Jangan Panik, Ini 3 Kerugian Dari Panic Buying Hadapi Corona
3 menit membacaPresiden Joko Widodo secara resmi mengumumkan adanya dua kasus virus Corona di Indonesia. Hal tersebut membuat negeri ini masuk dalam peta persebaran virus Corona jenis baru atau Covid-19. Ragam reaksi yang muncul, ada yang tenang namun banyak juga yang panik.
Masuknya Indonesia dalam peta sebaran Covid-19 juga menambah daftar jumlah negara yang terdampak virus Corona di dunia. Per Selasa, 3 Maret 2020, sudah 66 negara dikabarkan terpapar virus Corona.
Masuknya Covid-19 di tanah air menimbulkan fenomena panic buying atau aksi membeli barang dalam jumlah besar. Hal tersebut muncul sebagai bentuk antisipasi masyarakat saat wabah atau bencana terjadi.
Namun yang banyak tidak disadari adalah terjadinya kenaikan harga di pasar akibat melonjaknya permintaan. Lihat saja barang-barang seperti hand sanitizer, masker, obat-obatan dan multivitamin hingga berbagai makanan pokok sudah mulai sulit ditemukan.
Merespon fenomena ini, Lembaga konsultan keuangan, Grant Thornton Indonesia menjabarkan setidaknya 3 kerugian dari panic buying
(Baca juga: Masuk Indonesia, Update Korban Virus Corona Sudah Lampaui SARS)
1. Meningkatkan Inflasi
Aktifitas pembelian yang berlebihan tentu akan berpengaruh kepada perekonomian.
Fenomena panic buying oleh masyarakat akan memicu kelangkaan berbagai produk dan berdampak pada kenaikan harga barang tersebut.
Jika hal itu terjadi maka bayangan inflasi yang mampu mengganggu stabilitas ekonomi negara sudah didepan mata.
Aksi panic buying yang hanya beberapa bulan sebelum Idul Fitri akan menyebabkan kenaikan inflasi yang lebih awal dan lebih lama.
2. Keuangan Rumah Tangga Terganggu
Saat kamu merasa terancam, secara psikologis proses berpikir menjadi terganggu. Bahkan pikiran akan menjadi lebih mudah terpengaruh oleh pola pikir kelompok.
Dalam kasus virus Corona, dengan tersebarnya informasi yang mengatakan banyak kelompok masyarakat yang memborong barang rumah tangga dalam jumlah banyak.
Memantik perilaku yang sama bagi kelompok lain yang mendengarnya. Jiwa yang seharusnya tenang, seakan terusik dengan informasi kepanikan beberapa orang.
Namun perlu dipahami juga, secara tidak sadar hal tersebut akan berdampak pada keuangan rumah tangga.
Karena pembelian yang dilakukan secara impulsif bisa menyedot dana yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan reguler.
Dana yang biasanya digunakan untuk uang sekolah anak atau cicilan rumah bisa tergeser penggunannya.
Belum lagi jika pembelian dilakukan menggunakan fasilitas kredit seperti misalnya kartu kredit, terjadi beban hutang konsumsi yang terlalu prematur dan tidak pada tempatnya.
Dalam perencanaan keuangan rumah tangga, beban hutang konsumsi ini perlu dikendalikan.
(Baca juga: Imbas Corona, IHSG Anjlok, Inflasi Meningkat)
3. Pemborosan
Bayangkan Anda membeli 50 kardus mi instan dan menimbun 100 kilogram (kg) beras, sementara stok barang tetap cukup seperti apa yang dijanjikan pemerintah saat ini.
Kondisi virus Corona juga tidak seburuk yang ditakutkan di tanah air. Maka pembelian berdasarkan panic buying tersebut dapat dikategorikan sebagai salah satu tindak pemborosan.
Pasalnya kamu akan kesulitan untuk menghabiskan bahan makanan tadi sebelum masa kadaluwarsanya. Misalnya, beras mungkin berkutu dan rusak apabila disimpan terlalu lama.
Alexander Adrianto Tjahyadi, Audit & Assurance Partner Grant Thornton Indonesia mengungkapkan fenomena panic buying dapat menimbulkan kerugian secara keuangan tidak hanya secara personal namun juga secara luas.
“kami menyarankan untuk menahan diri dan membeli barang dalam jumlah sewajarnya, kita semua berharap virus Corona dapat ditangani dengan baik di Indonesia,” katanya melalui keterangan resmi.
Melihat potensi kerugian yang akan diakibatkan tentu akan lebih bijak untuk menahan diri dan bersikap sewajarnya dalam menanggapi isu virus Corona ini.
Cermat Berbelanja dengan Kredivo
Jadi buat kamu sekalian, percayakan kepada pemerintah dan tetap menjaga kesehatan pribadi melalui pola hidup sehat dan bersih untuk terhindar dari Corona.
Corona datang belanja berkurang? Tidak perlu khawatir, kamu bisa tetap berbelanja barang kebutuhan atau gadget yang kamu idamkan dengan nyaman melalui platfom e-commerce yang berserak di internet.
Tidak punya kartu kredit? pakai Kredivo, melalui platform tersebut kamu yang belum memiliki kartu kredit bisa mendapatkan barang yang kamu inginkan secara mudah dan dengan suku bunga yang rendah
Urusan pembayaran bisa kamu atur dan tentukan jangka waktunya. sekaligus menentukan jangka waktu pembayaran
Selain itu, platform Kredivo juga bisa kamu gunakan untuk mendapatkan dana tunai guna kebutuhan bisnis.