Mengenal Kanker Darah, Penyakit yang Diidap Ani Yudhoyono

Berita kurang menyenangkan hadir dari mantan Ibu Negara Ani Yudhoyono, istri dari presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ani dikabarkan mengidap penyakit kanker darah.

Lewat video conference berdurasi empat menit, SBY menyampaikan kabar tentang istrinya. Terhitung sejak 2 Februari 2019, Ani pun harus menjalani pengobatan dan perawatan intensif di University Hospital Singapore atas rekomendasi tim dokter kepresidenan Indonesia.

Kanker darah adalah penyakit yang mengganggu produksi dan fungsi sel darah. Akibatnya, sel darah tidak bisa menjalankan fungsinya seperti mencegah infeksi hingga pendarahan dalam tubuh. Selengkapnya mengenai kanker darah, terus simak artikel ini.

Jenis Kanker Darah

Selama ini publik mungkin lebih mengenal kanker darah sebagai leukimia. Pada kenyataannya, ada tiga jenis kanker darah yang ditemukan dalam dunia medis. Bukan hanya leukimia, tetapi ada juga myeloma dan limfoma. Berikut masing-masing perbedaannya:

  • Leukimia

Leukimia adalah kanker yang menyerang sel darah putih. Pada kondisi normal, sel-sel darah putih berkembang secara teratur di saat tubuh membutuhkannya untuk memberantas infeksi yang muncul.

Namun, lain halnya dengan pengidap kanker darah. Sumsum tulang akan memproduksi sel-sel darah putih yang abnormal, justru tidak dapat berfungsi dengan baik. Jumlahnya yang berlebihan juga turut mengakibatkan penumpukan pada sumsum tulang, sehingga sel-sel darah yang sehat pun berkurang.

(Baca juga: Hari Kanker Sedunia: Waspadai 5 Pemicu yang Sering Dianggap Sepele)

  • Limfoma

Penyakit ini sering pula diistilahkan dengan kanker getah bening. Kendati sel-sel kankernya muncul dalam sistem limfatik yang menghubungkan kelenjar getah bening di seluruh tubuh. Sistem limfatik termasuk bagian penting dalam memelihara kekebalan tubuh manusia.

Kanker limfoma  non-Hodgkin menjadi yang paling umum terjadi di antara kanker darah jenis lain. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013, jumlahnya mencapai 14.905 penderita di Indonesia.

  • Myeloma

Lalu, ada myeloma. Myeloma lebih umum disebut kelainan darah, tetapi bisa juga dimasukkan dalam kategori kanker. Hal ini dikarenakan adanya sel plasma yang ditemukan di sumsung tulang, bagian tersebut berperan amat penting dalam melindungi sistem imun.

Sel plasma menghasilkan antibodi atau imunoglobulin, yang membantu tubuh menyerang dan melawan infeksi. Sebaliknya ketika sel-sel plasma ganas itu mulai tumbuh tidak terkendali, pada kasus myeloma jadilah kanker yang menyebar ke seluruh tubuh.

(Baca juga: Kanker Ini Bisa Muncul karena Stres Bekerja)

Faktor Pemicu Kanker Darah

Hingga kini, para ahli medis belum mengetahui secara pasti penyebab munculnya penyakit kanker darah pada seseorang. Namun, ada beberapa faktor yang terbukti meningkatkan risikonya. Menurut Parkway Cancer Center Singapura, beberapa lebih dikarenakan radiasi dan paparan bahan kimia. Kelompok faktor ini meliputi materi radioaktif (X-ray) dan sinar ultraviolet (UV).

Berbeda dengan kanker jenis pada umumnya, penyebab kanker darah tidak bisa diklaim secara genetik. Mutasi gen yang terjadi pada pasien kanker darah, terjadi secara spontan dan tidak diwariskan oleh orangtua. Bahkan saat ibu mengandung dengan kondisi terkena kanker darah, anaknya akan baik-baik saja.

Secara umum, risiko terkena kanker darah akan meningkat pula jika seseorang kerap mengonsumsi makanan yang kurang tepat. Zat karsinogen adalah salah satu senyawa pemicu kanker yang utama pada kudapan tertentu. Biasanya karsinogen ditemukan pada menu bakar-bakaran seperti sate atau steak.

(Baca juga: Mengenal Kanker Kulit Melanoma yang Serang Menantu Hatta Rajasa)

Upaya Penyembuhan Kanker Darah

Tiap orang menunjukkan gejala kanker darah yang berbeda. Sejumlah pengidap umumnya mengalami keluhan seperti demam dalam waktu yang lama, anemia, kelelahan berlebih, sampai pembengkakan kelenjar getah bening. Sayangnya, ada juga yang bahkan tidak merasa tanda-tanda apapun sama sekali. Hingga ketika didiagnosis oleh dokter, kanker yang diam-diam bersarang sudah memasuki stadium akhir.

Selama ini pilihan pengobatan kanker darah terbatas pada kemoterapi, terapi sel bertarget, atau transplantasi sumsum tulang belakang. Namun dari ketiga opsi tersebut, hanya satu upaya penyembuhan yang dinilai paling efektif, yakni transplantasi sumsum tulang belakang. Transplantasi sel punca alogenik, begitu sebutan dalam kamus medisnya dimulai dengan pengambilan sel sumsum tulang belakang dari pendonor, lalu ditanamkan pada pasien.

Dulu, transplantasi sel sumsum tulang belakang identik dengan donor yang biasanya hanya bisa dilakukan oleh anggota keluarga pengidap kanker darah. Namun selain keluarga, ternyata orang lain juga bisa menjadi pendonor untuk pasien. Adapun syarat bagi yang ingin mendonorkan sumsum tulang belakangnya untuk pasien kanker darah adalah sebagai berikut:

  • Berusia 18-44 tahun
  • Angka BMI maksimal 40
  • Tidak memiliki penyakit autoimun
  • Kondisi darah tidak mengalami kelainan

Itulah sekilas tentang kanker darah yang perlu dikenali. Jangan pernah lengah dalam menjaga kesehatan. Terlebih kanker bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal usia, mulai dari anak-anak, dewasa, hingga manula.

Bila perlu miliki juga asuransi kesehatan dari sekarang. Pilih dan dapatkan asuransi sebagai proteksi terbaik dirimu hanya dengan mengakses CekAja.com.