Mengajukan Kredit? Jangan Lupakan Kewajiban Finansial Lain!

Jika dahulu hanya pihak perbankan dan leasing yang mendominasi untuk memfasilitasi pinjaman, maka sekarang sudah berjubel lembaga keuangan baik konvensional hingga pihak lain yang telah mengenalkan pinjaman secara digital. So, buat siapapun yang ingin mengajukan kredit, ya tinggal pilih mau menggunakan layanan yang mana.

tips karier_kartu kredit - CekAja.com

Namun, bukan berarti kamu bebas mengajukan pinjaman untuk berbagai keperluan apapun. Tetap saja kamu harus bisa mengontrol kebutuhan pinjaman berikut manfaat dan tingkat urgensinya. Sebagai contoh, jika kamu mau kredit mobil, rumah hingga kebutuhan lainnya, kamu harus tetap melaksanakan kewajiban-kewajiban finansial yang juga jauh lebih penting.

Dana darurat harus tetap tersedia

Perencana keuangan Irshad Wicaksono mengatakan dana darurat sama halnya dengan alat pemadam kebakaran. Artinya dana tersebut harus siap digunakan untuk kapanpun dan di manapun saat terjadi kondisi darurat.

Beberapa contoh kondisi darurat yang biasa terjadi misalnya seperti ketinggalan pesawat, ponsel rusak hingga yang paling parah yakni karyawan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau pengusaha yang bangkrut. “Nah, dalam kondisi inilah dana darurat bisa digunakan dan akan terasa bermanfaat,” ujarnya kepada CekAja.

Ada beberapa cara bagi siapapun untuk menyimpan dana darurat. Menyimpan dana darurat ini harus dibarengi dengan komitmen kepada diri sendiri bahwa dana yang disimpan tidak akan diganggu kecuali hanya untuk keadaan darurat.

Dana darurat bisa disimpan di tempat tertentu yang tingkat kerahasiaan dan keamanannya terjamin. Misalkan dalam safety box, berangkas hingga disimpan di bank yang bisa diambil kapanpun. Selain itu, dana darurat bisa dibelikan emas agar suatu saat ketika dibutuhkan, emas tersebut bisa dijual kembali, tentunya dengan harga yang lebih tinggi.

(Baca juga: Mau Ajukan Kartu Kredit? Sudah Tanya Diri Sendiri Belum!)

Memiliki asuransi

Selain dana darurat, kewajiban lain yang harus dimiliki adalah asuransi. Jenis asuransi yang wajib dimiliki antara lain asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Mengapa demikian, karena sejatinya setiap orang tidak akan terhindar dari risiko sakit dan tutup usia, yang bisa mengganggu keuangan bahkan menggagalkan cita-cita ke depan ahli warisnya.

“Misal dana darurat sudah tersedia, investasi sudah ada untuk pendidikan anak tapi tidak punya asuransi kesehatan, terus kena sakit kritis. Nah kalo tidak punya asuransi mau tidak mau bakal kepakai dana darurat dan dana pendidikan. Maka dari itu, lebih baik punya asuransi agar bisa tercover jika ada sesuatu terjadi,” papar Irshad Wicaksono.

Irshad memaparkan ada banyak jenis dan perusahaan asuransi yang bisa dibeli. Kuncinya, sesuaikan asuransi dengan kebutuhan dan kemampuan. Rajin-rajin juga dalam memilih mana produk asuransi terbaik yang bisa dimiliki. Salah satu caranya kamu bisa mengakses CekAja untuk mengetahui beragam produk asuransi terbaik.

(Baca juga: Pilihan Pinjaman Berbunga Rendah untuk Keperluan Sekolah)

Alokasi dana untuk investasi

Ketika kamu mengajukan pinjaman untuk membeli mobil misalnya, pastikan terlebih dahulu dana alokasi untuk investasi berkala tidak terganggu oleh keinginan membeli mobil tersebut, karena akan menjadikan persoalan keuangan di masa depan semakin runyam.

Dengan demikian, tanyakan terlebih dahulu kepada diri sendiri mobil seperti apa yang dibutuhkan, berapa harga yang cocok yang sesuai kantong. Jangan sampai alokasi dana untuk membeli mobil dan investasi berkala seperti reksa dana atau saham saling bertabrakan.

Irshad menegaskan harus dipastikan juga butterfly effect saat mengajukan kredit seperti membeli mobil. Misalnya cicilan mobil dialokasikan 30 persen dari penghasilan bulanannya. Namun, perlu diingat harus ada alokasi pengeluaran lain juga seperti biaya bensin, tol, salon mobil, perawatan, dan service lainnya yang perlu juga diperhitungkan.

“Dengan demikian bisa jadi alokasinya tidak 30 persen lagi, bisa jadi 40 persen lebih hanya karena beli mobil. Ditambah kalau ada cicilan lain misal KPR 30 persen. Tentu saja bakal lebih dari 60 persen dana alokasi dari penghasilan jika digabung,” katanya.

Dia menambahkan, pentingnya mengelola dengan baik terkait besaran pengeluaran agar masalah finansial keluarga tidak saling bertabrakan dengan berbagai kebutuhan. Kalau pengelolaan semua sudah aman, maka pastikan mengajukan kredit untuk beli mobil, rumah, dan produk lainnya memang benar-benar untuk kebutuhan bukan semata-mata karena keinginan.