Pahami Perbedaan HIV dan AIDS, Menyambut Hari AIDS Sedunia!

HIV dan AIDS menjadi penyakit yang cukup ditakuti, tapi kamu tahu tidak, apa sih perbedaan HIV dan AIDS? Yuk simak lebih dalam terkait penyakit HIV dan AIDS pada bahasan berikut ini!

Pahami Perbedaan HIV dan AIDS, Menyambut Hari AIDS Sedunia!

Penyakit HIV dan AIDS mungkin sudah tidak asing lagi di telinga, sebagian orang juga menyebutnya HIV/AIDS.  

Penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia ini, kerap ditakuti karena berbahaya. Sebab, penderita yang terinfeksi, imun dalam tubuhnya tidak bisa menjaga diri dari penyakit yang menyerang. 

Hingga saat ini, pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit HIV dan AIDS masih belum ditemukan. Oleh sebab itu, sebagian orang takut dan khawatir akan penyakit ini.

Berdasarkan data UNAIDS, hingga saat ini penyakit HIV/AIDS telah menyerang lebih dari 35 juta orang di dunia.

Mengerikannya lagi, sekitar 75% pengidap tidak menyadari bahwa dirinya telah mengidap penyakit HIV/AIDS. Padahal, penyakit ini cukup berbahaya dan dapat menyebabkan meninggal dunia.

Meski sebagian orang telah menyadari betapa berbahayanya penyakit HIV/AIDS ini, tetapi masih banyak yang menyangka HIV dan AIDS merupakan suatu jenis yang sama.

Padahal, HIV dan AIDS merupakan 2 kondisi yang berbeda. Kamu perlu mengenal perbedaan HIV dan AIDS agar bisa mengetahui lebih dalam tentang penyakit tersebut.

(Baca Juga: 7 Cara Mencegah Penularan HIV AIDS ke Anak)

Mengenal Perbedaan HIV dan AIDS

Perlu diketahui, HIV dan AIDS memiliki pengertian yang tidak sama. Agar tidak salah pengertian, yuk kenali perbedaan HIV dan AIDS yang telah CekAja rangkum berikut ini!

1. HIV Merupakan Virusnya, AIDS merupakan akibat dari HIV

HIV Merupakan Virusnya - Pahami Perbedaan HIV dan AIDS

Perbedaan HIV dan AIDS pertama yang penting untuk diketahui adalah HIV merupakan virus yang menyerang, sedangkan AIDS merupakan akibat dari penyakit HIV.

HIV atau Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.

Secara spesifik, virus HIV akan menghancurkan sel CD4 atau sel darah putih. Sel darah putih ini merupakan bagian dari sistem imun yang bertugas melawan penyakit dan infeksi di dalam tubuh.

Ketika terkena infeksi HIV, sel darah putih kemudian akan menurun jumlahnya, sehingga tidak bisa bekerja secara aktif dan tubuh akan lebih rentan terserang berbagai penyakit.

Sedangkan AIDS atau Acquired Immunodeficiency Syndrome, merupakan sekumpulan gejala atau penyakit yang muncul ketika infeksi HIV sudah di tahap lanjut.

Terdapat salah satu Indikator yang mendeteksi bahwa seseorang yang terinfeksi HIV dan berkembang menjadi AIDS.

Yaitu, jika jumlah CD4 yang terkandung dalam tubuh pasien menurun hingga kurang dari 200 per 1 ml atau cc darah.

2. Pengidap HIV belum tentu terkena AIDS

Pengidap HIV belum tentu terkena AIDS - Pengidap HIV belum tentu terkena AIDS

Setelah mengetahui pengertian antara HIV dan AIDS, kamu jadi bisa mengetahui bahwa seseorang bisa memiliki kemungkinan terkena HIV dan AIDS sekaligus.

Tetapi, perlu diperhatikan, bahwa semua pengidap HIV belum tentu terkena AIDS. Sedangkan, penderita AIDS sudah pasti terkena HIV sebelumnya.

Meski pengobatan untuk penyakit ini belum ditemukan, tetapi seiring berkembangnya ilmu medis, saat ini penderita HIV dapat hidup sehat dalam jangka waktu yang lama, sama dengan orang normal lainnya.

3. Gejala yang Ditimbulkan

Gejala yang Ditimbulkan - Pahami Perbedaan HIV dan AIDS

Perbedaan HIV dan AIDS selanjutnya adalah dari gejala yang ditimbulkan. Bagi seseorang yang baru terinfeksi HIV, gejala awal akan terasa seperti flu biasa.

Gejala tersebut bisa dirasakan setelah 2 hingga 4 minggu setelah penularan. Di fase ini, imun tubuh masih bisa mengendalikan infeksi. Fase ini juga disebut sebagai infeksi akut.

Tetapi, sistem imun tubuh tidak bisa sepenuhnya menghilangkan virus HIV. Imun hanya bisa mengendalikannya dalam jangka waktu yang lama.

Jika dibiarkan dan tidak ditangani, jumlah virus HIV tersebut akan terus meningkat di dalam tubuh. Virus yang menyerang ini bisa saja tidak diketahui oleh pengidap, bahkan, pengidap bisa tidak mengalami gejala sama sekali.

Ketika infeksi telah berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama, virus tersebut bisa berkembang menjadi AIDS.

Gejala yang dirasakan ketika virus berkembang menjadi AIDS berbeda antara satu dengan yang lainnya. Tetapi, untuk gejala AIDS akan lebih parah dibandingkan gejala HIV.

Sebab, ketika sudah terkena AIDS, jumlah sel CD4 dalam tubuh mengalami penurunan yang cukup drastis, dan membuat imun sulit untuk melawan infeksi serta penyakit.

4. Cara Penularan

Cara Penularan - Pahami Perbedaan HIV dan AIDS

HIV merupakan virus yang dapat menular dari seseorang yang sudah terinfeksi ke orang lain. Penularan ini bisa terjadi akibat hubungan seks dengan penderita HIV serta penggunaan jarum suntik yang terinfeksi.

Tidak hanya itu, bagi ibu yang terinfeksi HIV dan sedang mengandung atau menyusui, juga memiliki resiko tinggi menularkan virus kepada bayinya.

Penularan HIV juga bisa terjadi akibat transfusi darah yang terkontaminasi dari virus HIV. Tetapi, hal ini jarang terjadi. Sebab, sebelum melakukan donor, pendonor akan dites kelayakan terlebih dahulu.

Peringatan Hari AIDS Sedunia

Mengingat berbahayanya penyakit HIV dan AIDS, setiap tahunnya, tepatnya setiap 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia.

Tujuan dari adanya Hari AIDS Sedunia yaitu untuk meningkatkan kewaspadaan akan penyakit HIV/AIDS.

Serta, menjadi tempat untuk memastikan bahwa semua orang memiliki akses yang sama untuk mendapatkan pencegahan, pengobatan, dan perawatan penyakit HIV.

Tidak hanya itu, digagas pada awal 1998, Hari AIDS Sedunia juga menjadi bentuk dukungan bagi orang-orang yang terinfeksi HIV/AIDS.

Banyak dukungan yang diberikan, salah satunya adalah dengan memberikan ucapan dan kata-kata semangat melalui social media.

(Baca Juga: Makanan yang Baik Dikonsumsi untuk Penderita AIDS)

Mengingat bahayanya HIV/AIDS tentu membuat kita semakin waspada. Hindari diri dari hal-hal yang memungkinkan virus HIV dapat menular.

Selain itu, perlindungan diri juga perlu ditingkatkan. Salah satunya seperti menggunakan asuransi kesehatan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2013 pada pasar 47, menyebutkan bahwa setiap penyelenggara asuransi kesehatan wajib menanggung sebagian atau seluruh biaya pengobatan dan perawatan tertanggung yang terinfeksi HIV sesuai dengan besarnya premi.

Oleh sebab itu, asuransi kesehatan menjadi hal penting untuk kamu miliki untuk antisipasi risiko dari HIV.

Dengan adanya asuransi kesehatan tersebut, jika kamu mengalami hal buruk seperti terinfeksi HIV, kamu tidak perlu lagi memikirkan biaya untuk biaya pengobatan dan perawatan.

Terlebih, saat ini biaya rumah sakit sudah menjulang tinggi. Jadi, kamu bisa fokus pada pengobatan agar cepat sembuh dan kembali beraktivitas.

Saat ini, asuransi kesehatan ada banyak jenisnya. Bahkan, setiap asuransi berlomba-lomba memberikan segala kelebihannya.

Dalam memilih asuransi kesehatan, pastikan kamu memilih asuransi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial kamu.

Kamu juga bisa melakukan perbandingan antar asuransi kesehatan tersebut sebelum memilihnya. Hal ini bisa dilakukan di CekAja.com, terlebih di sana terdapat berbagai jenis asuransi kesehatan yang bisa dibandingkan.

Jika sudah menemukan produk asuransi kesehatan yang sesuai, kamu juga bisa langsung mengajukannya melalui CekAja.com. Proses pengajuannya terbilang cukup cepat, mudah dan aman.

Jadi, yuk segera ajukan asuransi kesehatan pilihanmu sekarang juga!