Ini Buktinya Kalau Stres Bisa Bikin Kamu Gemuk
2 menit membacaIngin langsing? Jangan hanya makanan berlemak saja yang kamu hindari, tapi juga stres.
Pasalnya, stres dapat melemahkan fungsi fisik, kestabilan emosi dan mental, serta secara tidak langsung mempengaruhi berat badan. Kalau kamu penasaran, sebaiknya simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Stres memicu hormon nafsu makan
Hormon memegang peran penting dalam kesehatan tubuh. Hormon bisa berdampak pada kulit, mood, gairah seks, dan berat badan. Bagaimana hormon stres mempengaruhi berat badan?
Saat stres, tubuh akan memproduksi adrenalin. Ledakan adrenalin ini memicu lonjakan kortisol (hormon stres), yang memberikan sinyal bahwa tubuh kekurangan energi (bahkan jika kamu tidak melakukan aktivitas fisik). Hasilnya kamu merasa sangat lapar. Tubuh akan terus memproduksi kortisol sampai stres benar-benar hilang.
Stres membuatmu ingin menyantap makanan berlemak
Sekarang kamu sudah mengetahui kalau kortisol memegang peranan penting dalam diet. Nah, mari lihat efek negatifnya. Peningkatan kortisol bisa menyebabkan tingkat insulin yang lebih tinggi, sehingga gula darah menurun.
Ketika ini terjadi, kamu jadi ingin makan yang manis-manis dan yang berlemak. Burger, ayam goreng, kue tart, dan es krim tentu lebih menarik daripada salad atau semangkuk buah bukan? Meski hati puas setelah makan-makanan manis dan berlemak, tapi perasaan ini tidak berlangsung lama. Setelah semua dilahap, kamu akan merasa mual atau justru makan lebih banyak.
Stres memperlambat metrabolisme
Dalam sebuah studi kecil yang dilakukan Ohio State, peneliti bertanya kepada 58 wanita berusia rata-rata 53 tahun tentang level stres mereka. Para wanita tersebut kemudian diberi 930 kalori makanan dengan 60 gram lemak untuk diukur berapa lama makanan tersebut dibakar oleh tubuh.
Hasilnya, tubuh wanita yang merasa sangat stres lebih lambat melakukan pembakaran. Kadar insulin mereka juga tinggi sehingga kelebihan lemak disimpan di dalam tubuh. Para wanita yang stres membakar 104 kalori lebih sedikit daripada yang tidak stres. Kelebihan kalori ini bisa membuat berat badan bertambah setidaknya 5 kilogram dalam setahun.
Stres mempengaruhi siklus tidur
Mungkin kamu sudah tahu kalau konsekuensi tidak mendapatkan tidur cukup adalah kenaikan berat badan. Anggapan itu diperkuat oleh penelitian Columbia University yang membuktikan bahwa orang kurang tidur cenderung makan lebih banyak.
Kurangnya tidur dapat mengganggu fungsi ghrelin dan leptin, hormon yang mengontrol nafsu makan. Selain itu, seseorang cenderung melahap karbohidrat lebih banyak ketika sedang lelah atau marah-marah. Kemampuan untuk menahan godaan makanan akan runtuh ketika tubuh kurang tidur.
(Baca juga: Fakta-fakta Seputar Kehidupan Mewah Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un)
Stres membuatmu melewatkan waktu makan
Selain membuatmu mudah lapar dan makan dengan porsi lebih banyak, stres juga bisa membuatmu melewatkan waktu makan. Stres berat membuatmu tidak ingin makan sama sekali atau memilih menunda makan untuk menyelesaikan persoalan.
Hal inilah yang kemudian memperlambat metabolisme, menurunkan kadar gula dalam darah, yang justru membuatmu sulit konsentrasi dan makin stres. Jika tidak nafsu makan, makanlah pelan-pelan dalam porsi kecil asalkan perut tidak kosong.