Mengenal Rapid Test, Pendeteksi Mudah Demam Berdarah!

Sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa, Indonesia memiliki iklim tropis. Iklim yang banyak dirindukan oleh negara yang berada di Eropa dan juga Amerika karena hangatnya suhu dan juga sejuknya udara yang mengalir.

Mengenal Rapid Test, Pendeteksi Mudah Demam Berdarah!

Tetapi jangan salah, karena hal itu juga Indonesia menjadi ladang yang subur bagi perkembangan penyakit khas negara tropis, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) misalnya.

Pada tahun 2016 lalu, Badan Kesehatan Internasional atau yang dikenal dengan World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa Indonesia menjadi negara ke-2 dengan kasus DBD terbesar diantara 30 negara wilayah endemis.

Penyebaran virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, si nyamuk belang.

Uniknya nyamuk aedes aegypti tidak suka dengan lingkungan yang kotor, si belang menyukai lingkungan yang bersih sebagai area hidupnya.

Oleh karena itu, pemerintah tidak henti-hentinya menggalakkan 3M plus dalam salah satu program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yaitu menutup, menguras dan mengubur lokasi yang berpotensi dijadikan sarang nyamuk belang.

Selain itu kamu juga bisa melakukan program plus untuk mencegah penyebaran virus dengue. Hal – hal seperti menaburkan bubuk larvasida (abate) pada penampungan air yang sulit dbersihkan, menggunakan obat anti nyamuk, menggunakan kelambu dan memelihara predator pemangsa nyamuk, seperti ikan misalnya.

Karena setiap bertelur, nyamuk aedes aegypti betina dewasa dapat menelurkan 100 hingga 300 jentik.

Selain program pencegahan, deteksi dini korban yang terjangkit juga perlu dipercepat. Karena tidak sedikit juga korban yang terlambat ditangani lantaran tim medis baru mengetahui bahwa korban terjangkit virus dengue.

Umumnya gejala Demam Berdarah bisa diketahui dalam 5 hari. Gejala yang tampak adalah suhu badan korban yang terus mengalami peningkatan. Tetapi panas yang dihasilkan bisa saja hilang kemudian suhu badan meningkat kembali.

Nah disini masyarakat menjadi kurang sadar, bahkan mengira bahwa korban sudah sembuh. Padahal jika dilakukan tes mandalam, bisa saja suhu badannya mulai turun tetapi jumlah trombositnya terjun bebas.

Mengenal Rapid Test, Pendeteksi Mudah Demam Berdarah!

Rapid Test, Deteksi Dini DBD

Belum lama ini Kementerian Kesehatan mengumumkan status waspada untuk penyakit demam berdarah. Hal itu dilandasi atas fakta terjadi lonjakan jumlah penderita DBD.

Per Januari 2019 saja penderita DBD di seluruh Indonesia sudah mencapai 13.683 orang. Jumlah itu meningkat drastis dibandingkan jumlah penderita DBD di Januari 2018 yang hanya mencapai 6.800 orang.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila Faried Moeloek menganjurkan untuk menggunakan rapid test untuk mendiagnosis berbagai macam penyakit termasuk didalamnya demam berdarah.

Rapid Test sendiri merupakan alat diagnostic yang sudah diproduksi dengan skala industri di Indonesia.

Salah satu badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di sektor kesehatan, PT Kimia Farma (Persero) Tbk menjadi produsen alat canggih ini.

Jadi begitu terduga penderita DBD mengalami panas tinggi, kamu sudah dapat langsung melakukan screening awal menggunakan alat itu.

Penampakan alatnya sendiri tidak ubahnya dengan testpack untuk mendeteksi kehamilan.

(Baca juga: DBD Mewabah, Lakukan Upaya Pencegahan Ini)

Inkubasi DBD

Diumumkannya status waspada untuk penyakit demam berdarah membuat masing-masing dari kita harus menaikkan tingkat kesadarannya terkait DBD.

Apalagi korban meninggal yang diakibatkan oleh demam berdarah mencapai 133 orang per Januari.

Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana inkubasi virus dengue di tubuh manusia. Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan, virus DBD awal mulanya menginfeksi nyamuk aedes aegypti.

Kemudian nyamuk tersebut menghisap darah manusia yang sedang dalam fase demam akut viraemia). Nah fase ini terjadi dua hari, sebelum tubuh mengalami panas sampai lima hari.

Setelah itu nyamuk menjadi infektif dalam waktu 8 hingga 12 hari (inkubasi ekstrinsik) setelah mengisap darah penderita yang sedang viremia dan tetap infektif selama hidupnya.

Nah, disini program fogging bisa dilakukan. Karena kalau masih dalam bentuk jentik pengasapan tidak menjadi efektif. Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa.

Setelah masuk dalam periode inkubasi ekstrinsik, kelenjar ludah nyamuk akan terinfeksi dan virus bakal ditularkan ketika nyamuk menggigit dan mengeluarkan cairan ludahnya kedalam luka gigitan manusia.

Masa inkubasi penyakit DBD bisa terjadi selama 3 hingga 14 hari, tetapi pada umumnya 4 hingga 7 hari.

Setelah masa inkubasi di tubuh manusia selama 34 hari (rata-rata selama 4-6 hari) akan timbul gejala awal penyakit.

Gejala yang timbul seperti demam tinggi mendadak yang berlangsung sepanjang hari, nyeri kepala, nyeri saat menggerakkan bola mata, nyeri punggung, terkadang disertai adanya tanda-tanda pendarahan.

Pada kasus yang lebih berat dapat menimbulkan nyeri ulu hati, pendarahan saluran cerna, syok, hingga kematian.

Selain dari program PSN, mitigasi penyakit juga dapat dilakukan melalui asuransi. Ya untuk mencegah terjadinya “kebangkrutan” pasca sakit kamu bisa membeli produk asuransi yang cocok untuk kamu dan keluarga.

Jangan sampai menyesal di kemudian hari. Kamu bisa mendapatkan banyak pilihan produk asuransi di CekAja.com. Tidak perlu antri dan repot untuk mencari informasi asuransi mana yang cocok untuk kamu.