Mengenal Rasio Profitabilitas Beserta Jenisnya

Bagi pengusaha atau yang baru ingin memulai bisnis, penting rasanya untuk mengenal rasio profitabilitas terlebih dahulu. Jika kamu belum mengetahuinya, yuk simak! 

Mengenal Rasio Profitabilitas beserta Jenisnya

Apa itu Rasio Profitabilitas?

Rasio profitabilitas merupakan metrik keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan bisnis dalam memperoleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan operasional. 

Rasio profitabilitas biasanya digunakan untuk mengetahui nilai kesehatan keuangan milik sebuah bisnis atau perusahaan. 

Selain itu, rasio profitabilitas juga digunakan agar investor atau kreditur bank dapat menilai keuntungan investasi yang diperoleh. Semakin tinggi nilai rasio profitabilitas, maka semakin bagus suatu bisnis atau perusahaan.

Terdapat 8 jenis rasio profitabilitas yang dapat kamu gunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan. 

Jenis-jenis Rasio Profitabilitas

1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Digunakan untuk melihat persentase laba kotor terhadap pendapatan yang dihasilkan dari penjualan. 

Jenis ini digunakan karena laba kotor yang dipengaruhi oleh arus kas akan memperlihatkan besaran laba yang didapatkan oleh perusahaan.

Untuk menghitung rasio profitabilitas dengan menggunakan margin laba kotor, kamu memerlukan rumus: 

Gross profit margin = (laba kotor / total pendapatan) x 100%

Dari perhitungan margin laba kotor ini, semakin besar angka yang dihasilkan maka semakin baik tandanya.

2. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Jenis Rasio Profitabilitas selanjutnya adalah margin laba bersih. Seperti namanya, penghitungan rasio profitabilitas ini menggunakan laba bersih yang didapatkan untuk mengukur laba bersih setelah penjualan.

Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio profitabilitas margin laba bersih adalah: 

Net profit margin = (laba bersih setelah pajak / penjualan) x 100%

Hampir sama dengan jenis rasio profitabilitas sebelumnya, semakin tinggi persentase yang dihasilkan, maka semakin baik operasional sebuah perusahaan. 

(Baca Juga: Mengenal Bisnis Model Canvas, Komponen, Tujuan, hingga Manfaatnya)

3. Rasio Pengembalian Aset (Return of Asset Ratio)

Penghitungan menggunakan rasio pengembalian aset ini digunakan untuk melihat efisiensi perusahaan dalam mengatur aset yang dimiliki. 

Untuk menghitung rasio profitabilitas pengembalian aset, rumus berikut digunakan: 

Return on assets ratio = (laba bersih / total aset) x 100%

Dengan rasio pengembalian aset, perusahaan dapat mengetahui persentase keuntungan terkait aset yang dimiliki. 

4. Rasio Pengembalian Ekuitas (Return of Equity Ratio)

Rasio pengembalian aset digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari investasi pemegang saham. 

Perhitngan rasio ini dihitung dari penghasilan perusahaan terhadap modal yang diinvestasikan oleh pemegang saham. 

ROE = (laba bersih setelah pajak / ekuitas pemegang saham) x 100%

Hasil dari perhitungan rasio pengembalian aset, akan menunjukkan apakah modal dari investasi pemegang saham dapat dikelola dengan baik.

5. Rasio Pengembalian Penjualan (Return of Sales Ratio)

Jenis rasio profitabilitas selanjutnya adalah rasio pengembalian penjualan. Rasio pengembalian penjualan ini dapat menampilkan tingkat keuntungan yang didapatkan oleh sebuah perusahaan, setelah membayarkan variabel produksi. 

Return of sales ratio = (laba sebelum pajak dan bunga / penjualan) x 100%

Variabel yang dimaksudkan berupa upah karyawan, bahan baku, dan segala hal lainnya yang mendukung proses produksi. 

6. Pengembalian Modal yang digunakan (Return of capital employed)

Perhitungan rasio profitabilitas selanjutnya adalah pengembalian modal yang digunakan. Jenis ini digunakan untuk menilai keuntungan yang didapatkan dari modal yang digunakan. 

Terdapat dua rumus yang dapat digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas pengembalian modal yang digunakan:

Return on capital employed = (laba sebelum pajak dan bunga / modal kerja) x 100%

Atau 

Return on capital employed = (laba sebelum pajak dan bunga / total aset – kewajiban) x 100%

(Baca Juga: 4 Waktu Terbaik Ajukan Pinjaman Modal Usaha, Bisnis Semakin Lancar!)

7. Return of Investment (ROI)

Selanjutnya ada rasio return of investment, yang dihitung dari laba bersih yang dikurangi dari laba bersih. 

Jenis rasio profitabilitas ini digunakan untuk mengukur sejauh apa perusahaan dapat menghasilkan keuntungan, terhadap seluruh jumlah aktiva yang dimiliki. 

Rumus yang digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas return of investment adalah: 

ROI = ((laba atas investasi – investasi awal) / investasi) x 100%

8. Earning per Share (EPS)

Jenis rasio profitabilitas yang terakhir adalah Earning per Share, yang digunakan untuk melihat tingkat kemampuan perlembar saham untuk menghasilkan laba. 

Merupakan rasio profitabilitas yang paling diperhatikan oleh bagian manajemen, pemegang saham, serta calon pemegang saham. 

Sebab, Earning per Share ini menjadi sebuah indikator yang menunjukkan keberhasilan perusahaan. Untuk menghitung rasio profitabilitas earning per share digunakan rumus:

EPS = (laba bersih setelah pajak – dividen saham preferen) / jumlah saham biasa yang bereda