Mempersiapkan Dana Pendidikan? Ini 6 Kesalahan yang Sering Dilakukan!

Tidak semua orang mampu mempersiapkan dana pendidikan anak-anaknya dengan baik. Karena itu, memasuki tahun ajaran baru, tingginya biaya pendidikan pun kerap membuat pusing mereka yang punya anak usia sekolah. Padahal, jika disiapkan dengan matang, akan membantu anak-anak untuk bisa menikmati pendidikan yang berkualitas.

mempersiapkan dana pendidikan

Pendidikan yang baik dipercaya bisa membantu seseorang dalam menggapai cita-cita dan memperbaiki masa depan. Oleh karena itu, siapkanlah dana pendidikan sejak jauh-jauh hari. Namun, meski sudah menyiapkan dana pendidikan sejak dini, masih saja sering terjadi kesalahan. Kesalahan tersebut mengakibatkan kebutuhan untuk pendidikan tidak terpenuhi.

Nah, mendekati musim kenaikan kelas seperti sekarang, cobalah untuk belajar dari kesalahan. Inilah 6 kesalahan yang sering terjadi dalam mempersiapkan biaya pendidikan seperti dilansir situs sikapiuangmu.ojk.go.id:

1. Salah menghitung inflasi dana pendidikan

Hal yang kerap terlupakan saat menyiapkan dana pendidikan yaitu turut menghitung inflasi. Mengingat dana pendidikan merupakan sejumlah dana atau biaya yang akan digunakan di masa yang akan datang, penting untuk memperhitungkan nilai pertumbuhan inflasi.

Biaya pendidikan akan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Inflasi biaya pendidikan bisa jadi lebih tinggi apabila dibandingkan dengan inflasi bahan kebutuhan pokok. Beberapa sekolah swasta bahkan menaikkan biaya uang pangkal hingga sebesar 20 persen per tahunnya. Jadi, penting untuk benar-benar tahu berapa sebenarnya inflasi pendidikan yang menjadi regulasi setiap sekolah.

Untuk memastikannya, bisa bertanya langsung pada pihak administrasi sekolah impian, walaupun anak baru akan bersekolah di sekolah tersebut misalnya 5 tahun mendatang. Jika ternyata kebijakan sekolah tidak sejalan dengan kemampuan keuangan, maka kita sebaiknya lebih realistis dalam membuat rencana dana pendidikan.

Perhitungannya akan jauh lebih rumit jika ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Selain memperhitungkan inflasi biaya pendidikan, perlu juga mempertimbangkan kurs rupiah terhadap mata uang negara setempat dan jangan lupa perhitungkan biaya hidup di negara tersebut.

(Baca juga: Biaya Pendidikan Anak Kian Mahal? Simak Cara Jitu Mengumpulkannya!)

2. Tidak diterima di sekolah impian

Tak sedikit orang tua memilihkan sekolah negeri favorit sebagai sekolah impian untuk anak-anaknya, dengan pertimbangan dana yang perlu disiapkan akan lebih kecil dibandingkan dengan sekolah swasta.

Namun, bisa saja anak tidak diterima di sekolah tersebut sehingga harus ada dana tambahan yang besar apabila ingin masuk ke sekolah swasta yang dinilai setara dalam kualitas. Oleh sebab itu, persiapan dana pendidikan untuk anak sebaiknya dibuat dengan perhitungan kemungkinan tertinggi antara sekolah favorit. Sehingga apabila ternyata tidak diterima pada pilihan pertama kita mempunyai kecukupan dana untuk melanjutkan di sekolah lain.

3. Salah memilih instrumen investasi

Berbagai instrumen investasi bisa dijadikan pilihan sebagai alternatif bagi dana pendidikan anak di masa yang akan datang. Instrumen investasi memiliki hasil imbal balik yang berbeda-beda sesuai dengan jangka waktu. Kebutuhan untuk investasi jangka pendek tentunya berbeda dengan jangka panjang.

Kesalahan yang sering terjadi adalah instrumen investasi yang seharusnya diperuntukkan bagi investasi jangka pendek ternyata ditujukan untuk kebutuhan jangka panjang sehingga hasilnya justru belum maksimal, begitu pula sebaliknya.

4. Hanya menggunakan satu jenis instrumen investasi

Rencana dana pendidikan untuk setiap anak sebaiknya dipisah. Selain kebutuhan setiap anak berbeda, jangka waktu investasi juga berbeda. Dengan adanya pemisahan persiapan dana pendidikan untuk masing-masing anak, maka orang tua juga akan lebih mudah melakukan perhitungan berapa kebutuhan investasi per bulan.

Pemisahan persiapan dana pendidikan setiap anak akan memudahkan kamu dalam memilih instrumen investasi yang sesuai dan mengevaluasi perkembangannya dengan baik. Saat ini juga sudah ada beberapa produk keuangan yang dirancang untuk menyiapkan dana pendidikan anak misalnya, tabungan pendidikan berjangka, deposito, asuransi pendidikan, reksa dana atau lainnya.

5. Tidak mempersiapkan sejak dini

Kesalahan yang paling sering dilakukan adalah merasa selalu memiliki waktu untuk mempersiapkan dana pendidikan, sehingga sampai akhirnya terlambat. Padahal dengan investasi sejak dini, dana yang bisa disisihkan bisa jadi sangat terjangkau.

Namun, sayangnya masih banyak orang tua yang mendadak mengumpulkan uang puluhan juta atau bahkan berutang demi anaknya agar bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

6. Memilih waktu yang tidak tepat

Terkadang ada orang tua yang salah menentukan perkiraan antara waktu dan biaya yang dibutuhkan. Ketika menentukan perkiraan waktu, perlu disesuaikan dengan umur anak saat ini. Jika anak masih bayi atau berusia 0 tahun, maka sedikitnya ada lima tahapan waktu yang harus diperhatikan.

Pertimbangkan biaya masuk playgroup dan taman kanak-kanak (tiga tahun), kebutuhan biaya ini bisa menggunakan investasi jangka menengah. Untuk masuk sekolah dasar, kamu juga bisa melakukan investasi di jangka menengah. Sedangkan untuk kebutuhan biaya masuk maupun selama SMP, SMA, atau kuliah, kamu bisa memilih investasi untuk jangka panjang.

Kamu sebagai orang tua perlu mengatur jangka waktu ini agar tidak merepotkan di kemudian hari dan pilih instrumen investasi yang tepat sesuai tujuan keuangan.

Yuk semangat mempersiapkan dana pendidikan demi masa depan gemilang!