensiun

tips kaya _ investasi - CekAja.com

Semua orang pasti menginginkan pensiun dalam keadaan berkecukupan. Bahkan, jika bisa masa pensiun dihabiskan dengan menjalani mimpi tanpa kesulitan uang untuk membiayainya. Pertanyaannya, berapakah uang yang mesti disiapkan orang agar orang bisa merdeka secara finansial pada masa pensiun.

Tentunya nominal tersebut bergantung pada gaya hidup seperti apa yang ingin dijalani saat pensiun. Untuk memudahkan perhitungan biaya, CekAja akan membagi pensiun dengan tiga kategori finansial yaitu lumayan, sedang dan oke.

Bila ingin pensiun dalam kategori lumayan, kamu harus memiliki tabungan pensiun Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar. Sementara, untuk pensiun dalam kategori sedang, tabungan yang disiapkan Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar. Untuk pensiun dalam kategori oke, tabungan yang disiapkan mencapai Rp 2 miliar lebih.

Nah, sekarang berapa dana yang harus ditabung tiap bulannya dan bagaimana cara untuk memudahkan rencana pengumpulan dana tersebut? Berikut ini penjelasannya:

Kategori lumayan (Rp 500 juta-Rp1 miliar)

Bila rata-rata orang mulai bekerja di usia 22 tahun dan pensiun di usia 56 tahun, maka kesempatan menabung yang ada adalah 34 tahun atau 408 bulan. Nah, Untuk mendapatkan Rp 1 miliar, dalam Sebulan setidaknya kamu harus menabung senilai Rp 2,5 juta. Sepertinya, nilai yang harus disetor tiap bulannya tersebut masih masuk akal untuk karyawan kantoran di kota besar.

Namun, semakin telat kamu menyiapkan tabungan pensiun, setoran bulanan yang jadi kewajiban jadi semakin besar. Contohnya bila memulai di usia 35 tahun, maka tenggat waktu untuk mengumpulkan tabungan tinggal 21 tahun. Untuk mencapai tabungan senilai Rp 1 miliar, uang yang disetor tiap bulannya menjadi Rp 4,8 juta.

(Baca juga:  Ide Kreatif Hadiah Pernikahan yang Unik dan Murah)

Kategori sedang (Rp 1 miliar-Rp 2 miliar)

Untuk pensiun dengan tabungan kategori sedang, tentu perjuangan yang dijalani akan semakin berat. Sebab, minimal uang yang harus ditabung mencapai Rp 1 miliar dan maksimal senilai Rp 2 miliar. Dengan jumlah tabungan tersebut, kamu bisa menjalani masa pensiun lebih nyaman dan terjamin baik dari gaya hidup maupun kesehatan.

Bila jangka waktu yang kamu miliki untuk mencapai nilai tabungan kategori sedang mencapai 34 tahun, maka uang yang harus kamu sisihkan setiap bulannya untuk tabungan pensiun mencapai Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta. Nah, bila kamu mengumpulkan uang dengan jangka waktu yang lebih singkat, maka nilai yang harus disisihkan dari penghasilan bulanan bisa mencapai dua kali lipatnya.

Kategori oke (Rp 2 miliar lebih)

Bila tabungan yang kamu miliki mencapai Rp 2 miliar lebih, kamu sudah tergolong hidup dalam kondisi makmur. Asalkan gaya hidup tidak konsumtif berlebihan, dana tersebut sudah lebih dari cukup untuk usia tuamu.

Nah, bila kamu adalah seorang [c88-article id=”92066″ title=”first jobber” text=”first jobber”] di usia 22 tahun, maka minimal tabungan yang harus kamu siapkan mencapai Rp 5 juta per bulan. Sepertinya, nilai setoran tersebut cukup berat untuk kamu yang masuk kategori first jobber.

Lantas, apakah seorang pekerja pemula tidak akan bisa mengumpulkan tabungan pensiun dengan kategori oke? Untuk itu, diperlukan sedikit trik dalam mengelola uang. Maksudnya, kamu jangan lagi mengandalkan tabungan bank konvensional yang suku bunganya rendah. Namun, coba masukkan dana yang kamu sisihkan dalam instrumen investasi.

(Baca juga:  4 Alasan Kenapa Kita Harus Selalu Cek Pajak Kendaraan)

Investasi menjamin pensiun

Coba cari instrumen investasi yang sesuai dengan perencanaan keuangan pensiunmu. Jika kamu hanya bisa menyisihkan uang sedikit, jangan khawatir karena ada instrumen investasi seperti reksa dana yang bisa mewujudkan kamu memiliki tabungan pensiun. Sebab, reksa dana terbukti memiliki imbal hasil hingga 30% per tahun.

Dengan demikian, uang yang kamu simpan bisa bertumbuh lebih cepat. Alternatif lainnya, ada instrumen seperti deposito yang menjamin pertumbuhan uang dengan angka pasti dan jaminan keamanan simpanan yang lebih tinggi dibandingkan reksa dana.