Mengenal Dilusi Saham! Bagaimana Cara Kerja, Dampak dan Penyebabnya?

Mengenal dilusi saham dan bagaimana cara kerjanya dalam dunia investasi. Sebelum menjajal dunia saham, baiknya lengkapi bekal pengetahuan yang cukup dulu.

Bagi para investor yang sudah cukup lama berkecimpung di dunia saham pasti sudah familiar saat mendengar istilah dilusi saham. Tapi bagi investor pemula itu adalah hal yang baru meskipun mungkin pernah mengalaminya sesekali.

Ketika terjadi dilusi saham investor bisa kehilangan beberapa persen saham yang dimilikinya. Untuk mencegah adanya dilusi saham tentu kita harus mengenal dilusi saham dulu.

Setelah mengenal dilusi saham baru kita tahu bagaimana cara kerjanya serta apa faktor yang menyebabkan terjadi dilusi saham.

Kali ini kita akan membahas hal mengenai seluk beluk dilusi saham mulai dari mengenal dilusi saham sampai faktor yang menyebabkan terjadi dilusi saham. Jangan lewatkan artikel ini ya!

(Baca Juga: Mengenal Margin Call di Dunia saham)

Mengenal Dilusi Saham

Mengenal Dilusi Saham Secara Rinci

Dilusi saham pada dasarnya adalah penurunan persentase kepemilikan saham oleh investor yang memiliki saham tertentu, terutama karena perusahaan mengeluarkan saham baru, yang “mencairkan” nilai saham yang ada yang dimiliki oleh pemegang saham.

Saham baru yang dikeluarkan perseroan menambah jumlah saham yang ada sehingga memicu dilusi saham yang dimiliki pemegang saham.

Perusahaan sering mengeluarkan saham saham baru melalui mekanisme seperti opsi saham untuk karyawan, anggota dewan dan vendor bisnis dan mitra, saham terbatas, atau saham kinerja.

Hampir setiap kali mereka melakukannya, nilai saham yang mendasarinya dikompromikan. Atau, nilai saham dapat terdilusi setelah penerbitan saham primer atau sekunder.

Misalnya seperti penawaran umum perdana, penerbitan saham preferen, atau konversi atau penerbitan obligasi konversi.

Dengan mengenal dilusi saham ternyata juga berdampak lebih dari sekedar nilai saham yang dimiliki oleh pemegang saham.

Ini juga membatasi nilai saham dengan cara lain, termasuk laba per saham saham, hak suara pemegang saham, dan nilai pasar saham.

Dimana dilusi saham dapat berdampak positif pada saham perusahaan dalam penilaian saham ketika sebuah perusahaan publik menerbitkan saham baru dari sahamnya.

Penilaian saham itu tumbuh lebih tinggi karena saham tambahan meningkat karena penjualan saham baru.

Bagaimana Cara Kerja Dilusi Saham?

Cara Kerja - Mengenal Dilusi Saham

Evolusi dilusi saham tidak terlalu rumit. Ini dimulai ketika perusahaan publik mengeluarkan penawaran saham sekunder.

Masalah utama saham perusahaan terjadi jauh sebelumnya, dengan penawaran umum saham perdana perusahaan.

Perusahaan akan menerbitkan saham sekunder karena berbagai alasan. Mereka mungkin ingin memberi penghargaan kepada karyawan untuk pekerjaan yang berharga atau menawarkan saham baru untuk meningkatkan modal, misalnya.

Perusahaan yang tidak ingin menumpuk utang atau melepaskan aset perusahaan untuk mendapatkan akses ke infus uang tunai yang sangat dibutuhkan akan sering beralih ke penawaran saham sekunder untuk mengumpulkan uang.

Begitu sebuah perusahaan melepaskan saham baru, nilai saham yang ada akan turun nilainya atau menjadi terdilusi. Bayangkan saja satu pai apel utuh dengan delapan irisan untuk delapan orang yang kemudian menarik dua pemakan pai lagi ke meja.

Sekarang, diperlukan 10 irisan untuk 10 pemakan pai, sehingga mengurangi ukuran irisan pai untuk delapan pemakan pai pertama.

Pada dasarnya skenario yang sama untuk pemegang saham yang melihat nilai saham mereka berkurang karena lebih banyak saham yang diterbitkan.

Dampak Dilusi Saham

Dampak - Mengenal Dilusi Saham

Kehilangan nilai dalam saham yang dimiliki bukan satu-satunya cara bagaimana pemegang saham merasakan dampak dilusi saham.

Misalnya saja di perusahaan X yang didirikan oleh A dan B dengan modal 10 miliar. A menyetorkan Rp 6 miliar yang setara dengan 6 juta lembar saham sehingga dia memiliki 60% hak di perusahaan.

Sedangkan B menyetor 4 miliar setara dengan 4 juta lembar dan haknya di perusahaan 4%. Beberapa tahun kemudian perusahaan X menerbitkan saham baru 10 juta lembar.

A kemudian memanfaatkan semua haknya untuk membeli saham baru ini dengan setor 6 miliar lagi. sehingga A memiliki 12 juta lembar saham dengan hak sebesar 60%. Tapi B tidak membeli saham dan sahamnya tetap 4 juta lembar.

Tapi karena ada saham tambahan maka B kepemilikannya berkurang menjadi 20% saja. Total saham perusahaan sekarang 16 juta lembar berarti masih ada 4 juta lembar saham yang beredar.

Lalu datang C membeli 4 juta lembar saham itu. Sehingga kepemilikan perusahaan menjadi A 60%, B 20% dan C 20%. 

Kejadian menurunnya prosentase pada B inilah yang disebut dengan dilusi saham. Sekarang masalah hak suara pemegang saham yang didasarkan pada nilai saham yang dimiliki oleh pemegang saham.

Tidak hanya kepemilikan saja yang berkurang tapi hak suara untuk pemegang saham juga berubah karena nilainya didasarkan pada kepemilikan.

Penyebab Dilusi Saham

Penyebab - Mengenal Dilusi Saham

Lalu apa yang menyebabkan terjadinya dilusi saham ini? Setelah mengenal dilusi saham tentu kita harus tahu apa penyebabnya.

Beberapa penyebabnya bisa sebagai berikut:

  • Konversi yang sifatnya opsi dari pemilik surat berharga
  • Perusahaan menawarkan modal dengan penawaran sekunder
  • Menerbitkan saham baru sebagai imbalan jasa

Mengenal dilusi saham bisa membuat investor lebih waspada jika ada opsi saham dari dewan komisaris sampai eksekutif perusahaan.

Kalau perusahaan menghindari penerbitan surat utang maka perlu diketahui kalau perusahaan akan menambah modal dengan menerbitkan saham baru.

Jadi pastikan untuk mengenal dilusi saham secara benar agar investor tidak terjebak dalam kerugian ya!

(Baca Juga: Daftar Saham Blue Chip Terbaik yang Beri Keuntungan Besar)

Dunia investasi saat ini sedang marak, terutama dalam bentuk investasi digital dan saham. Keduanya memang menarik dan menghadirkan keuntungan berlimpah jika pandai mengelola dan menjalankannya.

Tapi tidak semua orang yang melakukan investasi berhasil mendapatkan keuntungan, karena tak sedikit yang justru rugi dan menumpuk hutang.

Terlebih jika ia tak menjalankannya sendiri dan memilih mempercayakannya pada orang lain atau pun terjebak investasi bodong.

Nah, untuk mencegah kita dari kerugian, pilihlan jenis investasi yang paling aman. Yaitu dengan menabung di bank.

Tak ada salahnya menabung, meski tak bisa mengharapkan keuntungan ratusan juta, namun menabung adalah investasi yang aman.

Untuk saat ini juga banyak jenis tabungan, dan kita bisa memilih sesuai dengan tujuan dan kebutuhan kita. Misalnya saja Tabungan haji, tabungan pendidikan, tabungan pernikahan, giro, atau deposito pun bisa.

Jika bingung memilihnya, kita bisa membuka tabungan melalui CekAja.com yang sudah bekerjasama secara resmi dan legal dengan beberapa bank besar tanah air.

Selain itu untuk menjamin keamanan, CekAja.com juga sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK dan BI.

Jadi tunggu apalagi? Segera buka tabungan melalui CekAja.com.