Aset Kripto atau Saham? Yuk, Ketahui Dulu Sejumlah Faktanya

Jika disuruh memilih aset kripto atau saham, kira-kira kamu akan memilih jenis investasi yang mana? Melihat fenomena belakangan ini, sepertinya kedua jenis investasi tersebut memberikan keuntungan yang menjanjikan, namun apakah bertahan lama?

Aset Kripto atau Saham? Yuk, Ketahui Dulu Sejumlah Faktanya

Salah satu cara yang bisa dilakukan, untuk meyakinkan diri saat memilih aset kripto atau saham, sebenarnya adalah dengan mengetahui perbedaannya.

Pasalnya, baik aset kripto atau saham, keduanya pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing yang menguntungkan.

Maka dari itu, agar kamu nantinya lebih yakin untuk memilih investasi di aset kripto atau saham, kali ini CekAja akan mengulas sejumlah informasi terkait aset kripto dan saham, secara lengkap khusus untuk kamu. Simak bersama-sama, yuk!

Aset Kripto atau Saham?

Aset kripto atau saham? Mana yang sekiranya akan kamu pilih? Sebelum menjawab pertanyaan ini, sebaiknya kamu kenali dulu informasi dasar dari kedua jenis investasi tersebut.

Jika ditelisik dari segi fundamentalnya, melakukan investasi di saham bisa dibilang lebih jelas dan aman. Sebab, saham bisa disebut sebagai surat berharga dan bukti kepemilikan perusahaan.

Sehingga, apabila kamu berinvestasi di suatu perusahaan, maka secara tidak langsung kamu telah menjadi pemegang saham di perusahaan tersebut.

Dan menariknya, pergerakan saham pun nantinya akan mengikuti perusahaan. Jadi, semuanya sangat jelas dan bisa dipertanggung jawabkan.

Tetapi, hal itu sayangnya tidak berlaku pada aset kripto. Sebab, kripto sendiri komoditinya berbasis alat tukar.

Yang secara aset stabilitas, alat tukar belum terpenuhi seluruhnya, karena berbeda dengan alat tukar mata uang milik suatu negara.

Dengan begitu, pergerakannya sangat dipengaruhi oleh jumlah permintaan. Kalaupun ingin investasi aset kripto, kamu selaku investor hanya bisa melihat asumsi dari analisis teknikal, karena tidak bisa melihat fundamentalnya.

Hanya saja, di kondisi seperti ini aset kripto bagus untuk trading, tapi tidak disarankan untuk jangka panjang, karena memiliki risiko yang jauh lebih besar dibandingkan saham.

(Baca Juga: Koin Kripto yang Berpotensi Datangkan Keuntungan)

Fakta Seputar Aset Kripto dan Saham

Seperti yang sudah dijanjikan sebelumnya, kalau CekAja akan memberikan informasi terkait kelebihan dan kekurangan aset kripto dan saham.

Nah di sini, CekAja akan menjelaskan kelebihan dan kekurangan tersebut dalam bentuk pemberian fakta-fakta.

Dari fakta-fakta tersebut, kamu bisa melihat dan menilai kelebihan serta kekurangan yang dimiliki kedua jenis investasi tersebut. Adapun fakta-fakta yang akan kamu ketahui, di antaranya yaitu:

1. Fakta Aset Kripto

Pertama, kamu akan mengetahui fakta tentang aset kripto. Buat kamu yang belum tahu, kripto adalah mata uang digital yang hanya ada di dunia maya.

Contoh mata uang kripto sendiri ada banyak, salah satunya yang populer yaitu bitcoin yang diperkenalkan oleh Satoshi Nakamoto.

Tetapi selain bitcoin, ada juga ripple, dogecoin, ethereum, litecoin, mrai, dashcoin, dan lain sebagainya.

Pada pembahasan sebelumnya, kamu mungkin sudah sedikit mengetahui kalau aset kripto memiliki risiko yang jauh lebih besar dibandingkan saham.

Namun, untuk memperjelas hal tersebut, di bawah ini CekAja memberikan beberapa poin, yang di antaranya terdiri dari:

Pergerakannya bergantung pada pompom Elon Musk

Fakta aset kripto yang pertama, yaitu pergerakannya bergantung pada pompom Elon Musk. Pompom sendiri merupakan sebutan untuk orang yang memberikan informasi terkait saham, sekaligus mengajak orang lain untuk membelinya melalui media sosial.

Dalam hal ini, pergerakan nilai kripto ternyata sangat dipengaruhi oleh pompom Elon Musk. Sehingga, apabila pendiri Tesla ini sedang gencar pompom sebuah aset kripto, maka harganya langsung melonjak ke kisaran USD 0,5 per keping.

Dengan begitu, para investor dijamin akan langsung memborong uang kripto. Tetapi, apabila Elon Musk tidak lagi memberikan informasi tentang aset kripto, maka harganya pun turun dan para investor akan langsung tiarap.

Bagi mereka para investor besar, mungkin akan langsung menjual semua aset kriptonya. Namun untuk para investor kecil? Bisa-bisa gigit jari karena menelan kerugian yang besar.

Memiliki fluktuasi yang ekstrem

Buat kamu yang telah terjun ke dunia kripto, mungkin sudah paham betapa ekstremnya fluktuasi yang terjadi di sana.

Hal tersebut tak lain karena, nilai mata uang kripto sulit sekali diprediksi. Apalagi, kripto merupakan jenis komoditi yang nilainya memiliki fluktuasi tinggi. Ia bisa naik dan turun kapan saja dengan sangat cepat.

Kripto pun tidak memiliki fundamental penjualan yang jelas, sehingga kamu bisa dikatakan sedang mempertaruhkan sesuatu yang bisa bernilai nol.

Ya, bayangkan saja jika di dunia ini tidak ada lagi orang yang menerima transaksi kripto, maka semua aset investasi kriptomu tidak ada guna dan nilainya.

Bisa membuat stabilitas sistem keuangan negara terguncang

Apa benar, aset kripto bisa membuat stabilitas sistem keuangan negara jadi terguncang? Sepertinya itu benar.

Mata uang kripto diketahui sangat riskan terhadap risiko penggelembungan, dan rawan digunakan sebagai media pencucian uang serta pendanaan terorisme.

Maka dari itu, aset kripto dinilai bisa mempengaruhi sistem keuangan negara menjadi tidak baik, bahkan merugikan masyarakat negara tersebut.

Tidak bisa menjadi alat pembayaran yang sah

Ini menjadi poin yang penting diketahui, karena aset kripto bukan alat pembayaran yang sah, khususnya di Indonesia.

Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dengan kompak sudah menegaskan, kalau kripto tidak bisa digunakan sebagai alat pembayaran yang sah. Sehingga, tidak bisa digunakan untuk membeli barang dan jasa.

Masuk dalam kategori komoditi

Seperti yang diketahui, aset kripto merupakan sebuah komoditi, layaknya karet, kopi, teh dan lain sebagainya.

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), hingga saat ini hanya melealkan perdagangan aset kripto yang ada di bursa berjangka Indonesia. Selain itu, Bappebti juga mengawasi pedagang dan aset kripto yang diperjualbelikan.

Disebut sebagai investasi haram

Tak jarang disebut sebagai investasi haram, ternyata hal ini adalah benar. Bitcoin, salah satu jenis investasi kripto, diketahui mengandung unsur gharar yang merujuk pada dugaan merugikan orang lain.

Hal itu pun, nyatanya sudah tertuang dalam 11 catatan mengenai bitcoin, yang sudah dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

2. Fakta Saham

Setelah fakta-fakta tentang aset kripto sudah kamu ketahui di pembahasan sebelumnya, kini saatnya kamu mengetahui sejumlah fakta tentang saham, yang di antaranya yaitu:

Sudah dijamin halal oleh MUI

Jika kripto disebut sebagai investasi haram, maka saham sebaliknya. Jenis investasi ini justru sudah terjamin halal oleh MUI, melalui fatwa DSN-MUI Nomor 135 tentang Saham.

Dengan adanya fatwa tersebut, maka saham dinilai sudah memenuhi syariat Islam. Sebab, saham memiliki rukun akad jual beli, yakni pihak-pihak yang melakukan transaksi, barangnya, harganya, serta ijab qabul atau serah terima.

Jenis investasi yang lebih pasti

Dibandingkan aset kripto, saham merupakan jenis investasi yang lebih pasti. Pasalnya, para investor bisa melakukan analisis teknikal dan fundamental terlebih dahulu, sebelum mengambil keputusan agar keuntungan yang didapat maksimal.

Untuk analisis teknikal sendiri, biasanya dilakukan menggunakan pergerakan pendekatan saham dalam rentang waktu tertentu. Tidak terkecuali harga, fluktuasi, serta informasi mengenai titik tertinggi dan terendah saham.

Sementara, analisis fundamental lebih tertuju pada pendekatan kondisi politik, ekonomi, dan juga tren usaha. Di sini, kamu bisa melakukannya dengan cara melihat laporan keuangan perusahaan, atau emiten.

Telah diatur dan diawasi OJK

Jika berinvestasi saham, kamu sudah terjamin keamanannya karena telah diatur dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dengan demikian, apabila nantinya investor dirugikan dalam beberapa hal, baik itu kerugian yang disebabkan oleh perusahaan efek maupun ada emiten yang melanggar aturan, maka nantinya akan diberikan sanksi tegas.

Terdapat risiko capital loss dan likuidasi

Sudah naturalnya kalau bermain investasi, termasuk saham akan ada risikonya. Di sini, risiko yang mungkin terjadi yaitu capital loss, akibat harga jual saham yang lebih rendah dari harga beli.

Tidak hanya itu, ada juga risiko likuidasi yang terjadi akibat perusahaan bangkrut, dan tidak memperoleh uang sepeser pun.

Saham tetap memiliki nilai meski harganya turun

Enaknya berinvestasi saham, yaitu nilainya tetap ada meskipun harganya turun. Jadi, ketika harga saham yang kamu investasikan terjun bebas, maka itu tidak mempengaruhi kepemilikan perusahaan.

Kamu tetap jadi pemilik perusahaan tersebut, walaupun harga sahamnya sedang turun drastis. Kamu pun tetap bisa mendapat dividen ketika perusahaan untung, dan mendapat capital gain apabila harga saham naik.

Bagaimana, benar-benar menjanjikan, bukan? Jadi, apakah kamu sudah tahu ingin berinvestasi di aset kripto atau saham?

(Baca Juga: Daftar Aset Kripto yang Diakui Pemerintah)

Apapun itu, sebenarnya yang penting adalah kesiapanmu dalam menjalani naik turun, serta lika-liku investasi.

Mengingat, investasi tidak hanya seputar mengejar keuntungan saja. Tetapi ada kalanya kamu harus siap dengan segala kerugian yang terjadi, ketika harga saham atau nilai aset kripto sedang turun.

Apabila kamu merasa belum siap dengan segala risikonya, maka kamu bisa coba mulai berinvestasi dari hal sederhana, yaitu investasi uang tunai ke dalam tabungan.

Di era yang sudah serba digital seperti saat ini, pembuatan tabungan ternyata sangat mudah, karena bisa dilakukan secara online melalui situs perbandingan, seperti CekAja.com.

Sebab, CekAja.com menawarkan proses pengajuan yang mudah, cepat dan aman, karena telah terdaftar secara resmi, serta diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Maka dari itu, tunggu apalagi? Yuk, lakukan pengajuan melalui CekAja.com sekarang juga!