Mengenal Kanker Serviks dan Vaksinnya

Di tahun 2022, Menteri Kesehatan memberikan kabar baik terkait vaksin kanker serviks gratis untuk masyarakat Indonesia. Jangan sampai ketinggalan, yuk simak selengkapnya!

Kabar Baik, Vaksin Kanker Serviks Gratis!

Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menegaskan bahwa vaksin kanker serviks menjadi vaksin wajib untuk masyarakat Indonesia.

Selain wajib, vaksin ini juga akan diberikan secara gratis! Jadi, tidak ada alasan untuk tidak menerima vaksin satu ini.

Penyakit kanker serviks menjadi penyakit paling banyak ke dua yang menyerang para perempuan. Tidak hanya di Indonesia, namun di berbagai negara lainnya.

Agar terhindar dari virus yang menyebabkan kanker serviks, pemerintah pun memberikan vaksin HPV sebagai pencegahan.

Mengenal Kanker Serviks

Hasil data WHO, tahun 2020 kanker serviks menjadi penyakit ke dua terbanyak yang diderita oleh masyarakat di Indonesia.

Tidak hanya di Indonesia, penyakit mematikan ini juga banyak di derita oleh perempuan secara global.

Banyak menyerang perempuan, pasti kamu penasaran apa itu kanker serviks dan apa penyebabnya hingga para perempuan bisa mengidap penyakit ini?

Pengertian Kanker Serviks

Leher rahim atau serviks merupakan organ dalam bagian rahim yang terhubung ke vagina. Salah satu fungsi organ ini yaitu melindungi rahim dari bakteri serta benda asing dari luar.

Kanker serviks merupakan kanker yang muncul dan tumbuh pada sel-sel di leher rahim atau serviks. Kemudian kanker ini akan tumbuh dengan tidak normal, dan berkembang tanpa terkendali.

Sel-sel abnormal ini berkembang dengan cepat, sehingga mengakibatkan tumor pada serviks. Tumor yang ganas, kemudian akan berkembang dan menjadi penyebab kanker serviks.

Ada 2 jenis kanker serviks, yaitu Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) dan Adenokarsinoma. Meski jarang terjadi, namun perempuan bisa saja menderita 2 jenis kanker serviks ini secara bersamaan.

(Baca Juga: Kesehatan Milenial: Apa Saja Ancaman Penyakit dan Tips untuk Menghindarinya?)

Penyebab Kanker Serviks

Kanker serviks atau leher rahim menjadi salah satu penyakit yang paling banyak di derita oleh perempuan.

Penyebab terjadinya kanker ini dapat terjadi ketika sel-sel bermutasi dan tumbuh tidak normal dan tidak terkendali, hingga membentuk sel kanker.

Untuk penyebab mengapa sel bisa tumbuh dengan tidak normal, hal ini masih belum diketahui penyebabnya.

Namun, lebih dari 95% kasus kanker servik berhubungan dengan Human Papillomavirus atau HPV. Infeksi virus ini menular lewat hubungan seksual.

Mekanisme Vaksin Kanker Serviks

Setelah mengenal sekilas tentang kanker serviks, rasanya semakin penting untuk menerima vaksin kanker serviks tau HPV untuk mencegah penyakit ini.

Pemberian vaksin HPV ini menjadi langkah awal pencegahan kanker serviks, tingkat keberhasilannya mencapai 100% jika diberikan sebanyak 2x pada wanita yang belum pernah terinfeksi HPV.

Biaya vaksin ini cukup menguras kantong. Harga yang dibanderol cukup beragam, kisaran harga vaksin HPV ini mulai dari Rp1 juta hingga Rp3 juta rupiah.

Namun, kini kamu perlu bernafas lega. Sebab, pemerintah Indonesia menggerakkan vaksin HPV secara gratis.

Sebenarnya, vaksin HPV ini sudah diberikan secara bertahap sejak 2016, dan nantinya akan diberikan secara nasional di tahun 2023.

Sasaran penerima vaksin HPV ini adalah anak kelas 5 hingga 6 SD, atau berusia sekitar 10 – 13 tahun. Program vaksinasi HPV ini akan dimasukkan dalam Kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

Masuk dalam program BIAS, vaksin kanker serviks gratis ini akan dilaksanakan setiap tahunnya di bulan Agustus.

Untuk wanita muda di luar kelompok sasaran, masih bisa mendapatkan vaksin HPV namun dengan biaya sendiri di rumah sakit.

(Baca Juga: Deretan Keuntungan OCTO Card untuk Keperluan Rumah Tangga, Dijamin Lebih Hemat!)

Efek Samping Vaksin Kanker Serviks

Seperti yang kita ketahui, setiap tubuh manusia akan merespon vaksin dengan berbeda-beda. Namun, secara keseluruhan efek samping dari vaksin kanker HPV ini tergolong cukup ringan.

Beberapa penerima akan merasakan rasa sakit seperti bengkak atau kemeraan di tempat suntikan. Namun, ini tidak berlangsung lama dan perlahan akan membaik.

Selain itu, rasa sakit kepala, pusing, mual, atau kelelahan juga mungkin dirasakan oleh sebagian orang. Dengan beristirahat, maka efek samping ini akan sedikit mereda.