Ustaz Arifin Ilham Meninggal: Ini Ciri dan Gejala Kanker Nasofaring
3 menit membacaUstaz Arifin Ilham meninggal dunia pada Rabu malam (22/5) karena penyakit kanker nasofaring. Sebelum ini, sang ustaz telah empat kali dikabarkan meninggal dunia.
Kabar tersebut berhembus kencang karena beberapa tahun sebelumnya, ustaz yang memiliki tiga istri tersebut juga pernah mengidap kanker getah bening. Namun, Ustaz Arifin Ilham dinyatakan bebas kanker sejak akhir 2018.
Sayangnya, tidak lama setelah itu, sang ustaz diterbangkan ke Malaysia dan kali ini harus dirawat intensif. Dia didiagnosis mengidap kanker nasofaring.
Kanker nasofaring atau yang disebut nasopharyngeal carcinoma (NPC) merupakan bentuk kanker yang langka dari kanker leher dan kepala. Untuk mengetahui lebih jauh tentang penyakit tersebut, berikut penyebab dan gejala penyakit tersebut.
Sulit untuk Didiagnosis
Untuk mendiagnosis kanker nasofaring secara dini sangatlah sulit. Hal itu disebabkan tumor ini baru menimbulkan gejala pada stadium-stadium akhir. Gejala yang muncul pada stadium awal penyakit ini sukar dibedakan dengan penyakit lainnya.
Selain itu, letak dari tumor tersembunyi di belakang tabir langit-langit dan terletak di dasar tengkorak. Oleh karena itu, sukar sekali melihatnya jika bukan oleh ahlinya. Orang yang mengidap kanker nasofaring memiliki presentasi hidup dalam jangka waktu lima tahun ke atas jika penyakit ini sudah diketahui sejak awal.
Kemungkinan bertahan jika penyakit ini diketahui sejak stadium I mencapai 76 persen. Sementara untuk stadium II mencapai 50 persen, stadium III 38 persen, dan stadium lanjut atau IV sebanyak 16,4 persen.
(Baca juga: Menilik Lebih Dekat Karir dan Bisnis Ustad Arifin Ilham)
Disebabkan Virus Epstein-Barr (VEB)
Alasan penyakit ini juga sulit dideteksi karena disebabkan multi faktor oleh seperti virus Epstein-Barr (VEB), genetik, diet, lingkungan, dan kebiasaan merokok. Sementara itu, virus Epstein-Bar ini juga terdapat pada penyakit lain yang bukan kanker.
Hal lain yang juga menjadi faktor penyebab penyakit ini adalah lingkungan seperti iritasi oleh bahan kimia, asap, bumbu masakan, dan bahan pengawet. Selain itu, masakan yang terlalu panas, air yang memiliki kadar nikel yang cukup tinggi, dan kebiasaan seperti orang Eskimo yang mengawetkan ikannya dengan menggunakan nitrosamine. Rokok dan juga alkohol bisa menyebabkan kanker nasofaring.
Sering Ditemukan pada Lelaki
Penyakit ini paling sering ditemukan pada lelaki terutama pada usia 30 hingga 50 tahun. Sayangnya, belum ada penelitian yang jelas apa penyebabnya.
Adapun gejala yang terjadi pada orang yang mengidap kanker nasofaring yaitu, adanya benjolan pada tenggorokan, mengalami infeksi telinga, telinga sering kali berdengung (tinnitus), dan mengalami gangguan pendengaran. Selain itu, gejala awal penyakit ini juga membuat pengidap kesulitan membuka mulut, sakit kepala, wajah terasa nyeri atau mati rasa, mimisan, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, dan sering kali mengalami penglihatan mengabur atau berbayang.
Tes-tes untuk Mendeteksi Kanker Nasofaring
Meski sangat sulit dideteksi ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis dan menentukan tingkat keparahan kanker nasofaring. Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain, pemeriksaan fisik terutama bagian telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) untuk mencari benjolan di leher.
Nasofaringoskopi atau melakukan endoskopi pada bagian nasofaring agar dokter bisa mengamati kondisi nasofaring. Terakhir adalah biopsi untuk mengambil sampel dari nasofaring. Melalui biopsi, bisa diperiksa apa yang terjadi di nasofaring melalui mikroskop.
Saat ketiga tes tersebut sudah dilakukan, juga bisa dilakukan beberapa hal seperti foto rontgen, CT Scan, MRT, dan Positron Emission Topography (PET) scan untuk mencari tahu tingkat keparahan kanker nasofaring yang diderita.
(Baca juga: Mengenal Kanker Darah, Penyakit yang Diidap Ani Yudhoyono)
Pengobatan Kanker Nasofaring
Setelah menjalani serangkaian tes dan tingkat keparahan sudah diketahui, ada beberapa metode pengobatan kanker nasofaring. Metode pengobatan yang umum digunakan antara lain radioterapi untuk mengatasi kanker nasofaring yang masih ringan. Caranya dengan memancarkan sinar berenergi tinggi untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker.
Kemoterapi juga bisa dilakukan dengan menggunakan obat-obatan yang berfungsi untuk membunuh sel kanker. Imunoterapi dilakukan dengan pemberian obat yang memengaruhi sistem imun tubuh untuk melawan sel kanker. Yang terakhir adalah pembedahan meskipun sangat jarang dilakukan kecuali kanker telah menyebar hingga ke kelenjar getah bening dan perlu dilakukan pengangkatan.
Pencegahan
Selain diobati, kanker nasofaring juga sangat mungkin untuk dicegah misalnya dengan mengurangi konsumsi garam, menghindari asap rokok, dan juga menghindari konsumsi minuman beralkohol. Intinya, ubahlah gaya hidup yang lebih sehat untuk hidup yang lebih sehat.
Jangan lupa, kamu juga harus melindungi dirimu dengan asuransi kesehatan. Cek pilihan terbaiknya di CekAja.com!