Ide Bisnis Perlengkapan Bayi yang Janjikan Keuntungan Besar
3 menit membacaPermintaan produk perlengkapan bayi tidak pernah sepi. Alasannya, karena jumlah kelahiran terus meningkat.
Berdasarkan data angka kelahiran Badan Pusat Statistik (BPS), angka kelahiran meningkat rata-rata 1,49% tiap tahunnya. Sampai dengan akhir 2015, kelahiran bayi di Indonesia menyentuh angka 4.880.951 jiwa.
Tingginya angka kelahiran mencerminkan potensi bisnis perlengkapan bayi. Buat kamu yang berencana menjalankan bisnis, saatnya memanfaatkan peluang besar ini. Berikut ini ide bisnis perlengkapan bayi yang janjikan keuntungan besar.
Jual kain gendongan bayi modern
Manisnya keuntungan bisnis kain gendongan bayi modern sudah dicicipi oleh Yani Andriani. Ibu asal Bandung ini memulai bisnisnya di tahun 2009 dengan modal Rp1,2 juta saja. Sampai pertengahan tahun 2014, keuntungan yang dia dapat mencapai Rp700 juta per tahun.
Ide bisnis kain gendongan awalnya bermula saat Yani sangat kerepotan mengasuh ketiga anaknya. Muncullah ide untuk memproduksi kain gendongan modern yang sebelumnya sudah populer di Amerika.
Berbeda dengan kain gendongan tradisional Indonesia, gendongan bayi modern yang dijual Yani didesain sedemikian rupa, sehingga ibu tidak perlu memegangi bayinya lagi. Dua tangan ibu bayi bisa bebas mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga.
Gendongan ini terbuat dari bahan katun spandek. Untuk yang berdesain polos harganya mencapai Rp165 ribu, sementara yang bermotif dibanderol senilai Rp195 ribu. Warna dan desain yang netral juga membuat para ayah merasa percaya diri saat menggendong anak mereka.
(Baca juga: Inilah Contoh Bisnis Plan Sederhana untuk UKM)
Penyewaan mainan
Sekarang ini orangtua semakin sadar manfaat mainan terhadap perkembangan kecerdasan anak. Orangtua modern semakin selektif dalam memilih mainan yang bernuansa edukatif. Sayangnya, harga mainan jenis ini tidak murah, ditambah lagi sifat anak-anak yang memang cepat bosan.
Mainan berukuran kecil, yang biasa dimainkan balita, harganya berkisar antara Rp150.000-Rp500.000. Sedangkan mainan dengan dimensi besar untuk anak hingga usia enam tahun bisa mencapai Rp2,5 juta-Rp4,5 juta.
Alhasil, mainan yang mahal harganya ini jadi mubazir jika usia pemakaiannya hanya sebentar. Kondisi ini kemudian membuka peluang usaha penyewaan mainan anak-anak di kota besar.
Salah satunya pemainnya adalah Funbox Toy Rental (FTR) milik Amelia dan Jessica Natasha Halim. Dalam sebulan, Jessica bisa menyewakan hingga 150 unit mainan untuk wilayah Jakarta.
Tarifnya mulai dari Rp50.000 hingga Rp700.000 per bulan, tergantung jenis mainan. Konsumen dapat menyewa dalam hitungan hari sampai bulanan.
Dalam sebulan omzet yang berhasil diraih Jessica berkisar antara Rp30 juta-Rp50 juta. Meski modal usaha ini terbilang cukup besar, yakni Rp50 juta, dalam rentang waktu empat hingga lima bulan, modal tersebut telah kembali.
Penyewaan box bayi
Di bawah payung usaha Ananda Box Bayi, Dwi Kustini merintis usahanya sejak tahun 2008 silam. Dua tahun kemudian, Dwi pun mulai menawarkan sistem kemitraan untuk bisnisnya tersebut.
Untuk harga jual satu unit boks bayi, Dwi membanderolnya mulai dari harga Rp1,9 juta sampai Rp2,3 juta. Sedangkan untuk harga sewa boks bayi dengan minimal sewa 3 hari, mencapai Rp 100.000 sampai Rp 200.000 per bulan.
Jika dalam satu hari transaksi sewa boks bayi bisa mencapai 10 unit, maka estimasi omzet bisa mencapai Rp15.000.000-Rp 25.000.000 per bulan. Sementara laba bersih yang bisa diperoleh mencapai 40%.
Setelah dikurangi biaya bahan baku, sewa tempat, gaji karyawan dan biaya operasional, mitra ditargetkan bisa balik modal dalam waktu kurang dari setahun.
(Baca juga: Inspirasi Usaha yang Bisa Dijalankan Sambil Kerja Kantoran)
Penyewaan car seat, stroller, dan baby walker
Tak mau barang yang sudah dibelinya tersimpan percuma, Frida Nursanti Aulia mengelola sebuah usaha penyewaan peralatan bayi dengan nama Dadfiz Baby Rental & Shop pada tahun 2008. Awalnya, Frida tidak mengeluarkan uang sedikit pun karena hanya memanfaatkan berbagai peralatan bayi miliknya.
Harga sewa yang ditawarkan pun cukup terjangkau. Misalnya baby walker Rp40.000/bulan, stroller Rp35.000-Rp200.000/bulan, high chair Rp30.000-Rp55.000/bulan, dan car seat Rp55.000-Rp95.000/bulan.
Dari harga sewa tersebut, Frida mengaku sudah bisa balik modal setelah menyewakan produk selama 7-10 bulan. Dalam tiga tahun berbisnis, dia sudah memiliki 793 keluarga yang menjadi pelanggan dan mengantongi omzet Rp80 juta.
(Baca juga: Inspirasi Bisnis Kuliner Kekinian dengan Untung Besar)
Jual tas susu bayi/cooler bagi ASI
Sekarang ini kesadaran ibu dalam memberikan ASI ekslusif semakin tinggi. Bagi ibu bekerja dan ibu yang stok asinya melimpah tentu butuh wadah sehingga ASI tetap awet meski dibawa bepergian.
Salah satu merk Cooler bag tempat menyimpan susu/ASI yang dikenal para pejuang ASI adalah GabaG. Pemiliknya, Fandy Sundoro, memulai bisnisnya saat melihat istrinya kurang puas dengan produk tas ASI konvensional.
Saat itu memang belum ada tas ASI yang stylish dan multifungsi. Pada tahun 2011, Fandy bersama istrinya mencoba untuk memproduksi beberapa model tas ASI.
Selain itu dia juga membuat kantong penyimpan asi dengan teknologi double insulated, sehingga ASI yang di samping bisa menahan dingin minimal 16 jam dan panas minimal empat jam.
GabaG dijual mulai dari Rp180.000-Rp500.000. Bermula dari bisnis skala UKM, kini Fandy sudah memiliki 60 karyawan dengan omzet sekitar Rp576-Rp1,6 miliar.
Butuh pinjaman dana tunai untuk menambah modal bisnismu? Ajukan Kredit Tanpa Agunan (KTA) dengan cicilan ringan di CekAja!