Alasan Mengapa Kamu Harus Menghentikan Kebiasaan Ngopi Sekarang Juga
3 menit membacaKafein selalu memicu perdebatan. Sebelum membahas lebih jauh, mari mengenal apa itu kafein.
Kafein merupakan stimulan. Sama seperti stimulan lain yang terkandung dalam narkotika, kafein bekerja menstimulasi saraf pusat, jantung, otot, dan mengontrol tekanan darah. Selain terdapat dalam kopi, kafein sebenarnya juga ada di dalam teh.
Namun dosis kafein di dalam kopi lebih tinggi daripada teh. Secangkir kopi bisa mengandung 40 mg kafein, sedangkan secangkir teh hanya mengandung 11 mg kafein.
Inilah mengapa kopi sering dianggap memiliki efek negatif lebih banyak dan mengonsumsi bercangkir-cangkir kopi sehari dianggap kebiasaan buruk dan bisa menimbulkan risiko kesehatan.
Dua cangkir kopi sehari adalah batas aman konsumsi. Bagi kamu yang biasa mengonsumsi hingga empat cangkir atau lebih, simak alasan kenapa kamu harus mengurangi bahkan menghentikan kebiasaan ngopi.
1. Kafein dapat meningkatkan level stres
Kalau kamu bergantung pada kopi setiap merasa cemas sebelum menghadapi presentasi di kantor, sebaiknya segera ubah kebiasaan ini.
Hal ini karena bukannya memberikan efek menenangkan, kafein justru meningkatkan tekanan darah dan produksi hormone stres (salah satunya catecholamine). Hasilnya, secara fisik tubuhmu malah makin stres.
Meski demikian, studi yang dilakukan Universitas Duke University Amerika menemukan bahwa kafein juga menguatkan faktor-faktor lain penyebab stres. “Kafein yang dikonsumsi meningkatkan efek dari tekanan yang kita alami, jadi jika kita memiliki stres karena pekerjaan, minum kopi membuat tubuh kita lebih respons terhadap tekanan biasa,” kata James D. Lane, peneliti utama studi tersebut.
“Semua orang menerima bahwa stress berdampak buruk pada kesehatan. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa minum kopi atau minuman berkafein lainnya dapat memperburuk stres.”
Contohnya kamu cemas karena akan melakukan presentasi. Namun setelah minum kopi, tubuhmu lebih merespons terhadap tekanan yang sebenarnya biasa. Seperti ketika diberi tahu kalau bajumu hari itu kurang oke, atau saat ada kesalahan ketik pada slide presentasimu.
2. Mengacaukan sistem saraf
Wilayah dalam tubuh yang paling terkena dampak kafein adalah sistem saraf pusat. Rutin mengonsumsi minuman berkafein dalam dosis besar mengacaukan siklus alami tubuh.
Kafein memblokir reseptor pada otak yang memantau adenosin, sebuah neurokimia yang secara alami membangun kita terjaga di siang hari dan membuat mengantuk di malam hari.
Secara alamiah, pada saat kamu siap untuk tidur, adenosin otak Anda tinggi, dan sistem saraf pusat memerintahkan tubuh untuk tidur. Ketika kafein menghambat reseptor adenosin, stimulan alami di otak seperti dopamin dan glutamin menjaga kamu tetap terjaga.
Masalahnya adalah, kamu mungkin bisa mengelabui sistem saraf untuk sementara waktu, menghindari tidur ketika otak memerintahkan untuk tidur. Tapi jangka panjangnya, kamu bisa insomnia dan ini membutuhkan pengobatan medis untuk meyembuhkannya.
3. Tubuh semakin ketagihan
Demi mengelabui sistem saraf untuk berpikir kalau tubuh tidak lelah atau mengantuk, akhirnya kamu mengonsumsi lebih banyak kafein. Tubuh baru ‘bereaksi’ ketika sudah diberi kafein. Pada akhirnya tubuhmu mengalami ketergantungan, efek yang sama yang dihasilkan oleh narkotika.
Ketika tidak menerima kafein, kamu pun merasa sakit kepala, mudah lelah, dan lesu. Kabar baiknya? Kamu bisa lepas dari ketergantungan kafein dengan puasa kopi selama 10 hari.
4. Menguras dompet
Saat ini, ngopi bukan hanya sebagai kebutuhan akan penahan kantuk, tapi juga gaya hidup. Harga kopi di gerai-gerai kopi internasional atau kafe-kafe ngehits bisa mencapai Rp60.000 secangkir. Ketika kamu sudah ketagihan kafein, sama halnya dengan pencandu rokok, kamu akan berusaha memenuhi asupan kopi.
Jika dalam sehari rata-rata kamu menghabiskan Rp50.000-Rp100.000, maka dalam sebulan kamu bisa menghabiskan Rp1,5 juta-Rp3 juta.
Jika uang Rp3 juta diinvestasikan pada produk reksadana dengan imbal hasil 10%, setelah lima tahun kamu bisa mendapatkan Rp234,2 juta.
Tentu saja meramu kopi di rumah akan jauh lebih murah. Tapi lain ceritanya kalau kamu sudah kepalang kecanduan kopi tertentu dari gerai tertentu. Sebagai solusinya, gunakan diskon kartu kredit setiap kali kamu belanja di kafe favorit.
5. Bikin gemuk
Kecuali kamu penggemar kopi hitam, kopi yang sudah dicampur dengan susu atau turunannya dipastikan memiliki kalori yang tinggi. Secangkir kopi-susu-gula bisa memuat 250 kalori. Ketika kamu mengonsumsi kopi-susu-gula lebih dari dua cangkir sehari, kamu sudah memenuhi setengah dari kebutuhan kalori harian.
6. Bisa memperparah depresi
Kafein bisa memperparah depresi. Namun efek yang dihasilkan bukan karena kafein itu sendiri, melainkan dampak kafein pada pola tidur. Kafein sepeti kita ketahui menyebabkan masalah tidur yang dikenal dengan insomnia. Insomnia ini dapat mempengaruhi suasana hati dan memperburuk depresi.
Jika kamu memiliki depresi, coba batasi atau hentikan konsumsi kafein untuk melihat apakah hal ini dapat meningkatkan mood. Supaya tubuh tidak kaget, kurangi konsumsi kafein secara bertahap.
7. Berisiko terkena penyakit berat
Jika berat badanmu tidak bermasalah dan kamu juga tidak mengalami sakit kepala, bukan berarti kamu bisa tenang-tenang saja meski seorang pencandu berat kopi. Karena kamu berisiko mengalami masalah kesehatan lainnya.
Salah satunya, kamu berisiko mengalami peningkatan asam refluks. Kafein berkerja dengan cara melemaskan otot antara esofagus dan lambung yang membuat asam lambung mengalir ke atas.
Kamu berisiko terkena diabetes. Selain karena campuran gula pada kopi, kafein dapat menyebabkan sensitivitas insulin yang efeknya tubuh lebih sulit mengatur gula darah secara alami.