3 Perbedaan Dogecoin dan Bitcoin, Mata Uang Kripto yang Tengah Populer di Masyarakat

Meski sama-sama mata uang kripto, namun perbedaan Dogecoin dan Bitcoin cukup signifikan. Apakah kamu sudah mengetahuinya? Jika belum, yuk langsung simak ulasan berikut ini!

3 Perbedaan Dogecoin dan Bitcoin, Mata Uang Kripto yang Tengah Populer di Masyarakat

Baik Dogecoin maupun Bitcoin, keduanya merupakan mata uang kripto yang sangat tenar di pasar mata uang digital.

Beberapa alasannya, yaitu karena harga dan kapitalisasi pasar beberapa jenisnya meroket tajam. Dan khusus Dogecoin sendiri, belakangan tengah ramai diperbincangkan karena harganya yang pada awal Mei 2021 berhasil mencetak rekor baru yang sangat melonjak.

Untuk itu, buat kamu yang tertarik untuk trading Dogecoin maupun Bitcoin, sebelum memulainya, ada baiknya ketahui dulu sejumlah informasi terkait keduanya, termasuk perbedaan Dogecoin dan Bitcoin.

Definisi Dogecoin dan Bitcoin

Sebelum membahas jauh tentang perbedaan Dogecoin dan Bitcoin, tentu hal pertama yang perlu kamu ketahui, yaitu definisi serta informasi dasarnya.

Sebenarnya, baik Dogecoin maupun Bitcoin, keduanya merupakan mata uang kripto alias cryptocurrency, yang bisa dipakai untuk membeli barang, atau ditukar dengan mata uang lainnya.

Namun, Dogecoin sendiri awalnya diciptakan sebagai bahan candaan, yang ujungnya berubah menjadi serius.

Tepatnya pada 2013, ketika Billy Markus selaku software engineer dari IBM dan Jackson Palmer selaku software engineer dari Adobe membicarakan dua topik, yakni Bitcoin dan meme “doge”.

Meskipun diawali dari candaan dan pembicaraan tidak serius, bahkan sebagai lelucon di internet untuk penggemar kripto, namun popularitasnya meledak pada 2021 dan menjadi salah satu mata uang kripto terbesar.

Saat ini, Dogecoin juga dinilai sebagai mata uang kripto yang memiliki citra “friendly” untuk pemula, karena bertujuan mengenalkan mata uang kripto ke masyarakat luas, khususnya pengguna internet.

Hal itu tak lain karena Dogecoin memiliki koin yang lebih ringan dibandingkan Bitcoin. Sehingga, peluang yang dimilikinya pun akan lebih besar untuk bisa mendapatkan perhatian secara mainstream.

(Baca Juga: Sistem Transaksi Bitcoin)

Berbeda dengan Dogecoin, Bitcoin adalah mata uang kripto temuan Satoshi Nakamoto, yang menggunakan sistem peer to peer (P2P).

Jadi, sistemnya nanti akan bekerja tanpa penyimpanan atau administrasi tunggal, yang mana Departemen Keuangan Amerika Serikat menyebutnya sebagai mata uang yang terdesentralisasi.

Koin yang diluncurkan ke internet pada 2009 ini, utamanya digunakan pada transaksi internet tanpa perantara, atau tidak menggunakan jasa bank.

Selain itu, Bitcoin juga tidak seperti mata uang lainnya, karena tidak bergantung pada satu penerbit utama.

Melainkan ia memakai sebuah database yang disebarkan dan menyebar ke node-node, dari sebuah jaringan P2P ke jurnal transaksi.

Perbedaan Dogecoin dan Bitcoin

Setelah mengetahui definisi dan informasi dasar terkait Dogecoin dan Bitcoin, maka kini saatnya kamu mengetahui perbedaan Dogecoin dan Bitcoin.

Pasalnya, meskipun keduanya sama-sama mata uang kripto, namun baik Dogecoin maupun Bitcoin memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Perbedaan tersebut bisa dilihat dari tiga poin, yang akan diulas secara lengkap pada pembahasan kali ini. Simak bersama-sama, yuk!

1. Ketersedian Dogecoin dan Bitcoin

Perbedaan Dogecoin dan Bitcoin yang pertama, yaitu bisa dilihat dari ketersediaannya. Untuk Dogecoin sendiri, ia setiap hari setiap menit menerbitkan 10 ribu koin doge.

Jika dihitung, maka bisa ada 15 juta Dogecoin baru yang beredar setiap harinya, atau sekitar lima miliar dalam satu tahun.

Ketidakterbatasan penerbitan koin doge tersebut, tentunya dapat memberikan dampak negatif terhadap nilai aset kripto dalam jangka waktu tertentu.

Sementara, Bitcoin sangat berbanding terbalik dengan Dogecoin. Bitcoin justru menerbitkan koin dalam jumlah yang terbatas, yakni hanya 21 juta.

Meski begitu, namun kelangkaan ini dinilai positif, karena cocok dipegang investor dalam jangka panjang.

Sebab, dengan adanya kelangkaan koin, maka permintaan pun semakin meningkat, dan harganya juga ikut terdorong baik.

Dengan begitu, bisa disimpulkan bahwa Dogecoin lebih cocok untuk orang yang ingin trading jangka pendek, dan Bitcoin untuk orang yang ingin trading jangka panjang.

2. Alasan penciptaannya

Selain dilihat dari ketersediaannya, perbedaan Dogecoin dan Bitcoin juga bisa dilihat dari alasan penciptaannya.

Maksudnya begini, jika melihat dari informasi di awal pembahasan, Dogecoin diciptakan sebagai lelucon oleh Billy Markus dan Jackson Palmer.

Yang mana, penciptaan mata uang kripto ini didasarkan pada meme anjing Shiba Inu, sehingga tidak menjadikan Dogecoin sebagai aset kripto yang serius.

Apalagi, Markus juga mengatakan dan unggahannya di Reddit, kalau Dogecoin ini diciptakan untuk orang-orang konyol.

Dalam arti, pembuatannya tidak didasarkan atas harapan atau rencana apapun, bahkan waktu pembuatannya sangat singkat, yaitu tiga jam saja.

Maka dari itu, jangan heran apabila pengembangan teknis aset kripto ini cenderung lemah dan keamanannya tidak sekuat Bitcoin.

Lantas, bagaimana dengan Bitcoin itu sendiri? Untuk Bitcoin, alasan penciptaannya bisa dibilang sangat terencana dan serius.

Sebab pada 2009, Satoshi Nakamoto, nama samara pencipta Bitcoin, menciptakan aset kripto satu ini untuk menjadi mata uang digital terdesentralisasi yang kuat dan dominan.

Tujuan itupun akhirnya terwujud, karena para pendukung Bitcoin melihatnya sebagai aset berharga seperti emas, serta menjadi salah satu alat lindung nilai terhadap inflasi.

Apalagi, kepercayaan masyarakat kepada Bitcoin kian hari kian meningkat, khususnya dari kalangan investor institusional.

3. Distribusi mata uangnya

Perbedaan Dogecoin dan Bitcoin yang ketiga, yaitu distribusi mata uangnya. Untuk Dogecoin, beberapa tahun terakhir ia dikembangkan oleh komunitas yang mengopi kode yang sama dengan software Bitcoin.

Walau begitu, namun Dogecoin tetap kalah dari Bitcoin, sebab ia tidak memiliki ekosistem pendanaan yang lebih baik dari Bitcoin.

Tidak hanya itu, di Dogecoin sendiri, sebanyak dua orang hanya memiliki 30 persen dari keseluruhan persediaan yang ada.

Berbeda dengan Bitcoin yang pengembangannya dipikirkan sangat matang, serta terdistribusikan dengan baik selama 12 tahun.

Apabila melihat kondisi Dogecoin, dikhawatirkan saat terjadi penurunan antusias terhadap aset kripto tersebut, kemudian tidak ada perkembangan teknologi, maka kemungkinan untuk tidak adanya investor institusi yang berminat pada Dogecoin sangat besar.

Dan itu, menjadi hal yang cukup berbahaya, karena apabila sistem mati, maka bisa terjadi penurunan yang sangat panjang.

(Baca Juga: Koin Kripto yang Berpotensi Datangkan Keuntungan)

Itulah beberapa informasi seputar perbedaan Dogecoin dan Bitcoin, yang sudah kamu ketahui informasinya secara lengkap di pembahasan sebelumnya.

Dari semua informasi tersebut, kamu mungkin sudah menentukan akan trading Dogecoin atau Bitcoin. Karena intinya, Dogecoin lebih cocok untuk orang yang ingin trading jangka pendek, dan Bitcoin yang lebih cocok untuk trading jangka panjang.

Tetapi, jika keduanya ternyata tidak cocok dengan tujuan dan kemampuan finansialmu, lalu kamu lebih tertarik untuk investasi bentuk nyata seperti tabungan, maka kamu bisa langsung mencari tahu produk tabungan terbaik melalui CekAja.com.

Pasalnya, CekAja.com akan merekomendasikan produk tabungan yang sesuai dengan tujuan, kebutuhan dan kemampuan finansialmu.

Terlebih, CekAja.com juga menawarkan proses pengajuan yang mudah, cepat dan aman. Sebab, CekAja.com sendiri sudah terdaftar secara resmi dan diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Jadi, kalau begitu tunggu apalagi? Yuk, ajukan sekarang juga!