INTERVIEW : Menilik Potensi Bisnis Kartu Kredit BNI

Saat ini siapa yang tidak mengenal kartu kredit ? Kartu sakti yang dapat digunakan dalam kondisi apapun, baik itu untuk menutupi biaya rumah sakit yang serba mendadak, atau untuk membayar biaya perjalanan wisata Anda.

Interview BNI Nuraini Dwi Astuti

Berbeda dengan kartu debit, di kartu kredit pihak bank yang akan membayarkan terlebih dahulu kebutuhan transaksi Anda untuk kemudian dibayarkan oleh Anda sendiri pada akhir bulan. Atas karena itulah pengguna kartu kredit di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan.

Betapa tidak dengan skema pembayaran seperti itu, nasabah menjadi sangat dimanjakan, mengingat dana yang dimiliki nasabah saat ini dapat dialokasikan untuk menutupi kebutuhan hidup yang lain. Sementara untuk membayar tagihan lain atau untuk dana talangan darurat dapat menggunakan kartu kredit.

Tak aneh pula jika akhirnya penggunaan kartu kredit di Indonesia terus berkembang. Berdasarkan data data Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), selama 10 tahun kebelakang peredaran kartu kredit terus mengalami peningkatan sebanyak 40,88% dari 12,25 juta kartu pada 2009 menjadi 17,27 juta kartu di Juli 2018. Hal itu akhirnya ikut mengerek nilai transaksi kartu kredit dari Rp132,65 triliun di 2009 menjadi Rp173,07 triliun di paruh pertama tahun ini.

Nah untuk mengetahui potensi bisnis kartu kredit di Indonesia, CekAja.com baru saja melakukan wawancara khusus dengan Wakil Pemimpin Divisi Bisnis Kartu BNI, Nuraini Dwiastuti saat acara Japan Travel Fair 2018 di Jakarta, Berikut petikannya.

Dalam acara Japan Travel Fair 2018 ini berapa target penambahan nasabah baru BNI?

Dalam gelaran ini, BNI menurunkan lebih dari 15 tim sales. Selama 3 hari penyelenggaraan Japan Travel Fair 2018, BNI menargetkan dapat menambah 1.500 aplikasi kartu kredit baru.  Acara – acara seperti ini merupakan pangsa pasar yang besar untuk mendapatkan aplikasi baru. Karena secara historical jika nasabah bertransaksi untuk keperluan travel, berarti dia eligible untuk memiliki kartu kredit BNI.

(Baca juga: Cek Alasan Pengajuan Kartu Kredit Ditolak Meski Skor Kredit Baik)

Kemana biasanya nasabah menggunakan kartu kredit?

Yang pasti untuk pemegang kartu kredit BNI, ada beberapa top merchant. Salah satunya adalah groceries, kemudian fashion lalu dining dan keempat adalah lainnya. Nah untuk sektor lainnya biasanya diisi travel ataupun kesehatan ataupun Pendidikan.

Langkah apa yang dapat dilakukan perusahaan untuk menggenjot bisnis kartu kredit?

Tahun ini BNI membidik sektor E-Commerce, Travel dan juga dining untuk meningkatkan sales volume. Mengapa hal itu dilakukan, karena kami yakin orang-orang yang menggunakan kartu kredit larinya ke sektor itu.

Ditambah saat ini transaksi terbesar masih berasal dari E-Commerce, nilainya mencapai 40% hingga 50% dari total transaksi kartu kredit.

Ada pandangan bahwa generasi millennial sekarang menghabiskan uangnya untuk travel ketimbang menyimpannya di bank atau di instrumen investasi lainnya. Apakah hal itu dapat dijadikan momentum untuk mengerek kinerja kartu kredit?

Kalau di bidang travel, kartu kredit BNI ataupun kartu debit, orang melihatnya sudah sebagai kartu untuk travel. Apalagi kita juga sudah memiliki kartu kredit co-branding dengan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan juga terus menjalin kerjasama lewat travel fair.

Kalau untuk mengerek kinerja, saat ini kita sudah membidik perusahaan E-Commerce seperti Traveloka dan juga Pegi-Pegi untuk kerjasama.

(Baca juga: Cara Cerdas Agar Kartu Kredit Anda Tak Over Limit)

Berapa outstanding kartu kredit BNI saat ini?

Saat ini total outstanding kartu kredit sampai dengan Juni 2018 mencapai Rp12,77 triliun. Kalau sampai akhir tahun target outstanding diperkirakan naik 20% dari tahun lalu.

Bagaimana dengan rasio kredit bermasalahnya atau non performing loan (NPL)?

Tetap kita jaga. Sampai dengan Juni 2018 NPL Kartu kredit BNI berada di angka 2,65%, masih jauh dibawah NPL rata-rata industri yang sebesar 2,96%. Hingga akhir tahun NPL diharapkan dapat dijaga dibawah level industri. Untuk NPL 2017 berada di kisaran 2,64%.

Sektor apa yang berkontribusi besar terhadap perolehan NPL?

NPL terjadi karena ada sales volume yang terjadi di beberapa merchant. Nah merchant terbesar adalah groceries. JIka Anda berminat memiliki kartu kredit atau menambah limit kartu kredit, ajukan di CekAja.com. Marketplace produk keuangan terpercaya di Indonesia.