Mengenal Obesitas Sampai Operasi Potong Lambung yang Dialami Titi Wati

Baru-baru ini Indonesia sempat dihebohkan oleh berita Titi Wati, wanita asal Palangkaraya yang berbobot tubuh hingga 220 kilogram alias mengalami obesitas. Obesitas adalah kondisi yang tengah dialaminya sejak tahun 2013.

Lantaran berat tubuhnya kian membesar dari hari ke hari, kedua kaki Wati bahkan tak lagi kuat untuk berdiri. Alhasil, Wati kini hanya mampu tiduran di rumahnya sambil menonton TV.

Sementara pekerjaan rumah yang dulu ia selalu lakukan, kini diambil alih anak perempuannya, Herlina. Kebiasaan makan yang tidak normal selama bertahun-tahun, membuat Wati harus melakukan operasi pemotongan lambung demi menurunkan berat badan.

Selain itu, masih ada dua kali tindakan bedah lagi yang harus dijalaninya, yakni sedot lemak serta mungkin juga operasi plastik. Sebanyak 16 dokter dari berbagai ilmu kesehatan yang berasal dari Provinsi Kalimantan Tengah dan Bali pun rencananya akan dikerahkan untuk menangani kasus obestitas Titi Wati tersebut.

Operasi Potong Lambung, Seperti Apa Itu?

Mendengar kata operasi potong lambung mungkin sedikit mengerikan. Akan tetapi, operasi potong lambung atau dalam istilah medis disebut bariatrik, justru salah satu jalan keluar paling aman dan efektif bagi pengidap obesitas akut.

Prinsipnya, operasi bariatrik ini bisa mengecilkan kapasitas lambung sehingga perut terasa lebih cepat penuh. Dengan begitu, pasien enggan untuk mengonsumsi lebih banyak makanan atau minuman lagi.

Demikian juga tingkat pencernaannya yang membuat berat badan lebih terkontrol. Caranya adalah dengan membagi lambung ke dalam 2 bagian.

Bagian atas yang lebih kecil dan bagian bawah yang lebih besar. Bagian bawah nantinya akan dibuang, sementara bagian atas dibuatkan saluran langsung ke usus kecil.

Obesitas juga banyak berhubungan dengan berbagai penyakit berbahaya, seperti jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, stroke, kanker dan penyakit berbahaya lainnya. Dengan operasi potong lambung, secara otomatis besarnya risiko terhadap penyakit tadi juga dapat terminimalisir.

(Baca juga: 4 Cara Kurangi Kegemukan dengan Latihan Ringan, Hindari Risiko Obesitas)

Waspada, Seperti Ini Gejala Obesitas

Biasanya, pengidap obesitas memiliki tubuh yang besar. Namun tidak semua orang gemuk berarti obesitas juga.

Ada dua kategori gemuk, yakni overwheight dan obesitas. Seseorang dikatakan obesitas bila BMI-nya di atas 30 atau dengan kata lain orang tersebut memiliki kelebihan berat badan sebanyak 20 persen.

Lain halnya dengan overweight dimana berat badan hanya melebihi batas normal sekitar 5-10 kilogram. Untuk lebih jelasnya, cek gejala obesitas yang paling umum di bawah ini:

  • Napas pendek dan sesak
  • Sakit lurut
  • Mendengkur
  • Varises
  • Nyeri punggung
  • Tekanan darah tinggi
  • Siklus haid tidak beraturan (untuk wanita)

Bila menemukan tanda-tanda di atas pada diri Anda, jangan tinggal diam. Setidaknya, mulailah cari tahu bagaimana mengatasi kelebihan berat badan tersebut.

(Baca juga: 5 Alasan Penting Punya Asuransi Kesehatan Selagi Muda)

Cara Menghitung Berat Ideal

Mengetahui berat badan tentunya penting. Paling tidak, sebulan sekali Anda harus melakukannya agar bisa mengontrol diri. Di samping itu, jangan lupa juga untuk menghitung berat ideal masing-masing.

Ada beberapa metode untuk menghitung berat badan ideal. Berikut ini di antaranya yang bisa anda coba:

Indeks BMI

Metode yang paling banyak digunakan untuk mengukur tingkat obesitas adalah body mass index (BMI), yang didapat dengan cara membagi berat badan (kg) dengan kuadrat dari tinggi badan (meter).

BMI = berat badan (kg) / (tinggi (m) x tinggi (m))

Orang-orang dengan BMI lebih besar dari 25 dapat dikategorikan sebagai overweight, pada 30 atau lebih termasuk ke dalam obesitas, dan pada 40 ke atas merupakan tingkat obesitas yang serius.

Rumus Broca

Rumus yang satu ini lebih mudah untuk diterapkan. Dalam rumus yang ditemukan oleh ilmuan Perancis ini, terdapat pembeda dalam pengurang berat badan pada perempuan dan laki-laki.

Laki-laki: (tinggi badan (cm) – 100) – ((tinggi badan (cm) – 100) x 10%) = Berat badan ideal (kg)

Perempuan: (tinggi badan (cm) – 100) – ((tinggi badan (cm) – 100) x 15%) = Berat badan ideal (kg)

Jika seorang wanita memiliki tinggi badan 155 cm, berat idealnya (155 – 100) – (15% x (155 – 100)) = 55 – 15 = 40 kg. Sedangkan laki-laki dengan tinggi badan 180 cm, berat idealnya menjadi (180 – 100) – (10% x (180 – 100)) = 80 – 8 = 72 kg.

(Baca juga: Mengapa Anda Sebaiknya Kurangi Konsumsi Makanan Olahan? Yuk Cek!)

Cegah Obesitas, Mulai Kebiasaan Baik dari Sekarang

Meski obesitas tergolong kasus yang wajar terjadi, siapapun harus tetap mewaspadainya. Obesitas erat kaitannya dengan kebiasaan seseorang.

Titi Wati sendiri pada dasarnya tidak mengalami obesitas dari lahir, melainkan karena pola makannya yang di luar kontrol. Seperti mengonsumsi makanan serba digoreng, camilan tinggi kalori, hingga minuman es dalam jumlah banyak.

Untuk mencegah obesitas, hindari makanan dengan kalori, lemak, serta gula berlebih. Perbanyak minum air putih, usahakan tidak dingin apalagi pakai es batu.

Jika ingin ngemil, lebih baik ganti camilan keripik kentang favorit Anda dengan buah-buahan yang lebih sehat lagi melancarkan pencernaan.

Selain itu, kebiasan malas gerak juga perlu diubah. Lakukan olahraga setidaknya 2 kali dalam seminggu.

Tak perlu ke tempat gym, di rumah dengan metode freelatics pun bisa. Olahraga yang rutin amat membantu perbaiki metabolisme, sehingga berat badan terus stabil ke depannya.

(Baca juga: Cuka Apel: Asal-Usul, Harga, dan 1001 Manfaatnya)

Asuransi Kesehatan, Upaya Lindungi Diri dan Masa Depan Keuangan

Datangnya penyakit, tidak ada seorangpun yang tahu. Tapi untuk bagaimana memperkecil risiko finansial jika tiba-tiba penyakit datang, upaya yang paling tepat adalah dengan memiliki asuransi kesehatan.

Bahkan dalam kasus overweight atau obesitas, jika sekadar ingin berkonsultasi pada ahli gizi untuk mengukur kadar kalori yang harus Anda konsumsi setiap hari, asuransi bisa membantunya.

Memilih asuransi kesehatan memang gampang-gampang susah. Namun untungnya, kini ada marketplace produk keuangan pertama di Indonesia, yakni CekAja.com.

Melalui website resminya, Anda bisa membandingkan setiap produk asuransi kesehatan dari berbagai perusahaan secara online. Amati dengan teliti masing-masing layanan yang ditawarakan.

Jika sudah menemukan asuransi kesehatan yang cocok, bisa langsung membeli polisnya juga di sana. Praktis, cepat, dan aman!