Mengenal Bell’s Palsy, Penyebab Kelumpuhan Wajah dan Cara Mengobatinya

Jika kamu sudah mengenal Bell’s Palsy, berarti kamu sudah tahu betapa bahayanya penyakit yang satu ini, terutama bagi wanita. Pasalnya, penyakit ini mampu membuat wajah mengalami kelumpuhan.

Mengenal Bell’s Palsy, Penyebab Kelumpuhan Wajah dan Cara Mengobatinya

Berbicara tentang Bell’s Palsy, sebagian dari kamu mungkin masih sangat asing dengan namanya, karena memang kurang populer di Indonesia.

Tetapi, kamu wajib mengenal Bell’s Palsy agar tahu dampak yang diberikan dari penyakit ini. Sehingga, kamu bisa waspada dan melakukan langkah pencegahan.

Lantas, apa sebenarnya Bell’s Palsy itu? Daripada penasaran, pada kesempatan kali ini CekAja akan mengajak kamu mengenal Bell’s Palsy secara lengkap sebagai berikut. Simak bersama-sama, yuk!

Mengenal Bell’s Palsy

Untuk bisa mengenal Bell’s Palsy dengan baik, pertama-tama kamu harus tahu definisinya terlebih dahulu.

Jadi, Bell’s Palsy merupakan suatu kondisi kelemahan, yang terjadi di salah satu sisi otot wajah yang sifatnya sementara. Sehingga, sisi wajah yang terserang Bell’s Palsy akan terlihat lebih kendur dari sisi sebelahnya.

Nah, saraf di bagian wajah yang terserang Bell’s Palsy sudah pasti rusak. Hal itu tentunya berdampak pada indera perasa, serta cara tubuh menghasilkan ludah dan air mata.

Maka dari itu, penderitanya tak jarang mengalami gangguan seperti mata kering dan merah, akibat pelumasan mata yang tidak terjadi secara optimal.

Bell’s Palsy juga bisa dibilang sebagai penyakit yang harus diwaspadai, karena datang secara tiba-tiba. Apalagi, penyakit ini cenderung akan menyerang para wanita hamil, pengidap HIV dan diabetes.

Walau begitu, Bell’s Palsy bisa membaik dalam hitungan minggu, dan penyakit ini tidak memiliki keterkaitan dengan penyakit stroke.

Namun yang pasti, penderita Bell’s Palsy akan terganggu aktivitas sehari-harinya, terutama pada saat minum dan berkumur.

(Baca Juga: Olahraga yang Bantu Memperpanjang Usia)

Penyebab Bell’s Palsy

Selain mengetahui informasi dasar tentang Bell’s Palsy, kamu juga perlu tahu apa saja penyebab Bell’s Palsy, agar lebih mengenal Bell’s Palsy itu sendiri.

Pasalnya, penyakit ini tidak hanya mempengaruhi tampilan dan bentuk wajah saja, namun juga mengganggu aktivitas, serta rasa percaya diri penderitanya.

Tanpa perlu berlama-lama, di bawah ini CekAja telah merangkum beberapa faktor penyebab Bell’s Palsy, yang di antaranya yaitu:

  • Cedera akibat operasi, umumnya terjadi saat operasi kelenjar parotid
  • Cedera akibat kecelakaan, bisa karena luka robek yang terjadi di dagu atau retak di tulang tengkorak
  • Kelumpuhan wajah turunan (genetik).

Di samping tiga poin tersebut, Bell’s Palsy juga bisa terjadi pada saat saraf yang mengontrol wajah bengkak, meradang atau tertekan.

Melansir dari ccnindonesia.com, dokter spesialis saraf Aldy Novriansyah mengatakan, ada teori paling dominan yang menunjukkan keterlibatan infeksi virus herpes zoster, yang menjadi penyebab terjadinya peradangan dari saraf wajah tersebut.

Faktor RIsiko Bell’s Palsy

Jika kamu ingin mengenal Bell’s Palsy lebih jauh, maka kamu perlu tahu sejumlah faktor risikonya. Yang mana, Bell’s Palsy diketahui memiliki hubungan antara migrain dengan kelemahan pada anggota gerak dan wajah.

Hal itu ditunjukkan dari sebuah penelitian yang dilakukan pada 2015, kalau seseorang yang menderita migrain memiliki risiko lebih tinggi untuk terserang Bell’s Palsy.

Tetapi selain faktor risiko itu, masih ada banyak lagi faktor risiko lainnya yang perlu kamu waspadai, di antaranya yaitu:

  • Bell’s Palsy cenderung menyerang orang dengan usia 15 – 60 tahun
  • Bell’s Palsy lebih menyerang orang yang mengidap diabetes
  • Bell’s Palsy sering menyerang orang yang menderita penyakit pernapasan bagian atas, atau infeksi saluran pernapasan seperti flu
  • Bell’s Palsy cenderung menyerang wanita hamil yang berada di trimester ketiga
  • Bell’s Palsy menyerang orang dengan riwayat keluarga, yang pernah mengidap penyakit serupa.

Gejala Bell’s Palsy yang Wajib Diketahui

Sepertinya belum bisa dibilang mengenal Bell’s Palsy, jika kamu belum tahu gejala-gejala apa saja yang ditunjukkan.

Walaupun, di awal pembahasan sebenarnya sempat disinggung beberapa gejala Bell’s Palsy yang umum ditunjukkan. Namun, agar kamu lebih mudah mengetahui dan memahami gejala Bell’s Palsy, di bawah ini CekAja akan menguraikannya untuk kamu.

  • Penderita mengalami kelemahan di salah satu sisi otot wajah
  • Penderita mengalami kelemahan pada dahi, yang membuatnya tidak bisa mengangkat alis mata
  • Penderita mengalami kelemahan pada kelopak mata, yang membuatnya kesulitan menutup mata
  • Penderita mengalami kelemahan pada otot mulut, yang membuatnya menjadi mencong
  • Penderita mengalami nyeri telinga, tepatnya di bagian wajah yag terserang Bell’s Palsy atau lumpuh
  • Telinga yang terserang Bell’s Palsy lebih sensitif terhadap suara
  • Penderita akan sering merasa telinga berdenging di salah satu, atau kedua bagiannya
  • Penderita mengalami gangguan pada kelenjar air mata di sisi wajah yang terserang Bell’s Palsy
  • Penderita mengalami kelemahan indera pengecap, tepatnya di bagian yang terserang Bell’s Palsy
  • Bagian mulut penderita yang terserang Bell’s Palsy lebih mudah berliur
  • Mulut penderita terasa lebih kering dari biasanya, dan terasa sakit di sekitar rahang
  • Penderita mengalami sakit kepala dan pusing.

Cara Mencegah dan Mengobati Bell’s Palsy

Dari sejumlah informasi sebelumnya, bisa dikatakan kamu kini sudah lebih mengenal Bell’s Palsy. Bagaimana, cukup terlihat bukan betapa berbahayanya penyakit satu ini?

Tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, namun juga membuat rasa percaya diri para penderitanya turun, akibat tampilan fisik yang berubah, yakni kendur dan tak jarang bagian mulut penderita mencong.

Karena hal itulah, kamu dan orang lainnya yang merasa memiliki gejala Bell’s Palsy harus segera memeriksanya ke dokter, untuk memastikan dan melakukan langkah pencegahan.

Biasanya, untuk langkah pencegahan sendiri, dokter akan menyarankan untuk merubah pola hidup menjadi lebih sehat. Salah satunya, yaitu dengan mengonsumsi makanan tinggi serat, dan juga rutin berolahraga.

Apabila semua hal tersebut dilakukan dengan baik, maka risiko terserang Bell’s Palsy berat dapat dihindari. Tetapi kamu juga harus ingat, kalau perubahan pola hidup yang dilakukan harus diiringi dengan pemeriksaan kesehatan yang rutin.

Namun, bagaimana jika setelah merubah pola hidup, kondisi kesehatanmu belum juga membaik? Kalau begitu, kamu harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi yang cukup buruk, maka kamu perlu melakukan pengobatan tertentu, baik itu rencana fisioterapi, konsumsi obat-obatan rutin, dan lain sebagainya.

Untuk tahap awal, dokter biasanya akan melakukan diagnosa terlebih dahulu. Perlu diketahui, mendiagnosa Bell’s Palsy sama seperti melakukan proses eliminasi.

Sebab, dokter akan mencari tahu kondisi lain yang juga menjadi penyebab kelumpuhan wajah, seperti misalnya penyakit Lyme, tumor, atau stroke.

Selama proses diagnosa, dokter akan memeriksa beberapa bagian tubuh penderita, mulai dari kepala, leher, telinga, hingga otot-otot wajah untuk mengetahui dan menentukan apakah ada saraf lain selain saraf wajah yang terinfeksi.

Jika dari pemeriksaan tersebut masih belum ditemukan diagnose yang pasti, maka penderita akan dirujuk ke dokter spesialis THT (Telinga, Hidung dan Tenggorokan).

Nah di dokter spesialis THT ini, penderita akan melakukan pemeriksaan mendetail, yang di antaranya yaitu:

  • Elektromiografi (EMG), untuk menentukan tingkat kerusakan saraf dan lokasinya
  • MRI, CT Scan, atau sinar X, untuk mengetahui apakah ada kondisi lain yang menyebabkan timbulnya penyakit Bell’s Palsy, seperti tumor, patah tulang tengkorak, atau infeksi bakteri.

Setelah proses pemeriksaan selesai, kemudian ditemukan penyebabnya, maka penderita akan langsung diberikan resep obat, atau tindakan medis lainnya yang harus ditempuh. Untuk obat sendiri, ada beberapa yang dianjurkan dokter untuk dikonsumsi, yaitu:

  • Prednisolone atau Prednison (kelompok obat kortikosteroid), untuk mengurangi pembengkakan yang terjadi di saraf wajah
  • Obat tetes mata, untuk mencegah munculnya gangguan pada mata yang tidak bisa menutup.

Apabila semua obat tersebut dikonsumsi dengan baik, maka pengobatan bisa dipastikan berjalan lancar, dan kemungkinan besar penderita Bell’s Palsy akan pulih kembali seperti semula, setidaknya dalam dua atau tiga minggu.

Tetapi jika ingin pulih seutuhnya, penderita membutuhkan waktu kurang lebih 10 bulan. Itupun tergantung tingkat kerusakan saraf yang terjadi.

(Baca Juga: Bahaya Lemon untuk Wajah)

Nah, dari semua informasi di atas bisa disimpulkan, kalau terserang penyakit Bell’s Palsy benar-benar merugikan. Karena penderitanya tidak hanya merasakan sakit, namun juga terganggu dalam hal aktivitas serta penampilan.

Sehingga dengan mengenal Bell’s Palsy, kamu jadi bisa lebih waspada dan memperhatikan kondisi kesehatanmu saat ini.

Selain itu, kamu juga sepertinya perlu melakukan langkah pencegahan, salah satunya dengan menggunakan asuransi kesehatan.

Sebab, asuransi kesehatan akan menjamin semua biaya pengobatan dan perawatan selama kamu sakit. Dengan begitu, nantinya kamu tidak perlu lagi pusing memikirkan besarnya biaya pengobatan yang harus dibayarkan, karena sudah ditanggung oleh asuransi kesehatan.

Jadi, jika hingga saat ini kamu belum melindungi diri dengan asuransi kesehatan, yuk segera melakukan pengajuan secara online melalui CekAja.com.

Di sana, tersedia banyak produk asuransi kesehatan dari perusahaan ternama dan terpercaya, yang bisa dipilih sesuai kebutuhan dan kemampuan finansial.

Tidak hanya itu, proses pengajuannya pun sangat mudah, cepat dan aman, karena CekAja.com sudah terdaftar secara resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kalau begitu, tunggu apalagi? Yuk, ajukan sekarang juga!