7 Cara Mengatasi Keborosan Berkedok Self Reward

Kamu yang hobinya self reward padahal tanpa sadar cuma foya-foya, mungkin butuh cara mengatasi keborosan berkedok self reward. Karena, kebiasaan seperti itu memang semestinya dihilangkan kalau gak mau boncos di tiap bulannya.

7 Cara Mengatasi Keborosan Berkedok Self Reward

Menimbang Perlu Tidaknya Self Reward

Dewasa ini, kebiasaan seperti self reward ramai dilakukan, terlebih oleh para pekerja kantoran.

Kebiasaan tersebut ada kalanya baik, karena selayaknya bentuk apresiasi terhadap diri sendiri atas apapun yang berhasil dilalui dalam pekerjaan.

Namun agaknya, self reward yang ‘berlebihan’ justru dapat menjadi boomerang bagi diri, terutama untuk urusan keuangan pribadi.

Karena seperti yang kamu tahu sendiri, self reward yang biasa dilakukan kebanyakan seputar belanja produk fesyen, traveling, atau paling tidak untuk makan dan minum.

Padahal, self reward semestinya tidak melulu tentang menghambur-hamburkan uang. Malahan, kebiasaan seperti itu nampak terlihat seperti pemborosan namun berkedok ‘self reward’.

Cara Mengatasi Keborosan Berkedok Self Reward

Lalu, bagaimana cara mengatasi keborosan berkedok self reward? Kalaulah hal serupa yang kamu alami, maka informasi yang bakal CekAja bagikan di poin ini penting untuk kamu pelajari secara mendalam.

Dan tanpa berlama-lama lagi, berikut ini informasinya CekAja rangkum dari banyak sumber untuk kamu dan pembaca lainnya seputar cara mengatasi keborosan berkedok self reward.

1. Buat budgeting yang tepat

Cara mengatasi keborosan berkodok self reward yang pertama dan utama mesti kamu pahami adalah perihal budgetingnya.

Mengapa demikian? Karena seperti yang kamu tahu sendiri, zaman sekarang kebanyakan konsep self reward yang diterapkan oleh para pekerja kantoran pasti berhubungan dengan ‘uang’.

Bagaimana dengan kamu? Serupakah dengan konsep yang disebutkan tadi? Jika iya, maka penting halnya untuk kamu menetapkan budgeting agar tak merasa boncos setiap bulannya.

Nah, maksud dari menetapkan budgeting di sini adalah bagaimana cara kamu membuat anggaran yang memang digunakan untuk melakukan self reward.

Anggaran ini sebaiknya punya batas maksimalnya, misal dengan mengambil sekitar 10 hingga 20 persen dari penghasilan bulanan kamu.

Jangan melebihi dari apa yang telah ditetapkan. Terlebih jika harus menggerus tabungan atau mengambil pinjaman darurat ke bank hanya karena ingin memenuhi hasrat self reward kamu.

Ingat, self reward yang dilakukan itu sifatnya sementara, setelahnya kamu pasti akan dibuat pusing kembali, apalagi jika anggaran yang dipakai melebihi dari batas finansial kamu.

(Baca Juga: Menabung 10 Juta Setahun, Bisa Tidak Ya?)

2. Tentukan skala prioritas

Terlepas dari budgeting, kamu juga harus paham bahwa dalam cara mengatasi keborosan berkedok self reward ada yang namanya ‘skala prioritas’.

Ya, skala prioritas di sini dapat berupa barang atau hal-hal yang memang sifatnya penting dan seperlunya saja.

Jangan sampai karena keinginan untuk self reward, kamu justru menghamburkan uang dengan membeli apapun yang diinginkan dan bukan dibutuhkan, hanya karena ‘lapar mata’.

Jadi mulai dari sekarang, jika ingin memuaskan diri atas dasar self reward, coba pertimbangkan apakah sesuatu yang diinginkan itu memang betul bermanfaat dan menyenangkan diri sendiri, atau hanya keinginan semu saja.

3. Jangan memaksakan diri

Banyak orang yang ‘kebelet’ ingin melakukan self reward tapi lupa bahwa ia terlalu memaksakan diri.

Kondisi seperti itu tidak bisa ditolerir jika kita berbicara mengenai cara mengatasi keborosan berkedok self reward.

Bukan tak boleh sih dalam memberikan reward terhadap diri sendiri. Hanya saja memang ada batasan yang semestinya kamu pahami, terutama yang menyangkut masalah keuangan.

Karena ditakutkan jika kamu terlalu memaksakan kehendak, nantinya malah self reward yang dilakukan memunculkan masalah baru seperti kondisi keuangan yang menipis.

Bukannya bahagia setelah memberikan reward pada diri, malahan nantinya berujung sengsara karena harus hidup super hemat.

4. Turunkan gengsi

Cara mengatasi keborosan berkedok self reward yang selanjutnya adalah dengan tidak menuruti atau turunkan gengsi.

Ingatlah, awal mula kamu ingin melakukan self reward kan memang tujuannya adalah untuk mengapresiasi diri atas apa yang telah dilakukan selama bekerja.

Bukan sebaliknya, dengan menuruti gengsi hanya karena circle pertemanan kamu atau karena ingin mengikuti tren yang tengah populer di kalangan masyarakat.

Kalau anggapan kamu justru seperti itu, bukan kebahagiaan yang kamu dapatkan, malahan sengsara karena waktu dan uang yang semakin lama semakin terkuras.

5. Jangan turuti secara rutin

Satu contoh lagi anggapan yang salah dalam memberikan reward kepada diri sendiri. Yakni dilakukan secara rutin setiap bulan.

Padahal sudah jelas bahwa dalam cara mengatasi keborosan berkedok self reward, kebiasaan seperti ini tidak semestinya dituruti selalu.

Kalaulah memang tak ada kebutuhan yang ingin kamu wujudkan semata-semata untuk memuaskan diri sendiri, maka lebih baik uangnya disimpan kembali.

Dengan begitu, kamu bisa memangkas pengeluaran kamu dan menghematnya untuk mungkin digunakan saat benar-benar dibutuhkan.

6. Tidak semua harus dengan ‘uang’

Cara mengatasi keborosan berkedok self reward yang selanjutnya adalah dengan mengubah mindset.

Maksudnya di sini adalah kamu tidak harus kok membahagiakan diri dengan uang sebagai cara self reward.

Masih ada banyak lagi hal yang bisa kamu lakukan untuk membuat kamu bahagia, yang biasa disebut dengan isitilah me-time.

Kebiasaan seperti ini juga bagian dari self reward lho, yang pastinya enggak perlu mengeluarkan banyak uang dan justru menghemat bujet.

7. Pakai cicilan, kenapa tidak?

Cara mengatasi keborosan berkedok self reward yang terakhir adalah dengan mengandalkan fituran cicilan.

Namun yang perlu diingat bahwa opsi ini hanya boleh dilakukan jika hal yang kamu inginkan itu memang dibutuhkan. Kamu juga perlu menimbang perihal kondisi keuanganmu.

Porsi utang yang ideal biasanya di kisaran 30 persen. Lebih dari itu pastinya risiko gagal bayar hingga keuangan menjadi boncos pasti akan dialami.

Misal, gaji kamu dikisaran Rp5 juta, berarti untuk batas utang paling besarnya adalah di angka Rp1,5 juta saja.

Oiya, kalau kamu menggunakan fitur cicilan, terlebih untuk membeli barang mahal, baiknya pertimbangkan seputar masa cicilannya, bunga, dan kesanggupan kamu dalam membayar cicilan tersebut setiap bulannya.

(Baca Juga: 7 Alasan Pentingnya Melakukan Self Reward untuk Diri Sendiri)

Self Reward Penting, Tapi Jangan Lupa untuk Cerdas secara Finansial!

Nah, itu dia beberapa cara mengatasi keborosan berkedok self reward. Kebiasaan seperti ini memang boleh kok kamu lakukan, hanya saja porsinya harus tepat dan jangan melebihi dari kondisi finansial kamu.

Selain itu, penting rasanya untuk mengimbangi antara self reward dan melek secara finansial.

Itu berarti, bukan hanya tentang memuaskan diri di saat itu saja, kamu pun harus cerdas secara keuangan dengan menerapkan kebiasaan menabung.

Kebiasaan tersebut memang baiknya dilakukan semasa muda, agar dimasa tua, kondisi keuangan kamu tetap stabil bahkan gak seret.

Selain dengan menerapkan metode menabung manual, kamu juga bisa kok menabung dengan memanfaatkan rekening tabungan dari bank.

Kamu dapat mengajukannya langsung di CekAja.com, yang tentu prosesnya jauh lebih cepat dan mudah.

CekAja sendiri bekerjasama dengan salah satu perbankan d Indonesia yang telah terdaftar OJK. Suku bunga yang ditawarkan untuk produk tabungan ini sekitar 4 persen per tahun.

Unt informasi lebih lanjut mengenai produk tabungan yang ditawarkan CekAja.com, bisa langsung akses halaman utama CekAja atau ajukan melalui tabel apply di bawah ini.